Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jangan Simpan Minyak Goreng di Kulkas, Bisa Picu Kanker

Tak semua bahan makanan bisa disimpan di kulkas. Contohnya minyak goreng, justru berbahaya bila ditaruh di lemari pendingin.

25 April 2018 | 21.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menjadikan kulkas sebagai tempat penyimpanan makanan. Namun, tidak semua makanan aman untuk disimpan di kulkas, salah satunya minyak goreng. Jika dikonsumsi terus menerus ini dikhawatirkan kemungkinan terkenanya penyakit kanker lebih tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini karena minyak yang cair dimasukkan ke dalam kulkas, kemudian menjadi padat, dan dicairkan lagi. Ini sebutannya trans fat. Lemak jenuhnya lebih banyak,” ujar Chef Steby Rafael saat ditemui di Indofood Tower Sudirman, Jakarta, Selasa, 24 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lemak trans sendiri adalah zat pengotor yang muncul dari isomerisasi pada hidrogenasi parsial. Ini merupakan suatu jenis lemak jenuh yang umummya ditemukan di alam, namun bisa disintesis secara buatan.

Melihat hal itu, koki yang sudah mempunyai acara sendiri disebuah televisi swasta ini lebih hati-hati. Dari dua jenis minyak, kata Steby yakni, minyak kelapa dan minyak sawit, di Indonesia yang lebih populer ialah minyak kelapa. Selain rasanya enak, harga minyak kelapa juga tidak semahal minyak sawit.

“Minyak kelapa itu enak banget, rasanya gurih. Kalau minyak sawit, tingkat minyak jenuhnya sekitar 39-40 persen sedangkan kalau minyak kelapa bisa sampai 80 persen kadar lemak jenuhnya,” jelas Steby.

Selain lemak trans, Steby menyebutkan tanda minyak tidak bagus lagi bisa dilihat dari struktur minyak itu sendiri. Menurutnya, minyak yang sudah tidak bagus bisa dilihat dari warna minyak yang sudah mulai menggelap. Selain itu, dari asap yang ditimbulkan oleh minyak itu sendiri ketika digunakan untuk memasak.

“Kalau kita panasi sebentar, tapi sudah keluar asap, itu adalah strukturnya yang rusak. Jadi, akhirnya penyebab kanker menjadi tinggi,” imbuhnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus