Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kerikil dari Tepi Barat

Tibet masalah terberat di kawasan barat Cina. Sebuah pameran besar digelar di Beijing pada Mei lalu.

28 Juli 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EMPAT pemimpin Cina: Mao Zedong, Deng Xiaoping, Jiang Zemin, dan Hu Jintao, ”hadir” dalam satu ruangan di sebuah gedung. Sejumlah petugas keamanan berjaga ketat di setiap sudut gedung itu.

Setiap pengunjung yang akan masuk ke kompleks bangunan tersebut harus melewati pemeriksaan petugas. Penjagaan superketat diterapkan, karena di gedung megah di pusat Kota Beijing tengah digelar pameran besar tentang Tibet pada pertengahan Mei 2008.

Inilah pameran Tibet pertama di Cina, setelah aksi kekerasan meletup di Lhasa dua bulan sebelumnya. Insiden berdarah di kawasan barat Cina, yang mengundang protes keras dunia, telah mencoreng muka Beijing yang sedang bersiap menyelenggarakan Olimpiade, Agustus mendatang.

Melalui pameran ini, pemerintah Cina berharap citranya yang terpuruk bisa dipulihkan, setidaknya bagi publik di dalam negeri. Lagi pula dukungan penuh rakyat Cina terhadap penyelesaian masalah Tibet amat diperlukan.

Tanpa penyelesaian itu, Tibet akan terus menjadi kerikil bagi pemerintah Cina. Terutama untuk merealisasi program reformasi ekonomi menyeluruh tahap kedua: ”Membuka Kawasan Barat”—termasuk Tibet.

Sebagai bagian dari upaya itu, terlihat dalam pameran bertajuk ”Tibet of China: Past and Present”. Ada 160 obyek dan lebih dari 400 foto yang menyajikan hal ini.

Foto Mao, Deng, Jiang, dan Hu yang tengah berbincang hangat dengan pemimpin dan warga Tibet sengaja dipajang besar-besar di gerbang utama pameran. Tujuannya, memberikan pesan bahwa hubungan Tibet dan Beijing sesungguhnya sudah ”mesra” sejak dulu.

Di sisi lain, isi pameran dimaksudkan untuk menggambarkan masa-masa gelap rakyat Tibet di bawah sistem perbudakan dan feodalisme yang diterapkan sejak ratusan tahun lalu, sebelum datangnya masa pembebasan secara damai oleh pemerintah komunis Cina pada 1951.

Dipaparkan pula bahwa sejak era demokrasi—setelah kaum pemberontak bersenjata dilumpuhkan pada 1959—rakyat Tibet memiliki kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik di bawah pemerintahan otonomi Tibet.

Karena itulah, dalam pameran ini juga dipajang sejumlah foto yang menggambarkan derasnya dukungan rakyat Tibet terhadap pemerintah komunis Cina, yaitu melalui aksi-aksi rakyat turun ke jalan ataupun dalam acara-acara akbar peringatan berdirinya daerah otonomi khusus Tibet.

Ada yang menarik dalam keterangan sebuah foto yang menggambarkan seperangkat radio tua. Di situ, agen rahasia Amerika Serikat (CIA) dituding terang-terangan berada di balik aksi para pemberontak, yang memicu insiden berdarah pada 1959.

Benar-tidaknya berbagai fakta dalam pameran tentu harus diuji lebih jauh. Kalaupun sejumlah fakta benar, ”Itu baru sebagian dari kebenaran yang ada,” kata Dr Christopher McNally, pakar ekonomi-politik soal Cina.

Di negeri komunis seperti Cina tak mudah memperoleh sisi kebenaran lainnya. Informasi dan data tak bisa mengalir bebas—terbentur blok-blok sensor superketat dari pemerintah pusat.

Lihat saja edisi khusus majalah National Geographic tentang Cina yang terbit Mei lalu. Ketika dijajakan di toko-toko buku di Cina, isinya tak lagi utuh. Sebanyak 10 halaman edisi itu sudah kena sunat—direkat dengan lem.

Termasuk di dalamnya artikel tentang Mao Zedong, peta etnik minoritas Cina, peta wilayah Cina yang disertai klaim perbatasannya, serta aksi potong jari oleh seniman Sheng Qi yang memprotes tragedi Tiananmen pada 1989.

Sayang, publik kerap telanjur percaya penuh dan tak lagi kritis terhadap pemerintah. Tak terkecuali sebagian mahasiswa di Sichuan International Studies University, Chongqing. ”Kekerasan di Tibet yang ramai diberitakan pers Barat tidak pernah terjadi,” ujar seorang mahasiswi dengan sengit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus