Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al-Basyariah Uus Saharoh mengungkap kasus dugaan bullying terhadap siswinya karena berebut cowok.

17 Mei 2024 | 15.38 WIB

Ilustrasi bullying/risak di tempat kerja. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi bullying/risak di tempat kerja. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, DEPOK - Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al-Basyariah Uus Saharoh mengungkapkan kasus dugaan perundungan atau bullying terhadap siswinya karena berebut cowok. Hal tersebut disampaikan Uus Saharoh saat dikonfirmasi awak media di SMP Al-Basyariah Jalan Raya Pabuaran Gang Langgar Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jumat, 17 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Betul (karena masalah cowok), ternyata seperti itu. Jadi semalam saya sudah dapat informasi dari sana-sini, tapi saya kan belum bisa pastikan, sebabnya apa. Ternyata, setelah kami cross check dan tanya anak-anak yang bersangkutan, ternyata itu masalah cowok," ungkap Uus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kendati hari ini korban tidak bersekolah karena dimintai keterangan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Depok, tetapi Uus bersyukur kondisi korban cukup baik. "Mungkin kondisi masalah fisik juga sehat sih, kalo dilihat psikis mungkin perlu penanganan lebih lanjut. Tadi ke sekolah, jadi ya kami jemput tadi sekitar pukul 11 korbannya," tutur Uus.

Disinggung informasi ada kata-kata korban yang memicu pelaku melakukan perundungan, Uus tidak menampik hal tersebut. "Mungkin ya, karena dari awal memang rebutan pacar, jadi ada kata-kata yang saling dilemparkan. Tapi yang jelas belum sampai kami tanyakan secara langsung. cuma rumornya seperti itu," jelas Uus. Untuk pendampingan psikologis terhadap korban, Uus mengatakan sudah ada dari dinas terkait yang mau mendampingi korban.

Korban dan pelaku, kata Uus, saling kenal dan teman satu grup atau tongkrongan. "Cuma beda sekolah," kata perempuan berhijab itu.

Pihak sekolah mengaku kecolongan dengan kejadian tersebut. Uus pun mengaku kecewa karena sebagai pengajar mengharapkan semua peserta didik sesuai harapan. "Kalau ada yang seperti itu mungkin kami kembalikan kepada orang tua waktu intensitas di sekolahan hanya 8 jam selebihnya akan kami serahkan ke orang tua," ujarnya.

"Saya kira tidak hanya di sini, karena faktor keluarga juga, yang jelas permasalahan di SMP Al Basyariah yang menimpa anak-anak itu tidak lepas dengan permasalahan di rumah tangga," imbuh Uus.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus