Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Game Over , PSSI

Pemerintah akhirnya membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Mengapa Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut "mengurusi" kisruh PSSI? Mengapa pula sebagian besar calon ketua ramai-ramai mundur dari Kongres Luar Biasa PSSI?

27 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menerawang. Di tangannya sepotong pisang belumlah habis ia santap. Gatot S. Dewa Broto, Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan, yang duduk di hadapannya di kantornya di lantai 10 gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga di Senayan, Jakarta, Kamis siang dua pekan lalu, terdiam. Sejenak kemudian Imam bertanya, "Pak Gatot sudah tahu saya diminta mendampingi Pak JK (Wakil Presiden Jusuf Kalla) untuk datang ke kongres?"

Kongres yang dimaksud Imam adalah Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia di Surabaya, Sabtu dua pekan lalu. Dalam kongres itu, La Nyalla Mahmud Mattalitti terpilih sebagai ketua umum.

Ajakan Kalla itu tampak membuat politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini dirundung dilema. Sebab, dalam hampir dua pekan terakhir Kementerian Pemuda dan Olahraga sedang melancarkan "perang terbuka" dengan PSSI. Kementerian bahkan tengah menyiapkan surat peringatan ketiga. Jika peringatan terakhir itu tak diindahkan, Kementerian akan menjatuhkan sanksi pembekuan terhadap PSSI. Maka, jika Imam mendatangi kongres, itu sama saja dengan mengesahkan kepengurusan yang baru.

Telepon Kalla sebelum Imam curhat kepada Gatot adalah yang kedua kali pada Kamis itu. Telepon pertama datang dari Sekretaris Wakil Presiden, Mohamad Oemar, pada Kamis pagi. Oemar menyampaikan pesan Kalla yang meminta Imam menemani Wakil Presiden membuka kongres.

Kepada Sekretaris Wakil Presiden, Menteri Imam menjelaskan duduk perkara keluarnya peringatan pemerintah terhadap PSSI. "Saya jelaskan secara rinci semuanya apa adanya," ujarnya kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Di akhir percakapan, Oemar menyampaikan pesan Kalla, "Beliau minta nanti diselesaikan saja setelah kongres."

Belum lama diletakkan, telepon Imam kembali berdering. Kali ini Kalla langsung yang berada di ujung telepon. Bekas Ketua Umum Golkar itu kembali meminta Imam mendampinginya dalam Kongres PSSI. Imam menyanggupi ajakan tersebut.

Kepada Gatot yang menemaninya hampir satu jam dengan suguhan pisang itu, Imam akhirnya memutuskan akan mendampingi Wakil Presiden. "Saya siap di-bully di kongres. Itu risiko," kata Imam seperti ditirukan Gatot.

*****

KONFLIK PSSI dengan pemerintah berawal dari tumpukan masalah yang mendera klub-klub peserta Liga Super Indonesia. Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menilai banyak peserta Liga tak memenuhi persyaratan klub profesional. Dari 18 peserta Liga, hanya 16 tim yang lolos verifikasi BOPI. Persebaya dan Arema gagal karena masing-masing masih bersengketa soal dualisme status klub.

PSSI ternyata nekat menggelar kompetisi Qatar National Bank (QNB) League-nama baru Liga Super Indonesia-dengan 18 peserta, 4 April lalu. PSSI mengizinkan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus tampil dalam kompetisi.

Kementerian Pemuda dan Olahraga meradang setelah PSSI tak mengacuhkan permintaannya. Kementerian melayangkan surat teguran pertama empat hari setelah kompetisi berjalan. Surat itu, kata Gatot, untuk memberi PSSI kesempatan mematuhi aturan. "Ini bagian dari aspek pembinaan," ujar juru bicara Kementerian itu.

Dalam surat teguran tersebut, Kementerian Olahraga meminta PSSI menghentikan laga bagi kedua klub paling lambat tujuh hari setelah menerima surat. Bila tidak, Kementerian akan mengeluarkan surat peringatan berikutnya.

Belum sempat mendapat jawaban PSSI, Kementerian malah mendapat surat dari induk sepak bola dunia (FIFA). Melalui surat Sekretaris Jenderal Jerome Valcke, FIFA menuduh pemerintah mengintervensi PSSI lewat proses verifikasi yang digelar BOPI. FIFA juga mengancam menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

"Surat FIFA itu membuat keinginan untuk tak mengakui PSSI bertambah kencang," kata Noor Aman, Ketua Umum BOPI, pekan lalu. "Pilihannya cuma dua, FIFA yang mem-ban atau pemerintah."

Hingga tenggat yang ditetapkan, PSSI tak kunjung membalas surat Kementerian Olahraga. Surat teguran kedua akhirnya menyusul pada Rabu dua pekan lalu, sekitar pukul 16.00. Namun, empat jam kemudian, mendadak PSSI yang masih di bawah naungan Djohar Arifin Husin membalas surat pertama dengan jawaban yang cukup mengejutkan: PSSI memerintahkan PT Liga Indonesia menghentikan sementara seluruh kompetisi QNB League sejak 12 April. "Kalau memainkan 16 klub saja, kami pasti kena sanksi FIFA," ujar Djohar kala itu.

Pernyataan PSSI mengecewakan pemerintah karena jawaban itu tak sesuai dengan isi surat pertama. Jajaran Kementerian Olahraga lantas membawa masalah itu ke dalam rapat internal yang digelar Kamis. Mereka melayangkan surat peringatan ketiga.

Ketika surat peringatan ketiga dimatangkan itulah ajakan Kalla datang. Noor Aman mengaku heran terhadap keinginan Kalla membuka kongres tersebut. "Belum ada presiden atau wakil presiden yang membuka kongres sepak bola sejak zaman Pak Harto (Presiden Soeharto)," katanya.

Kepedulian Kalla terhadap kisruh PSSI memang mencolok menjelang kickoff QNB League. Ia, misalnya, menerima Tim Penyelamat PSSI atau disebut Komite Ad-Hoc Sinergis PSSI di kantor Wakil Presiden pada 1 April lalu. Kepada sejumlah media seusai pertemuan, Kalla mewanti-wanti pemerintah agar tak mencampuri urusan PSSI.

Di hari yang sama, Kalla juga menelepon Imam. Awalnya, ia bercerita tentang susahnya mengurus sepak bola. Maklum, Kalla memang pernah menjadi manajer klub PSM Makassar. Namun Kalla kemudian meminta pemerintah membiarkan 18 klub mengikuti QNB League alias mengakomodasi Arema dan Persebaya.

Imam tak menyanggupi permintaan itu. Ia lalu menjelaskan hasil verifikasi BOPI kepada Kalla. Untuk menguatkan penjelasan tersebut, Imam mengirim dua surat yang berbeda buat Presiden Joko Widodo dan Kalla sehari setelahnya. "Ini unik karena biasanya surat ke Wapres hanya tembusan," ujar Gatot.

Baik Imam maupun Gatot membantah anggapan bahwa dua surat menjadi pertanda perbedaan sikap kedua pemimpin negara tersebut. Mereka juga menampik anggapan bahwa rentetan tindakan Kalla merupakan upaya menjegal rencana sanksi untuk PSSI.?"Itu cara Wapres menghapus stigma bahwa keputusan yang diambil pemerintah akan memundurkan sepak bola," kata Imam membela bosnya.

Pendapat berbeda datang dari Noor Aman. Ia menilai Kalla sudah berupaya mengintervensi PSSI. "Mungkin ada bisikan-bisikan kepada beliau," ujarnya. Ia curiga tindakan Kalla berhubungan dengan sponsor Liga Indonesia, yakni Qatar National Bank. Maklum, sebagian saham QNB milik Bosowa Group, jejaring usaha Kalla yang dikelola keponakannya, Erwin dan Sadikin Aksa.

Erwin menolak diwawancarai ihwal QNB. Adapun Sadikin mengatakan tak ada hubungan antara sang paman dan bisnisnya. Menurut anak Ramlah Kalla itu, pemegang saham dengan sponsor tak berkaitan. "Sponsor adalah keputusan manajemen, bukan pemegang saham," ucapnya melalui pesan pendek, Rabu pekan lalu.

