Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi gerakan Indonesia Memanggil yang digelar di sekitar Istana Negara pada Senin, 28 Oktober 2019 berakhir damai. Sekelompok orang misterius yang sempat bertahan pun membubarkan diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Massa dari kelompok buruh dan mahasiswa lebih dahulu membubarkan diri seiring matahari yang kian terbenam. "Rekan-rekan mahasiswa, mundur. Hati-hati jangan terprovokasi," kata salah seorang mahasiswa beralmamater Universitas Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sekelompok orang berpakaian serba hitam sempat bertahan di barisan paling depan. Mereka berada sekitar 20 meter dari barikade kawat berduri polisi. Tak jelas dari mana asal kelompok orang tersebut.
Beberapa dari mereka menggunakan jaket hitam dengan lambang tiga garis vertikal. Saat mahasiswa dan buruh mulai memundurkan diri, terlihat ada adu mulut di antara internal kelompok tersebut.
Mereka juga terdengar beberapa kali melontarkan kalimat bernada provokasi kepada polisi, termasuk saat Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan berterima kasih kepada massa aksi dari mahasiswa dan buruh. Sekitar 20 menit bertahan, sekelompok orang berpakaian serba hitam itu membubarkan diri.
Hari ini massa yang merupakan gabungan dari mahasiswa dan buruh menggelar aksi Gerakan Indonesia Memanggil. Hadir juga Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan AJI Jakarta yang turut serta dalam aksi.
Isu yang diangkat dalam aksi kali ini masih melanjutkan perjuangan menolak pengesahan revisi UU KPK dan rencana pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RKUHP atau dikenal dengan aksi #ReformasiDikorupsi.
Aksi serupa sempat berlangsung di Gedung DPR, Jakarta pada akhir September lalu. Namun kesinambungan aksi terhenti karena pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.