Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.co
Apakah Anda percaya sepak bola Indonesia dikendalikan mafia judi?
|
||
Ya | ||
89,3% | 2.149 | |
Tidak | ||
7,9% | 191 | |
Tidak Tahu | ||
2,8% | 67 | |
Total | (100%) | 2.4072 |
Judi sejatinya bukan hal baru di dunia sepak bola. Sejak era Galatama, kerja sama penjudi dengan pemain ataupun wasit sudah ada. Para pemain disuap agar timnya kalah sehingga menguntungkan bandar. Ada pula sebutan sepak bola gajah, yang kembali populer saat PSS Sleman dan PSIS Semarang mencetak lima gol bunuh diri ketika bertanding di babak delapan besar Divisi Utama Liga Super Indonesia, Oktober 2014. Dua klub sepak bola itu berlomba untuk kalah agar tak bertemu dengan tim lain yang lebih kuat. Masing-masing tim mengincar pertandingan dengan klub yang lebih lemah. Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menghukum para pemain yang bikin gol ke gawang mereka itu dengan larangan bertanding seumur hidup dan denda Rp 100 juta. Sanksi serupa dikenakan kepada pelatih dua klub dengan denda lebih besar, yakni Rp 200 juta. Judi bola ternyata tak hanya terjadi di tingkat lokal. Baru-baru ini seorang perantara judi berinisial BS mengaku mengatur skor pertandingan sepak bola Indonesia versus Thailand di semifinal SEA Games 2015, Singapura. Dialah penghubung antara bandar dan pemain atau pelatih dari tim yang hendak diatur kekalahannya. Benar saja, dalam pertandingan itu, Indonesia kebobolan lima gol dari Thailand, tanpa balas. Praktek judi bola di tingkat lokal dan regional diyakini ada. Dari 2.407 responden jajak pendapat di Tempo.co, 89,3 persen percaya sepak bola Indonesia dikendalikan mafia judi. Sayangnya, hingga kini belum ada mafia judi sepak bola yang diseret ke meja hijau.
Indikator Pekan Ini Apakah Anda yakin jalan tol Cikopo-Palimanan bisa mengurai kemacetan saat mudik?www.tempo.co. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo