Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Guru TK Gudang Peluru Bagikan Cerita dan Alasan Mereka Bertahan

Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi memutuskan membiarkan TK Gudang Peluru tak terusik di taman di Tebet. Tapi tetap belum ada landasan hukumnya.

19 Oktober 2023 | 09.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana TK Gudang Peluru terkini yang tidak jadi digusur, Selasa, 17 Oktober 2023. Tempo/M. Faiz Zaki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu pengajar di TK Gudang Peluru, Teti Kusmiati berharap bisa membuat sekolah berusia hampir setengah abad itu terus bertahan. TK Gudang Peluru telah dipastikan diam di lokasinya kini di sebuah taman di tengah kompleks Perumahan Gudang Peluru, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi memutuskan membiarkannya tak terusik revitalisasi taman yang sedang berjalan--meski berkembang kontroversi soal legalitas sekolah ini karena berdiri di atas taman.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teti menceritakan sudah mengabdi di TK Gudang Peluru sejak 2005. Dia bertahan termasuk saat pandemi lalu ketika jumlah muridnya drop hingga tersisa empat anak. Saat ini, dia menyebutkan, TK Gudang Peluru memiliki 14 murid dengan empat guru.

"Kalau pendapatan tergantung murid, kan setiap murid kami per bulan hanya bayar Rp 100 ribu," ujarnya sambil menambahkan uang total Rp 1,4 juta dari murid setiap bulannya itu yang dikelola untuk membayar guru, dua penjaga sekolah, serta biaya listrik dan sampah.

Sebagai guru TK berpengalaman, Teti mengaku pernah ditawarkan untuk pindah dan mengajar di tempat lain. Namun, ia menolak. Alasannya, amanah dari orang tua murid.

"Kalau ngikutin kebutuhan sendiri dan keluarga ya kurang, tapi kalau melepas murid rasanya tidak bisa," tuturnya saat ditemui di sela-sela Sosialisasi Peraturan Daerah DKI Jakarta di Tebet Eco Park pada Rabu, 18 Oktober 2023.

Endang Nursabaniah, Kepala TK Gudang Peluru, mengungkap merasa yang sama: keterikatan dengan TK yang sudah berdiri sejak 1976 tersebut. "Saya tahu sekali eksistensi TK itu sebelumnya, karenanya muncul rasa memiliki," ujarnya.

Endang mengaku ikut membantu mempertahankan TK Gudang Peluru karena menurutnya sekolah tersebut telah menyemai pendidikan dalam waktu yang sangat panjang. Ia juga mengapresiasi kinerja dan dedikasi guru-guru TK Gudang Peluru. Ia yang memutuskan tidak mengambil gaji bagiannya karena tidak ingin mengurangi operasional sekolah itu berkata, "Sebagai warga saya (juga) ingin membuat TK ini lebih."

Guru dan siswa TK Gudang Peluru hadir dalam Sosialisasi Perda DKI seputar pendidikan dan taman di Tebet Eco Park pada Rabu, 18 Oktober 2023. Tempo/Alifya Salsabila

Harapannya pula, para guru menerima gaji yang layak dan jumlah murid bisa bertambah. "Semoga ada yang bisa membantu mengembangkan SDM dan perbaikan bangunan sekolah kami," ucapnya. 

Dalam sosialisasi, anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi PSI, August Hamonangan, berharap TK Gudang Peluru memperoleh landasan hukum untuk keberadaannya di lahan taman. "Saya sebenarnya meminta supaya lebih memperhatikan keberadaan sekolah," ujar August. 

Dalam acara tersebut, August juga mengundang beberapa pembicara dari Kementerian Pendidikan Bidang PAUD dan Kasatlak Pendidikan Tebet. Acara ini juga menjadi sarana berdiskusi antara masyarakat yang hadir dan para pembicara seputar topik pendidikan dan taman di Jakarta.

ALIFYA SALSABILA NOVANTI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus