Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jalan Bubur Dan Air Minum

Kota dumai diusulkan dprd riau ke pusat untuk menjadi kotamadya administratif, walau jalan dan air minum belum memenuhi kebutuhan masyarakat. warga kota merasa usul tersebut. diterima dep. dalam negeri.(kt)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NIAT warga Dumai untuk menjadi kotamadya administratif tampaknya sudah bulat. Melalui DPRD Riau hasrat itu sudah diusulkan ke pusat. Apalagi kota kecamatan di pantai timur Sumatera itu sejak beberapa waktu lalu sudah penuh dengan bangunan baru yang dibuat dengan mutu setaraf kantor-kantor kabupaten atau kotamadya. Tapi soal jalan dan air minum masih belum setingkat dengan hasrat penduduknya. Tiga hari saja turun hujan jalan-jalan yang ada sudah akan menjadi bubur. Tentu ini mudah difahami. Sebab di samping tanpa got dan riol, juga karena jalan-jalan yang ada hanya berupa jalan tanah yang diolosi sisa-sisa minyak tanah. Keadaan serupa itu tak hanya terjadi terhadap jalan-jalan di dalam kota. Juga dialami jalan raya Dumai-Pekanbaru yang 180 Km itu. Karena mutunya juga sama. Bahkan hujan bulan Nopember tahun lalu sempat menghancurkan sekitar 4 Km jalan di jalur itu. Akibatnya penyaluran bahan-bahan pokok yang datang dari Medan maupun Padang melalui Pekanbaru menjadi tak lancar. Harga-harga pun segera melompat. Tapi di musim kemarau penduduk Dumai juga tak bersenang hati. Ini menyangkut persediaan air minum. Di musim begini tiap drum air akan berharga Rr 3.000. Dan di beberapa sumur umum akan sering terjadi baku hantam memperebutkan air. Lalu pelabuhan Dumai akhirnya jadi sasaram Sebab di sini terdapat unit air bersih (untuk kebutuhan kapal) berkekuatan 15 meter kubik per jam. Biasanya beratus-ratus pedagang air dengan gerobak antri memasuki pelabuhan untuk membasahi kerongkongan sekitar 30.000 warga kota itu. Rugi Kesulitan air serupa itu agak mengherankan juga. Sebab beberapa kilometer di luar kota terdapat sungai besar--dari sumber mana Pertamina dan Caltex menyedot kebutuhan melalui instalasi airnya. Tapi harap maklum - seper,ti bebcrapa fasilitas milik perusahaan minyak itu lainnya - soal air ini juga "terbatas untuk kepentingan perusahaan sendiri." Beberapa waktu lalu memang pernah ada niat membangun sebuah unit perusahaan air minum. Tapi setelah dihitung-hitung dengan jumlah penduduk yang mungkin akan menjadi langganan ternyata akan merugikan perusahaan niat itu diurungkan. Dan tak ada lagi yang berani membicarakan soal itu, meskipun hampir semua warga kota berani memastikan usul mereka untuk menjadikan Dumai sebagai kotamadya administratif akan diterima Departemen Dalam Negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus