Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus seperti Sultan Rifat Alfatih yang terjerat kabel optik menjuntai di jalan terjadi pada pengendara motor lain. Bila Sultan Rifat mencoba bertahan dari sakit karena hantaman kabel optik, Vadim korban lain kabel optik menjuntai akhirnya meninggal dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vadim tersangkut kabel optik menjuntai saat mengendarai sepeda motornya di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat pada Jumat malam , 28 Juli 2023. Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Pelni sebelum akhirnya, 6 jam kemudian pada pukul 05.30 WIB pada Sabtu subuh, 29 Juli 2023 ia menghembuskan nafas terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo mengunjungi kediaman almarhum Vadim di Jalan Kalisari VIII, Gang Swadaya RT 08 RW 08, Pekayon, Jakarta Timur. Hampir sepekan setelah kepergian Vadim, masih terdapat beberapa karangan bunga tertumpuk di parrkiran dari PT Gojek Indonesia, Kerastase Indonesia, serta Nira dan Judha Allianz.
Vadim adalah seorang driver ojol
Vadim sehari-hari adalah pengemudi ojek online atau driver ojol, Vadim dimakamkan tak jauh dari rumah di Tempat Pemakaman Umum Kober, Jakarta Timur.
Idi,50 tahun, kakak ketiga Vadim kepada Tempo menceritakan baru beberapa hari lalu berkomunikasi dengan adiknya.
“Saya komunikasi beberapa hari sebelum dia main ke rumah,” kata Idi, Jumat, 4 Agustus 2023.
Menurutnya, kecelakaan yang dialami Vadim terjadi pada Jumat malam pukul 22.30 WIB. Dari lokasi, Vadim langsung dibawa ke RS Pelni. Vadim mengalami koma dan meninggal pada pukul Sabtu, 29 Juli 2023 pukul 05.30 WIB.
Idi bercerita, bahwa Vadim merupakan adik terakhir dari 7 bersaudara, dia masih bujang dan tinggal di indekos kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Vadim sempat bekerja di dunia kuliner. Idi mengatakan, adiknya itu kemudian memilih bekerja menjadi ojek online karena lebih fleksibel waktu yang bisa digunakan untuk main band dan berorganisasi di komunitas motor.
Menurut Idi, meski adiknya itu adalah anak bungsi, tapi sosok Vadim di mata keluarga adalah anak yang mandiri.
Idi menceritakan, adiknya tidak mungkin ngebut saat berkendara bahkan dia memastikan Vadim selalu menggunakan atribut mengemudi motor dengan persiapan yang matang.
“Saya pastikan kalau adek saya itu safety tertib, pakai sarung tangan selalu terperinci helmnya, tertib,” ucapnya.
Vadim terjepret kabel optik setelah ada truk lewat
Idi memperoleh informasi, adiknya terjatuh setelah mengantar penumpang.
“Banyak saksi yang mengatakan sebelum kena almarhum kabel tersangkut di truk depannya. Jadi kabel itu ketarik. Bentangan semakin kuat. Lalu njepret ke belakang pas kena leher almarhum,” tutur Idi.
Hal itu membuat Vadim terpental jatuh. Kepalanya langsung menghantam aspal.
Idi mendengar Vadim kecelakaan, setelah adiknya yang nomor empat dihubungi komunitas ojek online.
“Badan bagian luar tidak ada luka sama sekali. Jepretan kabel lebam hitam di leher. Luka parah di kepala istilahnya kayak gagar otak,” ucapnya.
Idi (50 tahun) kakak ketika Vadim, pengemudi ojek online yang tewas setelah kecelakaan terjerat kabel Telkom di Palmerah, Jakarta Barat. Foto diambil di kawasan Pekayon, Jakarta Timur. TEMPO/Desty Luthfiani.
Menurutnya, ada darah yang keluar di bagian hidung, mulut dan telinga.
Idi mengatakan hingga saat ini keluarga belum mencari tahu siapa perusahaan pemilik kabel. Bahwa kabel tersebut milik Telkom ia ketahui dari pemberitaan. Keluarga masih dalam suasana duka, sehingga segala permasalahan hukum dalam kecelakaan tersebut yang mengurus adiknya.
Keluarga menyayangkan pernyataan kepolisian bahwa korban lalai berkendara
Idi menjelaskan pihaknya menyayangkan statment kepolisian yang mengatakan adiknya lalai dalam berkendara.
“Pihak kepolisian menerangkan kurangnya konsentrasi berkendara di media, itu sangat disayangkan. Kalau orang naik motor malam-malam kan kita fokus ke sinar, kabelnya hitam gak kelihatan,” tuturnya.
Menurutnya, sebelum terlontar pernyyataan itu seharusnya kepolisian mengecek lokasi baru mengeluarkan pernyataan. Lantaran lokasi kecelakaan juga minim penerangan.
“Harapan keluarga itu terserah pihak terkait, cuma jangan mengeluarkan statment yang kurang pas,” ucapnya.
Keluarga tidak membawa kasus kecelakaan Vadim ke jalur hukum
menurut Idi, keluarga sepakat untuk menutup kasus dan tidak membawa kasus kecelakaan ini ke kepolisian. Alasannya, keluarga sudah ikhlas, adiknya sudah tenang dan Vadim belum berkeluarga dan memiliki tanggungan.
Meski demikian, keluarga berharap ada itikad baik dari perusahaan pemilik kabel.
“Keluarga sudah mengikhlaskan almarhum. Kalau ada niat baik datang ke keluarga sampaikan belasungkawa ya pintu keluarga terbuka,” tuturnya.
Selain itu, Idi berharap pemerintah menertibkan kabel semrawut agar tidak ada kejadian pengendara terjerat kabel lagi.
Sempat ditawari penasihat hukum
Idi menceritakan sempat ditawari bantuan penasehat hukum oleh kerabatnya namun ditolak.
“Tapi itu semua gak mengembalikan almarhum, dia kan juga belum berkeluarga. Kalau sudah ada bisa kita pertanyakan,” ucapnya.
Idi mengatakan adiknya tidak memperoleh asuransi Jasaraharja karena dianggap kecelakaan tunggal.
“Dari kepolisian kalau kecelakaan tunggal gak dapat katanya. Dari Laka Barat. Saya dapat info dari adik saya yang mengurus di sana,” tuturnya.