Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dokter: Gaya Hidup Keliru dan Obesitas Sebabkan Nyeri Sendi

Nyeri sendi memang lebih banyak terjadi di usia tua. Namun, tidak sedikit kaum muda mengalami nyeri sendi karena faktor gaya hidup.

12 Desember 2018 | 14.29 WIB

Ilustrasi radang sendi. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi radang sendi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri adalah sebuah sinyal yang disampaikan dari sistem saraf, bahwa ada yang tidak beres atau salah dengan tubuh. Nyeri bisa disebabkan oleh trauma seperti tusukan, sengatan, luka bakar, atau bahkan muncul dalam bentuk kesemutan atau ketidaknyamanan lain. Nyeri yang hadir bisa tajam atau sangat sakit atau hanya sebuah nyeri biasa atau tumpul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kondisi ini dapat datang dan pergi kapan saja, dapat juga menetap dalam beberapa lama. Nyeri dapat muncul hanya pada salah satu bagian tubuh saja seperti di daerah punggung, perut, dada, pinggang, dan dapat juga terjadi di seluruh tubuh,” jelas dr. Mahdian Nur Nasution SpBS, Pakar Nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam dunia medis, rasa nyeri terbagi menjadi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut. Nyeri akut umumnya datang secara tiba-tiba, bisa karena adanya penyakit tertentu, cedera, atau peradangan. Pada kondisi nyeri akut, dokter akan melakukan diagnosis dan juga terapi.

Meski demikian, nyeri akut bisa hilang atau malah berubah menjadi nyeri kronis. Yang dimaksud dengan nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lama lebih dari tiga bulan dan mengakibatkan berkurangnya aktivitas.

Perawatan nyeri sangat bergantung pada penyebab dan jenis rasa sakit yang dialami pasien. Beberapa modalitas terapi nyeri di antaranya obat-obatan, akupuntur, operasi, dan yang saat ini sedang banyak dilakukan adalah radiofrekuensi ablasi sebagai salah satu teknologi invasif minimalis untuk mengatasi nyeri kronis.

Tak dipungkiri, nyeri sendi memang lebih banyak terjadi di usia tua. Namun, tidak sedikit kaum muda mengalami nyeri sendi karena faktor gaya hidup.

“Penyebab terjadinya nyeri di usia muda karena gaya hidup tidak sehat, malas olahraga ataupun aktivitas yang berlebihan, hingga pemicu utama juga karena berat badan yang berlebihan,” ujar dr. Maridi Kartasasmita, SpB, direktur RS. Meilia Cibubur.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus