Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM sepuluh tahun ini, kancah sastra di Heidelberg, Jerman, menguat secara signifikan serta terbukti sangat hidup dan beragam. Setahun sekali diselenggarakan Majelis Sastra, yang diluncurkan pada 2014, tempat semua kelompok pemangku kepentingan sastra dan literasi bertukar pikiran. Kelompok penulis menyelenggarakan hadiah sastra tahunan Heidelberg Authors' Prize, baik secara lokal, regional, maupun internasional. Berikut ini wawancara Anton Kurnia dengan Andrea Edel, Direktur UNESCO City of Literature Heidelberg, khusus untuk Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa saja program utama Kota Sastra Heidelberg?
Utamanya promosi seniman lokal dan pegiat industri kreatif sastra: penulis, penerjemah, ilustrator, penerbit, dan penjual buku melalui proyek kerja sama internasional. Kami juga menggelar proyek pertukaran dan kerja sama internasional dengan Kota Sastra UNESCO lain, misalnya Ekspedisi Puisi (Heidelberg-Granada, Heidelberg-Praha, dan Heidelberg-Melbourne), program residensi penulis, serta membangun hubungan antara profesional sastra dan lembaga sastra di Heidelberg dengan mitra di Kota Sastra UNESCO lain. Selain itu, kami membuat program promosi membaca dan menulis, khususnya bagi anak-anak dan remaja, serta membina pengembangan sastra sebagai pendorong pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana peran dan dukungan pemerintah kota Heidelberg terhadap kelangsungan program Kota Sastra Heidelberg? Apakah pemerintah menyediakan dana khusus untuk program itu?
Kota Sastra Heidelberg UNESCO didukung secara finansial oleh pemerintah dan dewan kota serta menerima anggaran tahunan sebagai bagian dari anggaran kota. Anggaran ini memungkinkan kami membayar biaya yang layak kepada para sastrawan dan seniman serta merealisasi program-program melalui dana hibah.
Setelah sepuluh tahun menjadi Kota Sastra UNESCO, apa saja yang telah dicapai?
Heidelberg sangat berkomitmen membangun jejaring dengan banyak pihak dan mengeksplorasi perspektif baru. Ini termasuk mengadakan pertunjukan internasional dan residensi bagi para penulis Heidelberg di Kota Sastra UNESCO lain, mengundang seniman internasional ke Heidelberg sebagai tamu (misalnya ahli lukisan miniatur asal Pakistan, Osman Saeed), serta menyelenggarakan acara-acara unik yang imajinatif dan dirancang bersama para penulis Heidelberg, baik secara lokal, regional, maupun internasional, di wilayah metropolitan Rhine-Neckar. Contohnya kampanye “Auf ein Wort” (Pada Satu Kata) dengan pembacaan puisi melalui telepon.
Pendampingan kota-kota lain agar sukses bergabung dalam jaringan Kota Sastra UNESCO—seperti Lahore, Jakarta, dan yang terbaru Bremen—juga menjadi perhatian penting bagi kami. Kami memberikan perhatian khusus pada komunikasi serta penyebaran minat terhadap sastra, membaca, dan menulis dalam skala luas. Misalnya pembacaan karya di Stasiun Pusat Heidelberg dan di lembaga-lembaga sosial serta penyelenggaraan kompetisi menulis cerita pendek tingkat kota untuk semua warga. Heidelberg mendapat pujian dua kali dalam laporan UNESCO terbaru dan meraih nilai tertinggi dalam jaringan Kota Sastra dan Kota Kreatif UNESCO.
Apa perbedaan kehidupan sastra di Heidelberg sebelum dan sesudah menjadi Kota Sastra UNESCO?
Kini sastra dapat ditemukan di banyak tempat di Heidelberg, misalnya kampanye poster “Poetry in the City”. Dalam rangka ulang tahun ke-10 Kota Sastra, mural (urban art) bergambar rak buku akan dipasang di salah satu jembatan yang melintasi Sungai Neckar. Rak buku umum dapat ditemukan di banyak wilayah kota. Di tepi Sungai Neckar terdapat “Poesiomat” yang dapat memutar pembacaan puisi untuk orang yang lewat hanya dengan menyentuh tombol.
Jumlah acara sastra meningkat secara signifikan. Pada peringatan tahun ini, sekitar 50 acara sastra akan diselenggarakan di Heidelberg. Banyak pembacaan karya dengan tamu dari kota sastra lain diadakan secara dwibahasa atau dalam bahasa Inggris. Bahkan sebuah penerbit baru didirikan di Heidelberg yang menerbitkan karya-karya dari kota sastra lain (Granada) dan diterjemahkan secara dwibahasa ke bahasa Jerman dan Inggris.
Identitas budaya warga kota terkait dengan sastra dalam banyak hal. Peta sastra digital telah kami buat dengan entri topografi di berbagai tempat yang memiliki makna sastra di seputar Heidelberg.
Jadi, menurut Anda, sesungguhnya apa pentingnya menjadi Kota Sastra UNESCO bagi Heidelberg?
Predikat Kota Sastra UNESCO saat ini merupakan penghargaan internasional tertinggi bagi Heidelberg. Sastra membentuk profil internasional kota budaya Heidelberg serta membuat kota ini menarik bagi penduduk, pengunjung, dan para sastrawan. Namun ini juga lebih dari sekadar label. Ini adalah mandat untuk terus menumbuhkan serta mendukung keberagaman dan keunikan lanskap sastra Heidelberg.
Satu lagi, sejauh mana hubungan yang terjalin antara Heidelberg dan Jakarta sebagai sesama UNESCO City of Literature?
Masuknya Jakarta merupakan hal yang bagus untuk jejaring Kota Sastra UNESCO karena keberagaman dan kekayaan karya sastranya. Heidelberg dan Jakarta telah menjalin hubungan erat sejak Jakarta bergabung dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO pada 2021. Laura Prinsloo (Ketua Jakarta City of Literature) dan rekan-rekan di timnya dengan cepat menjadi bagian jaringan internasional ini sehingga kami dapat merealisasi proyek kerja sama pertama kami bersama-sama. Merupakan kebahagiaan tersendiri saat Anda sebagai penulis dari Jakarta tinggal bersama kami di Heidelberg tahun ini sebagai bagian dari program residensi penulis selama tiga bulan; menulis di sini dan memberikan pembacaan karya untuk publik. Kami menantikan karya baru Anda (sebagai hasil dari program residensi ini) dan berharap kita terus berhubungan.
Pada Oktober 2024, Ekspedisi Puisi dengan tiga penyair dari Heidelberg akan melakukan perjalanan ke Jakarta dan bertemu dengan tiga penyair Jakarta di Goethe-Institut Jakarta untuk bersama-sama menerjemahkan puisi mereka. Hasil lokakarya itu akan disajikan dalam pembacaan karya dwibahasa di Goethe-Institut Jakarta dan di Heidelberg untuk khalayak umum. Bagi saya, suatu kehormatan besar dapat bekerja sama dalam jejaring Kota Sastra UNESCO. Saya menantikan karya sastra yang akan muncul dari kerja sama kedua kota ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kota Sastra Bukanlah Sekadar Label"