Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Karakter Selinguh Pria dan Wanita: Perempuan Paling Sulit Insaf

Psikolog Anggia Chrisanti menjelaskan perbedaan karakter perselingkuhan antara pria dengan perempuan.

14 April 2018 | 16.38 WIB

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi selingkuh. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini tindakan selingkuh identik dengan pria. Namun kenyataannya, ada juga perempuan yang berselingkuh. Sebab itu, korban perselingkuhan bisa dialami oleh siapa saja, baik pria dan perempuan. Lantas bagaimana karakter perselingkuhan antara pria dengan perempuan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konselor dan terapis psikologi di Biro Psikologi Westaria, Anggia Chrisanti mengatakan perselingkuhan tercipta dari perasaan nyaman. Dia menjelaskan perbedaan perselingkuhan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. "Pria akan bertindak sesuai pemikiran, sedangkan perempuan berdasarkan perasaan," kata Anggia Chrisanti.

Lantaran pria bertindak sesuai pemikiran, maka sangat mungkin bagi dia untuk berubah dan mengubah hubungan perselingkuhan. Misalnya ketika ada distraksi seperti pekerjaan yang menumpuk, kesibukan tinggi, atau pasangan yang resmi sudah mulai berubah dan sesuai dengan harapan dia, maka lambat laun hubungan perselingkuhannya bakal renggang dan bisa putus sama sekali.

Kondisi ini berbeda jika perempuan yang berselingkuh karena perempuan lebih banyak bertindak berdasarkan perasaan. "Pada wanita, perilaku untuk berselingkuh akan lebih sulit berubah karena ia bertindak atas perasaannya," ucap Anggia Chrisanti. Sebab itu, ungkapan bahwa perempuan yang berselingkuh akan lebih nekat dibanding laki-laki, kemungkinan benar.

Anggia Chrisanti mengatakan, perempuan berselingkuh memiliki rasa yang jauh lebih dalam, lebih berani, dan lebih nekat. "Bahkan kalau dia merasakan banyak manfaat dari berselingkuh, bukan tidak mungkin dia akan melakukannya berulang kali," ujar dia.

Lantas apa yang bisa membuat perempuan insaf atau mengakhiri hubungan gelapnya? Anggia Chrisanti mengatakan, perempuan akan jera berselingkuh jika merasakan pengalaman negatif berselingkuh. "Mungkin setelah mendapat ganjaran yang membuatnya trauma, misalnya digerebek, atau anaknya marah dan sakit," katanya. "Selama pengalaman negatif itu belum muncul, maka dia akan merasa nyaman dengan perselingkuhan itu."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus