Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengklaim sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi sumber polusi udara Jakarta. Mulai dari mengoperasikan bus listrik, penerapan ganjil-genap, penerapan tarif parkir tertinggi bagi kendaraan yang tak lolos uji emisi, pendataan kawasan, hingga perluasan dan optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meningkatnya polusi udara Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi yang menyebabkan polusi," kata Heru Budi di Jakarta Pusat, Jumat, 11 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber emisi lokal, kata Heru Budi, berasal dari transportasi dan residensial. Sementara sumber polusi regional disumbang dari kawasan industri yang lokasinya dekat dengan Jakarta.
"Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terus berupaya untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta melalui berbagai program," ujarnya.
Selain itu, Heru Budi mengklaim Pemprov DKI menggencarkan penanaman pohon yang dilakukan setiap Selasa atau Jumat. Terhitung sejak Oktober 2022 hingga Juli 2023, Dinas serta Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota telah menanam 10.474 pohon dan akan bertambah.
Dia mengatakan jumlah penanaman pohon dan tanaman hias yang dilaksanakan oleh lima Wilayah Kota Administrasi dan Kabupaten Kepulauan Seribu periode April-Juli 2023, yaitu sebanyak 55.345 pohon pelindung dan pohon produktif, serta 203.973 tanaman.
Pada 2023, kata dia, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta akan membangun 23 taman baru yang tersebar di lima wilayah Kota Administrasi dengan luasan mencapai 6,7 hektare.
Hal ini diharapkan dapat memberikan efek jangka panjang yang bermanfaat bagi udara dan lingkungan di Jakarta.
"Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi kami di Pemprov DKI Jakarta. Oleh karena itu, program-program yang sudah berjalan akan terus ditingkatkan," kata eks Wali Kota Jakarta Utara itu.
Heru Budi Hartono mengimbau seluruh warga untuk membantu dalam perbaikan kualitas udara di Jakarta dengan mulai beralih menggunakan transportasi umum yang saat ini sudah semakin banyak pilihannya, seperti Transjakarta, MRT, LRT, Mikrotrans. "Itu silakan dimanfaatkan," ujar dia.
Menurut Kepala Sekretariat Preaiden itu, rencana perbaikan kualitas udara di Jakarta merupakan program jangka panjang yang harus terus dikawal penerapannya dan untuk menyukseskannya, diperlukan sinergi dengan pemerintah daerah sekitar, yaitu Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).
"Sekali lagi, kami Pemprov DKI Jakarta akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta," katanya.