Kalla sendiri membantah telah melakukan intervensi. Ia juga membantah telah menelepon Imam untuk meminta Menteri Pemuda dan Olahraga membiarkan PSSI menggelar kompetisi dengan 18 tim. "Tidak ada itu," katanya di sela kegiatan Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center, Kamis pekan lalu.

Ia menyatakan tak menghadiri Kongres Luar Biasa PSSI, 18 April lalu. Ketika memantau geladi bersih dan persiapan Konferensi Asia-Afrika pas di hari PSSI berkongres, Kalla mengatakan kepada pers, "Pak Jokowi tak bisa hadir (memantau geladi bersih) karena harus ke Medan. Terpaksa saya ambil tanggung jawabnya."

Ketua BOPI menilai batalnya Kalla ke Kongres PSSI bukan sebuah kebetulan. Noor Aman menyebutkan ada upaya yang dilakukan berbagai pihak agar Kalla tak meninggalkan Jakarta. "Yang pertama tentu melalui doa, kedua melalui teman-teman yang punya akses ke Pak JK, serta ketiga kepada orang yang lebih tinggi dari beliau (Presiden Jokowi)," ujarnya.

Menurut dia, salah satu akses yang digunakan adalah Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, yang kerap dianggap berseberangan dengan Kalla. Ketika dimintai konfirmasi, Luhut menegaskan Kalla memang sudah dijadwalkan menghadiri persiapan Konferensi Asia-Afrika. "Saya laporkan persiapan seperti ini dan itu, beliau langsung bilang akan hadir," kata Luhut, Selasa pekan lalu.

Gatot mengatakan Menteri Pemuda dan Olahraga mendapat kabar Kalla batal membuka kongres pada Jumat dua pekan lalu. Namun Imam tetap berangkat ke Surabaya. Ia mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara Hari Ulang Tahun Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Imam membantah kabar bahwa dalam lawatan itu dia melaporkan rencananya menjatuhkan sanksi pembekuan PSSI kepada Presiden. Laporan justru disampaikan melalui Sekretaris Negara. "Beliau tahu otoritas menteri seperti apa," ujarnya.

Sore itu pula Kementerian Olahraga membuat dua surat dengan tujuan berbeda. Surat pertama berupa balasan kepada FIFA. Isinya menjelaskan alasan Kementerian hanya meloloskan 16 klub dalam kompetisi. Isi surat lainnya: pembekuan PSSI. Gatot mengatakan Imam meneken sanksi pembekuan setelah kembali ke Jakarta pada Jumat dua pekan lalu sekitar pukul 22.00.

Surat itu membuat mesin organisasi PSSI macet lantaran disebutkan secara tegas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kepolisian tak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitas kepada PSSI dan seluruh kegiatan olahraganya. Surat dikirim ke panitia kongres di Surabaya pada Sabtu dua pekan lalu sekitar pukul 07.00.

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber Tempo berbeda. Surat pembekuan baru akan dilayangkan setelah kongres, tapi desakan yang mengalir deras membikin Menteri Imam menekennya pada Sabtu pagi. Desakan antara lain muncul dari Bonek 1972 dalam unjuk rasa menjelang kongres. "Kami mengultimatum bahwa kongres akan menimbulkan potensi kericuhan bila tak dibekukan," kata Andie Pecie, koordinator Bonek, Kamis pekan lalu.

*****

TAS kresek hitam menumpuk di ruang kerja Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin tiga hari menjelang kongres di Hotel JW Marriott, Surabaya. Isinya barang-barang pribadi yang diboyongnya sejak dia mengisi ruangan tersebut tiga tahun lalu. "Saya tahu diri. Nanti, kalau terpilih, baru dibawa ke sini lagi," ucap bekas anggota staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga itu.

Tindakan Djohar ternyata seirama dengan langkahnya dalam kongres. Ia bersama sejumlah calon ketua umum lain ramai-ramai lempar handuk sebelum pemilihan digelar. Di antaranya Direktur Utama PT Liga Joko Driyono, bekas Manajer Persepam Madura Achsanul Qosasih, serta Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia Sarman El Hakim.

Jalan Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti merebut posisi tertinggi organisasi pun lapang. Bekas Ketua Majelis Permusyawaratan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur itu meraup 92 suara dari 106 pemilih. Sebanyak 14 suara dikantongi pesaingnya, bekas anggota Komite Eksekutif PSSI, Syarif Bastaman.

"Saya mundur karena memang sudah tradisi Ketua PSSI hanya satu periode," kata Djohar via telepon kepada Tempo, Selasa pekan lalu. Saat ditanya ihwal ancaman yang menyebar dalam kongres, Djohar menjawab, "Saya tak tahu. Anda tanyakan ke voter-nya. Cari tahu mereka."

Seorang pemilik suara dari Jawa Timur kepada Tempo membenarkan, saat kongres, ada ancaman bila tak memilih calon tertentu. "Saya enggak berani, Mas. Bisa mati aku," katanya saat diminta menjelaskan identitasnya.

Pernyataan itu sama dengan pengakuan salah seorang calon Ketua Umum PSSI yang bersaing dengan La Nyalla. Dia menerima sejumlah pesan pendek bernada ancaman bila nekat maju dalam perhelatan tersebut. "Saya juga mendapat banyak saran untuk tidak datang. Pengancam itu orang-orang berbahaya," ujarnya.

Dia juga menyebutkan Joko Driyono, calon kuat yang sebelumnya disebut berpeluang besar memenangi kongres, sempat meneleponnya sebelum acara pemilihan. Joko, kata dia, menyampaikan kondisi "kritis" yang dialaminya menjelang perhelatan panas tersebut. "Dia terdengar seperti menangis karena habis dibawa ke suatu ruangan dan diancam," ujarnya.

Apung Widadi, aktivis Save Our Soccer, menyatakan Kongres PSSI tampak sudah didesain untuk kemenangan La Nyalla sejak awal. Indikasi ini terlihat dari tempat penyelenggaraan kongres yang merupakan basis massa Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur itu. "Pemilihan La Nyalla juga tak disertai perdebatan visi-misi," katanya Kamis pekan lalu.

La Nyalla membantah punya andil atas mundurnya sejumlah calon ketua umum, seperti Joko Driyono. "Joko maju karena siapa? Saya tanya balik, kenapa Joko mundur?" ucapnya di sela kunjungan ke Kementerian Olahraga, Senin pekan lalu. "Tanya langsung ke Joko," ujarnya dengan nada tinggi. Ia juga membantah ada ancaman dari pihaknya. "Informasi itu sama sekali tidak benar. Tak ada penjelasan lain," kata saksi dalam kasus dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur itu.

Adapun Joko berkelit saat ditanya ihwal ancaman yang diterimanya dalam kongres. Alasannya, apa pun jawaban yang disampaikan bisa menempatkannya pada posisi tak nyaman. Melalui pesan pendek kepada Tempo, Rabu pekan lalu, ia pun meminta cerita di balik kongres dilewatkan saja. "Please help me, help PSSI. It's over."

Tri Suharman, Gadi Makitan, Rina Widiastuti, Tika Primandari, Reza Aditya


Jusuf Kalla:
Saya Tak Ada Intervensi

RAUT wajah Wakil Presiden Jusuf Kalla berubah ketika ditanya soal kisruh Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia di sela acara Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center, Kamis pekan lalu. Toh, dia tetap bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan Tempo, meski terkesan terburu-buru.

Benarkah Anda pernah menelepon meminta Menteri Pemuda dan Olahraga membiarkan PSSI tetap menggelar kompetisi dengan 18 tim? Mengapa?

Tidak ada itu. Saya belum berbicara.

Mengapa mendadak batal hadir di Kongres PSSI (di Surabaya, 18 April lalu)? Apakah karena sudah tahu PSSI akan dibekukan?

Yang jelas, Presiden dan saya tidak ada intervensi.

Bagaimana Anda melihat pembekuan PSSI?

Jadi ini memang inisiatif Menteri Pemuda dan Olahraga sendiri. Nanti akan kita tanyakan apa sebabnya.

Bagaimana Anda melihat masa depan sepak bola nasional?

Menurut saya, PSSI itu harus dijaga keberadaannya dan juga dibina.

Reza Aditya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus