Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gara-gara Kiai Slamet

25 April 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH tekad telah dikibarkan oleh penguasa Keraton dan Pemerintah Kota Solo. Mereka ingin menjadikan Alun-alun Kidul alias Alkid Solo sebagai kawasan budaya dan wisata. Tapi panitia yang hendak mewujudkan impian ini sekarang pusing. Gara-gara gubuk liar? Bukan. Yang menjadi biang persoalannya justru sembilan ekor kerbau bule milik Raja Surakarta, Pakubuwono XII. Panitia bingung karena perusak keindahan ini tak mungkin digusur.

Selama ini, kesembilan kerbau albino tersebut memang tinggal di kawasan Alkid dan berkeliaran secara bebas. Alhasil, kotorannya bertebaran di mana-mana dan menebarkan aroma tak sedap. Tapi siapa yang berani menyalahkan kerbau yang dinamai Kiai Slamet ini? Tidak ada. Itu bukan semata karena kerbau ini milik raja, tapi juga lantaran binatang ini dianggap keramat. Masyarakat Solo percaya kerbau-kerbau ini punya tuah. Bahkan tiap perayaan tahun baru Jawa, pada tanggal 1 Sura, mereka diikutkan menjadi peserta kirab keliling kota. Saat itulah kotoran kerbau-kerbau tersebut menjadi rebutan warga karena dianggap menyimpan berkah.

Semula kawanan kerbau itu dikandangkan di sisi timur Alkid. Karena terdesak oleh gubuk-gubuk liar milik sekitar 200 keluarga di sana, akhirnya mereka dipindah. Pihak keraton lalu menempatkan mereka di kandang di kompleks Sitihinggil Alkid. Tapi, dasar kebo, persoalannya tak pernah usai. Mamalia ini sering membuang kotoran sembarangan dan membuat kubangan.

Sampai pekan lalu, panitia dan pembesar keraton di sana masih bingung. "Kami belum tahu akan ditempatkan di mana kerbau tersebut. Kami masih mencarikan lokasi yang cocok," kata G.P.H. Dipokusumo, Pengageng Parentah atau Pelaksana Pemerintahan Keraton Surakarta.

Irfan Budiman, Bibin Bintariadi (Malang), Anas Syahirul (Surakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus