Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kebut Pembangunan Infrastruktur TOD, Dirut MRT Jakarta: Untuk Pejalan Kaki

PT MRT Jakarta memastikan pengembangan TOD bakal mengutamakan pejalan kaki.

25 Maret 2023 | 15.17 WIB

Seorang pekerja sedang berdiri di ujung jembatan yang akan menjadi titik pertemuan dengan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas (Serambi Temu Dukuh Atas). Foto: PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.
Perbesar
Seorang pekerja sedang berdiri di ujung jembatan yang akan menjadi titik pertemuan dengan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas (Serambi Temu Dukuh Atas). Foto: PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) bakal mengebut dua proyek infrastukrur pendukung kawasan berorientasi transit (TOD) Dukuh Atas untuk mendukung operasional Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek pada Juli mendatang. Pembangunan dua infrastruktur yang bakal dipercepat pengerjaannya itu, yakni pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas dan Simpang Temu Dukuh Atas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menargetkan pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas dan Simpang Temu Dukuh Atas rampung pada medio tahun ini, agar bisa digunakan penumpang LRT Jabodetabek. “Kami targetkan pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas selesai pada Juni mendatang, sedangkan Simpang Temu Dukuh Atas selesai Mei mendatang,” kata Tuhiyat dalam forum jurnalis di Taman Literasi Martha Tiahahu Blok M, Jakarta, Jumat, 24 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tuhiyat mengatakan progres pembangunan Serambi Temu Dukuh Atas yang berada di Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan, itu telah mencapai 78,6 persen. Serambi Temu Dukuh Atas merupakan infrastruktur berupa jembatan penyeberangan multiguna yang akan menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dengan Stasiun KCI Sudirman sepanjang 265 meter. Proyek infrastruktur itu dilaksanakan oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (PT MITJ) yang merupakan Perusahaan Patungan dari PT MRT Jakarta dengan PT KAI.

Saat ini, PT MITJ sedang berfokus pada penyelesaian Zona 1 yang menjadi bangunan utama, serta persiapan pekerjaan struktur atap dan façade di Zona 2 yang menjadi jembatan Banjir Kanal barat. Selain itu MITJ juga sedang menyelesaikan arsitektur, mekanikal, dan elektrikal Zona 3 yang menjadi area di dekat stasiun KAI. 

“Saat ini juga sudah dilakukan perjanjian kerja sama pemanfaatan aset antara PT MRT Jakarta dengan Pemprov DKI Jakarta,” ucap dia. “Pembangunan Serambi Temu ini bakal mendukung pengoperasian LRT Jabodetabek dari Cibubur dan Bekasi, yang stasiun terakhirnya ada di Dukuh Atas”.

Sedangkan, Simpang Temu Dukuh Atas yang juga menjadi infrastruktur penunjang kawasan TOD Dukuh Atas progresnya telah mencapai 88,1 persen. Simpang temu tersebut merupakan pembangunan Transport Hub yang berfungsi sebagai area pemadu moda angkutan umum masal yang berlokasi di Jalan Blora, Menteng, Jakarta Pusat. 

Simpang temu dibangun dengan luas 15 ribu meter persegi dengan ketinggian 11 lantai ini dilengkapi dengan fungsi perkantoran, retail, dan pasar modern. Simpang Temu Dukuh Atas ini juga dilengkapi pemberhentian bus Transjakarta dan ojek daring yang dapat menunjang kegiatan transit dari Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KRL Sudirman, Stasiun LRT Jabodebek dan Stasiun BNI City. Proyek ini dilaksanakan oleh PT MRT Jakarta. “Tiga lantai gedung ini akan kami gunakan untuk kantor MRT Jakarta, karena yang di Wisma Nusantara tidak menampung untuk seluruh pegawai MRT,” ucap Tuhiyat.

Selain itu, infrastruktur lain yang menunjang pengembangan TOD di kawasan MRT Jakarta juga masih terus dikerjakan seperti pendestrian Blora-Kendal yang progresnya telah mencapai 50 persen. Pendestrian Blora-Kendal dibangun sebagai perluasan plaza transit Stasiun KCI Sudirman dan Stasiun MRT Dukuh Atas. Area plaza sepanjang 150 meter itu akan mengembalikan ruang pejalan kaki dan mengurangi kepadatan yang kerap terjadi saat jam sibuk di kawasan Jalan Blora-Kendal.

Di sisi lain, pelebaran Jalan Pati-Juana yang menjadi pelengkap pendestrian Blora-Kendal juga terus berjalan. Hingga kemarin, progres pelebaran Jalan Pati-Juana telah mencapai 50 persen. Sedangkan penataan Taman Kudus di kawasan TOD Dukuh Atas telah selesai 100 persen. “Begitu juga penyediaan hunian sewa Alaspadu juga telah selesai 100 persen. Hunian sewa ini bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan RP 7-20 juta per bulan”.

Berikutnya: Pengembangan kawasan TOD di sejumlah stasiun

Pengembangan kawasan TOD di beberapa stasiun di fase 1 koridor selatan-utara MRT bertujuan untuk memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang bertujuan untuk mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang. Dalam pembangunan MRT Jakarta fase 1 koridor selatan–utara ini, PT MRT Jakarta sedang mengembangkan rencana induk kawasan transit terpadu di lima stasiun, yaitu Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, kawasan Cipete (yang mencakup Stasiun Cipete, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A), kawasan Blok M (termasuk Stasiun Sisingamangaraja), dan Stasiun Dukuh Atas. 

Pemerintah DKI Jakarta pun telah memberikan mandat kepada PT MRT Jakarta untuk menjadi operator utama pengelola kawasan TOD di delapan stasiun, yaitu Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Blok M, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.

Stasiun Lebak Bulus merupakan stasiun pertama di koridor selatan – utara yang diharapkan dapat menjadi magnet bagi masyarakat penglaju dari daerah penyangga seperti Tangerang Selatan yang banyak beraktivitas di Jakarta. Para penglaju ini menggunakan kendaraan pribadi dan transportasi publik setiap hari dari area permukiman padat sehingga—seperti area lain padat permukiman—akan berkontribusi pada kemacetan.

Kehadiran konsep TOD yang memiliki sejumlah fasilitas penunjang mobilitas penumpang serta memiliki sistem transportasi pengumpan dari area tersebut diharapkan akan meningkatkan jumlah pengguna atau calon penumpang transportasi berbasis rel kereta ini sehingga masyarakat dapat mulai meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi dalam mobilitas sehari-harinya.

Sedangkan kehadiran konsep transportasi terintegrasi di Stasiun Dukuh Atas, akan mengatur arus penumpang yang menggunakan lima moda tranportasi berbeda di kawasan ini, yaitu MRT Jakarta, Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta, kereta bandara (railink), kereta komuter (commuterline), dan kereta Light Rapid Transit (LRT) yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.

Pergerakan manusia ini akan didukung oleh sistem pedestrianisasi kawasan, baik berupa infrastruktur pedestrian yang baru maupun upgrade dari yang ada serta ruang-ruang terbuka yang akan dibentuk.

Kawasan Cipete yang mencakup Stasiun Cipete, Haji Nawi, dan Blok A, akan mendorong kawasan perdagangan yang saat ini tumbuh dengan konsep shopping street serta meningkatkan aksesibilitas di setiap bagian dari kawasan tersebut sehingga penyebaran kegiatan tidak hanya terjadi di jalan utama. Peningkatan aksesibilitas tersebut diutamakan untuk pejalan kaki dan non-motorized vehicles baik melalui jalan yang ada maupun menggunakan lahan-lahan milik pribadi melalui metode public use private own. Pengembangan kawasan transit terpadu ini diharapkan menjadikan MRT Jakarta atau moda transportasi publik lainnya sebagai pilihan masyarakat dalam mobilitas sehari-harinya.

Berikutnya: Nilai  Investasi TOD MRT Jakarta Tembus 1,5 Triliun 

Kepala Departmen TOD Planning & Development MRT Jakarta, Sagita Devi, mengatakan nilai investasi TOD MRT telah mencapai Rp 1,5 triliun dari proyek infstruktur yang telah dibangun tahun lalu. Nilai tersebut berasal dari perhitungan pembangunan 15 proyek infrastruktur yang telah terbangun di kawasan TOD MRT Jakarta. “Ada empat infrastruktur yang telah beroperasi dan 11 infrastruktur masih dalam proses pembangunan,” kata Sagita.

Adapun empat proyek infrastruktur yang telah beroperasi itu, yakni Transit Plaza di depan Poins Squere Lebak Bulus, Simpang Temu Lebak Bulus, Penyediaan Hunian TOD, dan Taman Literasi Martha Christina. Sedangkan 11 infrastruktur yang masih berjalan, yakni Rumapadu One Balepark Fatmawati, Penataan Taman Kudus, Park and Ride Lebak Bulus, Plaza Transit Mahakam, Pelebaran Jalan Pati-Juana, Pendestrian Tunel Menara Mandiri, Serambi Temu Dukuh Atas, Pendestrian Blora-Kendal, Simpang Temu Dukuh Atas, Pendestrian Tunel Thamrin Nine, dan Penataan Persimpangan Stasiun Karet.

Adapun sekema pendanaan infrastruktur TOD MRT Jakarta yang diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 15 tahun 2020, kata Sagita, bisa bersumber dari pemenuhan kewajiban MRT Jakarta atas pendistribusian intensitas melalui peningkatan koefisien lantai bangunan rata-rata kawasan, anggaran MRT Jakarta, pinjaman, perjanjian atau kontrak dengan pihak lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. “Dalam pendanaan ini memang perlu diterus dikembangkan alternatif lain, termasuk dengan swasta,” ucapnya.

Selain itu, dari kajiannya, Sagita menyebut pengembangan TOD MRT Jakarta juga telah menciptakan nilai tambah baru bagi kawasan yang dibangun berwawasan transit itu. Salah satunya adalah peningkatan nilai property dan nilai lahan. “Rata-rata kenaikan nilai lahan dari pembangunan MRT Jakarta fase 1 mencapai 5,1 persen,” ucapnya. “Bahkan perolehan peningkatan nilai kawasan dalam bentuk kontribusi atau pajak juga bakal meningkat.”

Berikutnya: Pembangunan TOD Mengutamakan Pejalan Kaki

 

PT MRT Jakarta memastikan pengembangan TOD bakal mengutamakan pejalan kaki. Kepala Departemen Corporate Communication PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, mengatakan pengembangan TOD MRT Jakarta berorientasi terhadap pejalan kaki. “Karena orang yang naik MRT atau angkutan umum lainnya adalah pejalan kaki. Jadi dibangun bukan untuk kendaraan bermotor,” ucapnya. “Di dalam TOD kami akan bangun juga kantung parkir,” ujarnya. 

Pengembangan MRT Jakarta dan kawasan TOD diharapkan bisa membuat pengendara bermotor beralih menggunakan tranportasi publik. Menurut dia, sudah saatnya pemerintah mengubah paradigma pembangunannya dengan tidak lagi berorientasi pada kendaraan pribadi khususnya mobil melainkan lebih berorientasi pada pejalan kaki dan kendaraan umum massal. 

Menurut dia lagi, perubahan tersebut tidak hanya berhenti di penyediaan sistem transportasi massal yang memadai namun juga konsep pembangunan kota yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penghuninya, termasuk pentaan kawasan, arus penumpang, dan integrasi antarmoda. “Persoalan itu yang mendorong MRT Jakarta untuk mengembangkan kawasan berorientasi transit,” ucap Pratomo.

Sagita Devi menambahkan konsep utama pengembangan MRT Jakarta di titik beratkan kepada pejalan kaki. Sehingga infrastruktur yang menunjang akses pejalan kaki dengan jangkauan sekitar 300-700 meter dari kawasan TOD akan dibenahi. “Jadi konektifitas baik jalan layang dan underground untuk pejalan kaki itu yang akan ditambah dan ditingkatkan,” ujarnya. “Kami juga akan bekerja sama untuk menambah interkoneksi di sepanjang jalur MRT berkolaborasi dengan pemilik lahan di sekitar kawasan MRT.”

Pengamat tata kota dari Universitas Trisaksi Nirwono Yoga mengatakan dalam pengembangan TOD perlu adanya orientasi menguntungkan masyarakat sekitar kawasan dengan menyediakan fasilitas umum yang dibuat aksesibilitas. Selain itu, kehadiran MRT juga mesti memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal. “Jadi batasi atau tidak mengarahkan pengembangan bagi masyrakat pendatang yang akan tinggal di TOD,” ucapnya.

Nirwono menyarankan MRT Jakarta bisa mengarahkan pengembangan bagi pengembang yang memiliki lahan disekitar TOD untuk berkolaborasi dan bersinergi membangun kawasan beroritentasi transit bersama. “Pengembangan TOD di sekitar stasiun MRT harus menjadi kesempatan Pemda DKI untuk menata, meremajakan, atau merevitalisasi kawasan permukiman terutama permukiman kumuh di sekitarnya.”

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus