Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENTERI Perdagangan Rachmat Gobel buru-buru menelepon anak buahnya di kantor, Kamis siang dua pekan lalu. Langkah seketika ini dilakukannya saat mendapat pertanyaan dari Tempo, apakah sudah menyerahkan laporan kinerja ke Istana, yang paling lambat dimasukkan pukul 15.00.
"Sudah dikirim? Oh, sudah," katanya. Jawaban dari ujung telepon dirasa kurang cukup. Pengecekan ganda pun dilakukan. Rachmat lalu bertanya kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina, yang memang ditugasi merangkum setumpuk data menjadi hanya dua halaman kertas ukuran A4. "Sudah selesai, Pak," ujar Srie.
Percakapan itu terjadi di tengah kunjungan Rachmat bersama beberapa pejabat teras Kementerian Perdagangan ke kantor redaksi Tempo di Jalan Palmerah Barat 8, Jakarta Barat. Pengecekan mendadak itu dilakukan ketika Rachmat baru akan memulai pemaparan pencapaian kinerja selama enam bulan menjadi menteri.
Semua memang serba cepat. Presiden Joko Widodo hanya memberikan waktu sekitar tiga hari bagi 34 anggota Kabinet Kerja untuk menyerahkan laporan kinerja enam bulan sampai April lalu dan rencana kerja enam bulan ke depan pada Mei- Oktober nanti. "Secara rinci, tapi tidak lebih dari dua halaman," katanya Senin dua pekan silam. Dan tenggatnya tiga hari kemudian, Kamis, pukul 15.00.
Hingga batas akhir yang ditentukan, tak ada pejabat yang terlambat mengirimkan laporan. Soal bentuk laporan, Presiden tak mengharuskan menggunakan format tertentu, tapi wajib menyangkut tiga indikator besar, yakni kelembagaan, serapan anggaran, dan kebijakan. "Format tergantung menterinya," ucap Sekretaris Negara Andi Widjajanto, Rabu pekan lalu, kepada Ananda Teresia dari Tempo.
Walhasil, laporannya beraneka format. Ada yang berupa narasi, matriks kuantitatif, infografis saja, atau kombinasi. Tapi mayoritas berupa matriks kualitatif dan kuantitatif. Yang menarik, ada menteri yang mampu membuat laporan sangat efektif berupa infografis satu halaman. Sayang, Andi, yang ditugasi menerima laporan, merahasiakan nama sang menteri.
Sejumlah menteri menyatakan tak ada kesulitan berarti dalam membuat laporan yang rinci dengan tampilan menarik buat Presiden. "Saya on time, dong," ujar Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, penyusunan laporan dalam waktu singkat tak merepotkan karena dia biasa memberikan laporan berkala kepada Presiden mengenai program dan kendala. "Kami pakai matrikulasi program besar, baik realisasi, capaian, maupun kendala," katanya.
Salah satu program Imam yang moncer adalah perbaikan sepak bola nasional dengan membekukan kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Namun ada menteri yang mengaku sempat kesulitan bikin laporan dua halaman secara komplet dan mendetail dalam tiga hari. Sebab, data yang mesti disajikan begitu banyak. "Tapi akhirnya tidak jadi masalah," ujar Andrinof Achir Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Akhirnya, Andrinof mengirim ringkasan dua halaman kertas A4 berisi pointer-pointer, plus lampiran 30 halaman berisi pointer yang lebih mendetail. "Presiden tak masalah."
Dia pun mengaku telah mengirimkan laporan kinerja sebulan sebelum Presiden Jokowi memerintahkannya. Kemudian data diperbarui untuk kebutuhan laporan terbaru. Laporan singkat itu disusun dua anggota staf. "Tapi sesuai dengan arahan saya," ucap Andrinof. Laporan dan lampiran tersebut lantas diserahkan ke Sekretariat Kabinet sebelum lewat tenggat, Kamis pagi dua pekan lalu.
Jobpie Sugiharto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo