Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kemenag: Waisak 2567 BE Jatuh Pada 4 Juni 2023

Dirjen Bimas Islam Kemenag RI menyatakan perayaan Waisak 2567 Buddhis Era (BE) bertepatan dengan 4 Juni 2023, bukan 6 Mei 2023.

4 November 2022 | 08.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana perayaan Tri Suci Waisak 2566 BE/2022 di pelataran candi Borobudur, Magelang, Jateng, Senin, 16 Mei 2022. Kenaikan harga tiket Candi Borobudur bagi wisatawan domestik menuai kritik dari masyarakat dan tokoh politik, yang beranggapan harga Rp 750.000 terlalu mahal. Bahkan Komisi X DPR meminta rencana kenaikan tiket tersebut dievaluasi. ANTARA/Anis Efizudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi mengatakan perayaan Waisak 2567 Buddhis Era (BE) bertepatan dengan 4 Juni 2023, bukan 6 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini ia sampaikan karena masih ada pertanyaan sejumlah pihak terkait kepastian tanggal peringatan Waisak 2567 BE. Ada yang beranggapan Waisak bertepatan 6 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Waisak 2567 BE bertepatan 4 Juni 2023. Ini juga sudah terakomodir dalam Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Menteri Tenaga Kerja," Supriyadi di Jakarta, Rabu, 2 November 2022 dikutip dari laman resmi Kemenag RI.

"Jadi masyarakat, utamanya umat Buddha, tidak perlu bingung lagi," ucap dia.

Menurut Supriyadi, penentuan Waisak di Indonesia menggunakan patokan astronomi universal. Warisan pendahulu umat Buddha ini menjadi sesuatu yang khas Indonesia, sekaligus melambangkan persatuan dan kesatuan umat Buddha Indonesia dari berbagai penggunaan kalender lunar (Tionghoa, Jawa, Bali) dan tradisi agama yang berbeda-beda.

"Pedoman yang dipergunakan dalam penetapan hari raya Tri Suci Waisak dan hari besar Buddhis lainnya di Indonesia adalah Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan Astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern," tuturnya.

Dalam penetapan hari besar Buddhis, Supriyadi menjelaskan pergantian hari dimulai pada pukul 12 penetapan tengah malam. Sehingga, upacara puja dapat dilaksanakan sesudah atau tepat pada detiknya.

Supriyadi merinci, satu tahun matahari berjumlah 365 hari. Sedangkan satu tahun lunar hanya 355 hari. Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya.

Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda. Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar/chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender matahari/solar-surya. Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan (ekstra, lun, adhikamasa). Adhikasuramasa dilakukan dengan metode pembagi 3.3.3.2.3.3.2. dalam kurun 19 tahun.

"Tahun 2023 Masehi adalah tahun kabisat lunar di mana terdapat bulan Waisak ganda. Maka yang diambil adalah Purnama-Sidhi Waisak kedua yang jatuh pada 4 Juni 2023 dengan detik Waisak pukul 10.41.19 WIB," kata dia.

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus