Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

DKI Akan Cari Pabrik Bakso Pemakai Boraks

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta akan menyisir industri rumahan penggilingan bakso yang diduga menggunakan boraks sebagai b

30 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta melakukan uji tes makanan yang mengandung formalin dan boraks di pusat wisata kuliner Kampung Lima, Jalan Sabang, Jakarta, 22 Mei 2015. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta akan menyisir industri rumahan penggilingan bakso yang diduga menggunakan boraks sebagai bahan pengawet. Rencana penyisiran itu menindaklanjuti laporan yang diterima anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. "Iya, kalau sudah masuk laporan seperti itu," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian, Darjamuni, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Komisi Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, sebelumnya mengungkapkan, hampir semua penggilingan bakso yang berlokasi di dekat pasar tradisional Jakarta menyediakan boraks sebagai bahan pengawet. "Hampir semua pasar tradisional ada," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Darjamuni, Dinas belum mengetahui persis lokasi penggilingan bakso yang diduga menggunakan boraks itu. Karena itu, Dinas akan mengecek industri rumahan penggilingan bakso di seluruh Jakarta. "Bahan bakunya yang kami periksa." Dinas Ketahanan Pangan juga akan melibatkan Dinas Perindustrian dan Energi untuk memeriksa industri rumahan penggilingan bakso itu.

Koordinator Komisi Bidang Perekonomian DPRD Jakarta, Ferrial Sofyan, juga menengarai adanya buah-buahan di pasar tradisional Ibu Kota yang disuntik zat pengawet. "Apel dan anggur digeletakkan begitu saja berminggu-minggu kok bisa aman? Berarti kan ada yang disuntikkan," ucapnya.

Ferrial mengklaim kerap menerima keluhan dari keluarganya ihwal rendahnya kualitas pangan di pasar tradisional Jakarta. Karena itu, dia meminta pemerintah DKI memperketat pengawasan terhadap 153 pasar tradisional di Ibu Kota.

Berbeda dengan klaim Ferrial, Darjamuni menuturkan, petugas Dinas hanya menemukan buah-buahan di pasar tradisional yang disemprot pestisida. Dinas tak menemukan praktik penyuntikan buah dengan zat pengawet. "Penyuntikan segala macam tidak ada. Tapi kalau pestisida masih kami temukan," tuturnya.

Darjamuni juga mengklaim bahwa tim bidang ketahanan pangan DKI telah melakukan inspeksi di pasar Jakarta setiap hari. Tim yang terdiri atas 18 orang itu dibagi menjadi tiga spesialis, yakni pertanian, perikanan, dan peternakan. LANI DIANA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus