Kampanye model soeweno

SALAM akrab horas bah tak lagi terdengar di Kantor Wilayah P & K Sumatera Utara. Apa tak ada lagi warga Batak di sana? Bukan. "Setiap pegawai dan tamu yang datang wajib menggunakan bahasa Indonesia," ujar Soeweno, 56 tahun -- Kepala Kanwil. "Yang masih menggunakan bahasa daerah didenda Rp 50 per satu suku kata," ujar ayah dua anak itu kepada Asyadin S.T. dari TEMPO. Menyambut Bulan Bahasa 1987 dan Sumpah Pemuda 28 Oktober lalu, ia melemparkan gagasan: supaya siapa saja yang datang ke kantor tersebut harus berkomunikasi dan membiasakan memakai Bahasa Indonesia. Tapi itu juga ditujukan ke sekolah pembaruan yang sebagian besar muridnya keturunan Cina. "Di sekolah biasa, penggunaan bahasa nasional cukup baik. Tapi di perguruan similasi belum memuaskan," kata Jasun Siregar, 44 tahun, Kepala Sub Bagian Penerangan Kanwil. Untuk maksud luhur itu, Soeweno terka mengerahkan 30 "detektif bahasa" Lha iya, di kantornya saja di Jalan Cik Ditiro, Medan, 80% dari 800 pegawainya adalah orang Batak. Belum diketahui jumlah karyawan yang terkena peraturan itu. Tetapi setiap denda kemudian langsung disimpan di kotak yang tersedia di setiap ruangan. Rencananya, akhir bulan nanti kotak itu dibuka. Hasilnya akan disumbangkan ke PMI dan penderita bencana alam.