BAGI Pemda DKI, masalah banjir sekarang bukanlah soal lagi,
meskipun nyaris datang tiap tahun. Baik sebab maupun
pemecahannya sudah dilontarkan Gubernur Ali Sadikin secara
terperinci (TEMPO,24 Januari '76). Karena itulah "air kiriman"
dari Depok masuk ke Jakarta secara besar-besaran akhir bulan
yang lalu, Gubernur Ali Sadikin -- yang waktu itu sedang general
chek up di RS Carolus -- tenang-tenang saja. " Apalagi yang mau
dilakukan selain memberitahukan penduduk supaya bersiap-siap
menerima datangnya air", kata Syariful Alam Kepala Humas DKI.
Dan kalaupun ada kegiatan yang luar biasa di wilayah banjir, tak
lebih dari menutupi tanggul-tanggul dengan karung plastik
berisi pasir. Yang kemudian hanyut lagi karena derasnya air. Di
samping mengerahkan petugas Dinas Kebersihan untuk membersihkan
saluran air. Di samping mengerahkan petugas Dinas Kebersihan
untuk membersihkan seluruh saluran air yang selama ini macet
karena tertimbun sampah dan lumpur.
Namun, dari rentetan banjir yang datang dalam bulan Januari
dan awal Februari yang lalu terasalah bahwa banjir kiriman punya
daerah sasaran yang lain dengan banjir yang berasal dari
gabungan "air kiriman" dan hujan lokal. Dan yang paling
menderita sebagai akibat banjir kiriman itu adalah daerah
Jakarta Pusat. Apalagi dalam bulan Januari itu di Bogor,
selama sebulan penuh matahari hanya 3 hari menampakkan diri.
Tapi hujan yang terus-menerus di Bogor itu bukanlah sebab
utama, kata ir Rachmadsyah Abidin, Pembantu Dekan Fakultas
Kehutanan IPB. Lebih dari 26.000 Ha hutan gundul terdapat di
kecamatan Cisarua dan kecamatan Gunung Picung yang merupakan
daerah aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane, adalah penyebab
pula, tambah Rachmadsyah. Maka tak heranlah kalau aliran air
dari Bogor dengan amat cepat melimpah ke Jakarta. Dan di Jakarta
di samping belum sempurnanya prasarana pengendalian banjir,
"kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungannya,
adalah salah satu sebab", kata Soemarno, bekas Gubernur DKI.
Mungkin dalam rangka memelihara lingkungan itulah maka Wagub
Urip Widodo ketika meninjau daerah banjir, sempat berkata:
"kesempatan banjir akan digunakan unntuk mengusir mereka, yang
bertempat tinggal di sepanjang bantaran sungai, lebih-lebih para
penghuni kolong jembatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini