REVOLUSI 'teknologi dapur' telah mengorbitkan banyak barang
baru. Dalam iklan Natal dan Tahun Baru di Singapura misalnya,
ada produk baru yang sudah lama pula dicoba dipasarkan ke
Indonesia: oven listrik yang menggunakan panas gelombang mikro
(microwave).
Di sana, Sanyo menawarkan harga S$ ]39. Kalau diimpor ke mari,
karena tergolong barang mewah, harganya bisa melompat 2 x lipat
jadi lima puluhan ribu rupiah di Glodok. Maka hanya ibu kaliber
Tante Sun saja yang dapat memilikinya.
Tapi tak usah iri, meskipun oven gelombang mikro ini ada
kelebihannya ketimbang oven listrik biasa yang menggunakan
pancaran panas kawat pijar. Sebab roti yang diletakkan di antara
kedua elektroda pemancar gelombang ribuan juta hertz itu dalam
waktu singkat akan matang terpanggang. Matang rata luar dalam.
Dalam hal oven kawat pijar atau oven gas hawa panas berangsur
meresap dari luar. Sehingga dapat terjadi (kalau suhu oven
distel terlalu tinggi), kulit luar roti atau panggang ayam sudah
hangus meski dalamnya masih mentah. Selain itu, oven toaster
(pemanggang roti keratan), atau kompor listrik kawat pijar
memboroskan sejumlah watt untuuk pemanasan awal.
Di bidang perkomporan, maskalai Jepang belum kehabisan akal.
Kini Matsushita dan Mitsubishi telah memprodusir kompor
elektro-maknetis. Pelat penutupnya dari keramik. Keramik itu
masih dapat ditembus oleh garis gaya maknetis. Hingga kompornya
tetap terasa dingin walaupun pantat panci sudah panas.
Untuk Rumah Sakit
Cuma berabenya, getaran maknetis antara kompor dan panci dapat
membisingkan kuping. Makanya harus ditambah lagi dengan alat
peredam getaran. Semua perlengkapan itu - termasuk panci-panci
khusus - mengatrol harga kompor maknetis itu sehingga terlalu
mahal bagi konsumen perorangan. Konsumsi listriknya juga
tinggi: sekisar 1000 watt. Buat rumah sakit, panti
peristirahatan dan toko bawah-tanah, yang risiko kebakarannya
lebih besar bila orang menggunakan kompor gas, kompor
elektro-maknetis itu dapat berguna.
Swedia, negeri pencipta lemari es Electrolux yang dapat
dinyalakan dengan minyak tanah, tak mau ketinggalan dalam
balapan alat-alat dapur mutakhir Oktober lalu, Swedish
International Press mengumumkan penemuan dandang lisrik yang
menghemat enerji sampai 30. Dandang buatan Elektrofood AR itu.
dapat menanak 7 kilo kentang di antara dua elektroda arus
bolak-balik dalam waktu 8 menit saja (dengan dandang listrik
biasa, makan waktu sampai 20 unit). Baik kentang maupun
elektrodanya terendam dalam air yang sekaligus berfungsi
sebagai penghantar listrik. Teknik osco (oscillating cooking --
memasak dengan arus bolak-balik) ini hampir tak merubah rasa
kentang maupun kandungan vitaminnya. Makanya teknik ini mulai
dicoba diterapkan pada pemasakan ikan, daging, dan sayuran.
Revolusi alat-alat dapur bertenaga listrik ini, didorong oleh
beberapa faktor. Antara lain makin mahalnya enerji, serta risiko
kebakaran yang lebih besar pada kompor gas, kompor minyak, dan
kompor listrik kawat pijar yang sumber panasnya terbuka.
Tak berarti risiko baru tak perlu diperhitungkan. Misalnya
risiko kena strom dandang Swedia, apabila arus listrik bocor
lewat air ke dinding dandang. Atau bocornya radiasi gelombang
mikro dari oven microwave, yang bisa bikin kulit tcrbakar
seperti ayam broiler. :
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini