Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kabupaten Tangerang akan membangun empat jembatan layang atau flyover dan satu underpass (terowongan) untuk mengatasi kemacetan di sejumlah titik di wilayah itu.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Selamet Budi Mulyanto mengatakan empat flyover atau jembatan layang yang disiapkan di Bitung, Cikupa, Cisauk, Islamic Karawaci. "Underpass akan dibangun di pertigaan Bugel Tigaraksa," ujarnya kepada Tempo, Minggu, 14 April 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Jalan Flyover Kemayoran Renggang, Banyak Kendaraan Melaj
Menurut Budi, setiap jembatan layang akan dibangun sepanjang 600 meter dengan lebar 12 meter. Anggaran setiap titik flyover Rp 175 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Budi menjelaskan dari hasil kajian yang dilakukan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air beserta Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang, titik yang paling mendesak dan segera dibangun dalam waktu dekat ini adalah Cisauk dan Bitung. "Karena dua titik ini level kemacetan sudah diambang batas, dan segera untuk dibangun," katanya.
Jembatan layang atau flyover Cisauk sepanjang 600 meter dengan luas 12 meter dibangun dari lampu merah Cisauk hingga melewati perlintasan kereta Cisauk. Proyek ini ditargetkan dibangun tahun 2020 dan selesai 2021.
Jembatan layang atau flyover mendesak untuk segera dilakukan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Cisauk, Kabupaten Tangerang. "Kemacetannya parah, volume kendaraan sudah diatas ambang batas, fly over bisa mengatasi masalah ini," kata Budi.
Karena proyek tersebut berada di jalan Kabupaten Tangerang, untuk penganggaran akan ditanggung APBD Kabupaten Tangerang. Namun, kata Budi, pendanaannya sedang koordinasikan dengan pemerintah pusat dan Provinsi Banten. "Karena dana APBD terbatas."
Jembatan layang ini, dia melanjutkan, juga akan menjadi salah satu fasilitas pendukung dalam optimalisasi stasiun KRL Cisauk yang dilengkapi dengan kawasan TOD.
Adapun jembatan layang Bitung akan dibangun sepanjang 600 meter dari lapangan Pertamina, melewati lampu merah hingga pintu tol Bitung. "Nanti dari jembatan layang ini akan ada interchange langsung ke gebang tol," ucapnya.
Menurut Budi, Bitung merupakan salah satu titik kemacetan paling parah di Kabupaten Tangerang. Penyebabnya, kata dia, kapasitas dan volume kendaraan yang tak seimbang, menjadi tempat bus dan angkot ngetem, serta terdapat banyak U-turn yang membuat laju kendaraan lambat. "kondisinya sudah sangat semrawut."
Sementara flyover Cikupa dibangun dari Pasar Cikupa hingga gerbang Perumahan Citra Raya. Desain kontruksi dan pendanaan, Budi menyebutkan, sama dengan Bitung dan Cisauk. Hanya saja konstruksi jembatan layang Cikupa dan Bitung akan dibiayai sepenuhnya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kabupaten Tangerang hanya menyiapkan lahan dan kajian. "Karena berada di jalan nasional, Jalan Raya Serang," katanya.
Kemacetan di Bitung dan Cikupa memang sudah lama menjadi masalah klasik. Selain kondisi jalan yang tidak memadai, bahu jalan kerap digunakan pedagang kaki lima menggelar lapaknya. Kondisi kemacetan sudah lama dikeluhkan pengguna jalan. "Ampun macet di Bitung, bikin kesel dan capek," kata Bayu Suryatomo, salah seorang karyawan swasta yang berkantor di wilayah Curug.
Menurut Bayu, kondisi kemacetan di Bitung sudah terjadi setiap waktu. "Ga kenal pagi, siang, malam. Untuk menembus gerbang tol saja butuh waktu 1 jam lebih," katanya.
Jembatan layang atau flyover Islamic, kata Budi, akan dibangun di pertigaan antara Islamic Karawaci. "Yang membangun pengembangan Lippo Karawaci," katanya.
Sementara itu, underpass Bugel dibangun di lampu merah Bugel, Tigaraksa. Budi menargetkan ke lima proyek ini rampung hingga tahun 2023. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang Bambang Mardi mengatakan jembatan layang mendesak untuk dibangun khususnya di Cisauk, Bitung dan Cikupa.
"Karena kondisi jalan sudah overload, pelebaran jalan sudah tidak memungkinkan, jalan satu satunya adalah membuat jalan layang," katanya.
Berdasarkan hasil kajian, kata Bambang, kepadatan lalu lintas di Cisauk, Bitung dan Cikupa sudah diatas ambang batas. "Rasionya sudah sampai 6, sudah paling parah," katanya.
Menurut Bambang, mengurai kemacetan dititik titik tersebut juga sulit. Perilaku pengendara dan masyarakat selama ini juga menjadi penyebab kesemrawutan jalan itu. "Ngetem seeenaknya, bahu jalan digunakan untuk berjualan, penertiban sudah sering dilakukan, tapi kembali lagi," katanya.
Lihat juga: Dukung Akses Stasiun dan TOD Cisauk, Tangerang Bikin Flyover
Solusi selain membangun flyover, kata Bambang, Kabupaten Tangerang juga membangun Terminal Tipe C di kawasan Curug. Langkah ini untuk menampung bus angkutan antar kota yang selama ini ngetem di Bitung.
JONIANSYAH HARDJONO