Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kata-kata Orang Tua Supaya Anak Semangat Puasa

Iming-iming hadiah tak selalu mesti dilontarkan supaya anak bersemangat puasa. Ada cara yang mudah dan tak keluar uang untuk melakukannya.

27 Mei 2018 | 06.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anak-anak belajar agama sambil menunggu waktu buka puasa di trotoar masjid Lautze, Bandung, Jawa Barat, 20 Mei 2018. DKM masjid menyediakan menu berbuka puasa bagi umat, musafir, dan tuna wisma di program Ngabuburit Di Teras Lautze selama sebulan penuh. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua kerap mengiming-imingi anak dengan hadiah agar mereka bersemangat menjalankan ibadah puasa. Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, harapan mendapatkan hadiah ini masih bisa ditoleransi jika anak masih kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pada anak kecil, motivasi yang datang dari luar diri masih dominan. Perilaku anak bergantung pada hadiah atau konsekuensi yang dia dapatkan," kata Vera Itabiliana. Sebab, anak kecil masih sulit memahami hal yang abstrak dan masih membutuhkan dorongan dari sesuatu konkret.

Namun seiring waktu, dia melanjutkan, ketika anak kian dewasa maka moitivasi dari luar atau ekstrinsik ini harus dihilangkan. Orang tua bisa membantu mengembangkan motivasi intrinsik atau keinginan yang muncul dari dalam diri, agar anak tergerak sendiri untuk melakukan ibadah.

Lantas bagaimana cara supaya anak tergerak melakukan ibadah puasa tanpa iming-iming hadiah? Vera Itabiliana menjelaskan, caranya mudah dan tak perlu keluar biaya. Orang tua mesti membiasakan diri mengucapkan kalimat penyemangat kepada anak.

Ilustrasi anak tarawih. REUTRES

"Misalnya, 'Wah, anak mama hebat bisa puasa seminggu penuh'," kata Vera Itabiliana. Ucapan seperti ini akan membuat anak bangga pada diri sendiri, menumbuhkan rasa percaya diri, dan mengembangkan sikap positif anak terhadap diri sendiri, sehingga lambat laun akan mengembangkan motivasi intrinsik.

Selain itu, tunjukkan kesan dan pengalaman menyenangkan setelah selesai beribadah bareng anak. Anak yang belajar lewat pengamatan akan menyerap pengalaman menyenangkan setelah beribadah, sehingga lambat laun dia juga ingin mencapai pengalaman yang sama.

"Pengajaran ibadah yang baik untuk anak adalah dengan memberi contoh dan menjadikannya kebiasaan sehari-hari," ucap Vera Itabiliana. Tentu bunda ingat kan, anak adalah peniru ulung yang mudah menyerap dan menerapkan apa yang mereka amati. "Jangan lupa, lakukan semua itu dalam suasana gembira."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus