Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dulu Tersendat, Kini Dipercepat

Presiden Joko Widodo membuat sejumlah terobosan sehingga proyek infrastruktur yang sudah lama macet kembali bisa digarap. Ini misalnya terjadi pada proyek Bandar Udara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, dan Jalan Tol Trans Jawa. Sejumlah terobosan datang dari Presiden sendiri, dari menerbitkan regulasi pembebasan lahan dan skema pembiayaan sampai memerintahkan menteri mencari inovasi percepatan proyek. Tak jarang Jokowi turun ke lapangan dan memanggil pelaksana proyek ke Istana Negara untuk mendengarkan keluhan mereka. Masih dibayangi persoalan seretnya pembiayaan dan tingginya tuntutan ganti rugi pembebasan lahan.

22 Oktober 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bergerak Setelah Mangkrak
DALAM tiga tahun pemerintahannya, Presiden Joko Widodo menggarap kembali belasan proyek infrastruktur terbengkalai warisan pemerintah sebelumnya. Ada yang macet sampai puluhan tahun karena kendala alotnya pembebasan lahan. Selain rajin mengunjungi lokasi proyek, Jokowi memecah kebuntuan dengan mengeluarkan sejumlah regulasi, terutama yang terkait dengan pembebasan lahan. Sebagian proyek sudah tuntas, sebagian lagi masih dalam tahap konstruksi.

Jembatan Ir Soekarno, Manado, Sulawesi Utara
Mulai dibangun: 2003
Mangkrak: 12 tahun
Mulai beroperasi: 28 Mei 2015
Alasan mangkrak: Kondisi tanah yang butuh penguatan fondasi dan kabel penyangga
Panjang jembatan: 1.127 meter
Lebar: 17 meter
Anggaran: Rp 300,28 miliar
Asal dana: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat
Mulai dibangun: 1963
Mulai beroperasi: 31 Agustus 2015
Alasan mangkrak: Masalah pembebasan lahan dan penanganan dampak sosial
Solusi: Mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede
Luas: 5.000 hektare
Ketinggian air maksimal: sekitar 260 meter
Daya tampung: 979,5 juta meter kubik

- Mengairi lahan seluas 90 ribu hektare
- Menyediakan air baku untuk wilayah Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Indramayu
Anggaran: US$ 467 juta
Sumber dana: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta pinjaman dari Cina

Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat
Digagas: 2003
Master plan bandara: 2007
Pembangunan dimulai dan membentuk badan usaha milik daerah PT Bandara Internasional Jawa Barat: 2013
Pemerintah pusat mengambil alih: Januari 2016
Alasan: Tak kunjung selesai dibangun
Solusi: Menugasi Kementerian Perhubungan mengambil alih Bandara Kertajati dengan menyuntik dana
Luas bandara: 1.800 hektare
Kapasitas: 5,6 juta penumpang per tahun
Anggaran: Rp 2,3 triliun
Sumber: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu)
Perencanaan: 1995
Mulai dibangun: 1996
Dibangun kembali: 17 Oktober 2014
Alasan mangkrak: Krisis ekonomi 1998
Panjang: 21,04 kilometer
Seksi I: 11 kilometer dari Casablanca, Jakarta Selatan, sampai Jakasampurna, Bekasi Barat
Seksi II: 10,04 kilometer dari Jakasampurna, Bekasi Barat, sampai Duren Jaya, Bekasi Timur
Anggaran: Rp 7,2 triliun
Progres pembangunan: 45,61 persen (24 Oktober 2017)
Target beroperasi: Maret 2018
Pengelola: PT Kresna Kusuma Dyandra Marga

Komposisi saham
PT Indad Utama: 6%
PT Remaja Bangun Kencana: 6%
PT Citra Mandiri Sukses Sejati: 12%
PT Tirtobumi Prakarsatama : 14,97%
PT Waskita Karya Tbk: 60%
PT Jasa Marga: 1,03%

Jalan Tol Pemalang-Batang-Semarang
Perencanaan: 1996
Mulai dibangun: 17 Juni 2016
Alasan mangkrak: Pembebasan lahan belum selesai

Solusi:
1. Menugasi badan usaha milik negara: Waskita Karya dan Jasa Marga mengambil alih pengelolaan beberapa ruas, seperti Pemalang-Batang dan Batang-Semarang
2. Mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
3. Mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2016 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Panjang: 114,9 kilometer
Anggaran: Rp 15,85 triliun
Progres pembangunan: 45,61 persen (24 Oktober 2017)
Target beroperasi: Maret 2018
PT Batang Pemalang Toll Road (ruas Pemalang-Batang)

Komposisi saham:
- PT Waskita Toll Road 60 persen
- PT Sumber Mitra Jaya: 40 persen
PT Jasa Marga Semarang Batang (ruas Batang-Semarang)

Komposisi saham:
- PT Jasa Marga 60 persen
- PT Waskita Toll Road 40 persen

Jalan Tol Cikampek-Palimanan
Mulai dibangun: 2011
Beroperasi: 14 Juni 2015
Mangkrak: 4 tahun
Alasan mangkrak: Pembebasan lahan yang tak kunjung selesai
Panjang: 21,04 kilometer
Anggaran: Rp 12,5 triliun
Pengelola: PT Lintas Marga Sedaya

Komposisi saham
Plus Expressways Berhad 55%
PT Baskhara Utama Sedaya 45%

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus