Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Publik makin menyoroti kasus bullying SMP Plus Baiturrahman di Ujungberung, Bandung. Kasus itu viral setelah beredar video di media sosial. Video itu merekam perilaku yang menyakiti korban. Kepala korban dipasangi helm, kemudian dipukul dan ditendang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korban pun sampai pingsan mengalami perisakan teman-temannya itu. Saat ini polisi sedang mengusut kasus itu memeriksa sejumlah saksi dan pelaku.
Sasaran bullying
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Siapa pun rentan menjadi korban bullying. Tapi, ada beberapa orang kemungkinan berisiko tinggi menjadi korban daripada yang lain," kata Erica Laub, pekerja sosial klinis berlisensi spesialis di bidang bullying, kecemasan sosial, dan kesehatan mental untuk remaja dan dewasa muda, dikutip dari publikasi Characteristics of a Typical Victim of Bullying dalam Verywell Family.
Beberapa peneliti menilai, kurangnya ketegasan seseorang salah isyarat mudah ditarget menjadi sasaran bullying. Penting peran orang tua untuk memberikan keterampilan anak dalam memahami konflik antarpribadi dengan temannya.
Seseorang yang menjadi sasaran bullying acapkali dikucilkan dari interaksi sosial atau sering ditolak oleh temannya. Ketika merasa dikucilkan, ia akan sulit untuk menjalin pertemanan dan persahabatan. Orang tua perlu mendorong anak untuk berinteraksi sosial atau menemukan teman bermain.
Seseorang yang dipandang berbeda dalam beberapa hal oleh teman sebayanya bermungkinan mengalami bullying. Perbedaan ini kentara saat seseorang memiliki kebutuhan khusus dan kesulitan dalam belajar. Faktor seseorang menjadi sasaran bullying, karena berbeda dari mayoritas. Misalnya, berbeda warna kulit, gaya rambut, berpakaian, tingkat kecerdasan, dan keterampilan sosial melakukan interaksi.
Mengutip laporan dalam Advance in Nursing Science, cara mengurangi faktor kerentanan anak menjadi sasaran bullying, orang tua harus cepat memahami hal yang membuat anaknya menjadi target perisakan. Misalnya, cara menangani orang lain saat berperilaku yang tidak sopan. Jika anak tahu cara membela sendiri akan berguna untuk memiliki harga diri yang kuat. Ia juga tahu cara bersikap tegas dalam berkomunikasi agar bisa mencegah perilaku bullying.
Orang tua perlu berinisiatif dan memahami ciri anak telah menjadi korban bullying. Apa saja cirinya?
- Enggan bersekolah atau memilih untuk bolos.
- Kemampuan akademis selalu menurun.
- Melakukan berbagai tindakan yang merugikan tubuhnya
- Ada barang pribadi yang rusak, seperti buku, gawai, dan pakaian.
- Sulit untuk tidur secara tenang.
- Sering mengalami mimpi buruk.
- Kehilangan teman secara tiba-tiba.
- Menghindari berbagai interaksi sosial dengan teman sebaya maupun orang lain
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.