Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gundul di sana penyebab pula

Banjir yang datang bulan januari dan pebruari di jakarta, selain kiriman dari bogor juga disebabkan oleh hutan gundul di kecamatan cisarua dan gunung picung serta kurangnya kesadaran masyarakat. (kt)

21 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI Pemda DKI, masalah banjir sekarang bukanlah soal lagi, meskipun nyaris datang tiap tahun. Baik sebab maupun pemecahannya sudah dilontarkan Gubernur Ali Sadikin secara terperinci (TEMPO,24 Januari '76). Karena itulah "air kiriman" dari Depok masuk ke Jakarta secara besar-besaran akhir bulan yang lalu, Gubernur Ali Sadikin -- yang waktu itu sedang general chek up di RS Carolus -- tenang-tenang saja. " Apalagi yang mau dilakukan selain memberitahukan penduduk supaya bersiap-siap menerima datangnya air", kata Syariful Alam Kepala Humas DKI. Dan kalaupun ada kegiatan yang luar biasa di wilayah banjir, tak lebih dari menutupi tanggul-tanggul dengan karung plastik berisi pasir. Yang kemudian hanyut lagi karena derasnya air. Di samping mengerahkan petugas Dinas Kebersihan untuk membersihkan saluran air. Di samping mengerahkan petugas Dinas Kebersihan untuk membersihkan seluruh saluran air yang selama ini macet karena tertimbun sampah dan lumpur. Namun, dari rentetan banjir yang datang dalam bulan Januari dan awal Februari yang lalu terasalah bahwa banjir kiriman punya daerah sasaran yang lain dengan banjir yang berasal dari gabungan "air kiriman" dan hujan lokal. Dan yang paling menderita sebagai akibat banjir kiriman itu adalah daerah Jakarta Pusat. Apalagi dalam bulan Januari itu di Bogor, selama sebulan penuh matahari hanya 3 hari menampakkan diri. Tapi hujan yang terus-menerus di Bogor itu bukanlah sebab utama, kata ir Rachmadsyah Abidin, Pembantu Dekan Fakultas Kehutanan IPB. Lebih dari 26.000 Ha hutan gundul terdapat di kecamatan Cisarua dan kecamatan Gunung Picung yang merupakan daerah aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane, adalah penyebab pula, tambah Rachmadsyah. Maka tak heranlah kalau aliran air dari Bogor dengan amat cepat melimpah ke Jakarta. Dan di Jakarta di samping belum sempurnanya prasarana pengendalian banjir, "kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungannya, adalah salah satu sebab", kata Soemarno, bekas Gubernur DKI. Mungkin dalam rangka memelihara lingkungan itulah maka Wagub Urip Widodo ketika meninjau daerah banjir, sempat berkata: "kesempatan banjir akan digunakan unntuk mengusir mereka, yang bertempat tinggal di sepanjang bantaran sungai, lebih-lebih para penghuni kolong jembatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus