Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta menyiapkan 21 rumah sakit rujukan untuk menanggulangi temukan efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) vaksinasi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dinas Kesehatan DKI bersama Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KOMDA PP KIPI) telah mempersiapkan tim untuk melakukan monitoring dampak pasca vaksinasi di setiap tingkatan administrasi," kata Widyastuti dalam diskusi virtual, Kamis, 14 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dinas Kesehatan DKI akan memantau efek samping setelah vaksinasi mulai dari gejala ringan sampai yang bersifat sistemik. Pemantauan efek samping diperlukan karena vaksin merupakan penyuntikan zat asing ke dalam tubuh untuk memicu kekebalan. "Kami juga berkoordinasi dengan para ahli untuk memantau KIPI ini," ujarnya.
Penyuntikan vaksin Covid-19 terhadap tenaga medis telah dimulai hari ini di beberapa puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan pencanangan tingkat provinsi akan dilakukan pada Jumat, 15 Januari besok, kepada 21 orang.
Dinkes DKI Jakarta telah menerima Vaksin Sinovac dari PT Biofarma sejak 4 Januari 2021 sebanyak 39.200 vial, lalu tanggal 7 Januari sebanyak 39.200 vial, dan pada 11 Januari sebanyak 41.640 vial, yang disimpan di Cold Room Gudang Vaksin Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
"Total hingga 11 Januari 2020, kami telah menerima 120.040 vial. Vaksin tersebut hanya untuk 60.000 nakes, dan jumlah tersebut masih kurang karena data nakes dan penunjang di DKI Jakarta yang tercatat sebanyak 131 ribu orang," ujarnya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Besok Serempak Vaksinasi Covid-19, Kecuali Kota Bekasi
Selain tenaga kesehatan, vaksinasi Covid-19 juga dilakukan terhadap pejabat publik sebagai contoh proses vaksinasi di Ibu Kota. "Meski hari ini sebagian tenaga kesehatan sudah mulai divaksin, besok tokoh akan divaksin," kata Widyastuti.