Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Batman Baru dan Senandung Kurt Cobain

Kisah Batman sebelum populer di Kota Gotham. Robert Pattinson sebagai bak detektif pengusut kriminalitas.

19 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • The Batman mengemas kisah Batman muda yang belum berpengalaman

  • Dikemas dalam thriller yang menyajikan Batman sebagai detektif Gotham

  • Sempat menuai keraguan karena mengusung Robert Pattinson sebagai aktor utama

MALAM Halloween yang panjang. Di Gotham, kota Batman, kotor dan mencekam. Hujan yang tak pernah padam. Kejahatan berkeliaran di sudut-sudut kota, bersembunyi dalam kedok pesta kostum dan riuh lalu-lalang orang. Di lorong stasiun kota ini, sekelompok begundal sedang ingin “bermain-main” dengan seorang pria tua. Korban sudah bertekuk lutut, merintih minta ampun. Sementara itu, di langit sana, tanda kelelawar keemasan memancar seperti suar tanda bahaya. Tanda yang mengancam para pendosa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kelam, pria berjubah gelap itu datang, diiringi alunan musik yang terinspirasi “Marche Funèbre” dari Chopin. Ia adalah Batman. Dengan baju tempur berlapis baja dan tinjunya, ia tak membutuhkan waktu lama untuk membekuk geng perusuh. Namun sosok dan kehadirannya masih dipertanyakan. Tak ada yang mengetahui identitas lelaki pemakai kostum mirip kelelawar ini. Sampai kemudian pada momen itulah Batman memperkenalkan dirinya: “I’m Vengeance.” Dialah Sang Pembalasan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adegan dalam film The Batman itu menunjukkan betapa sang pahlawan Kota Gotham ini belum dikenal banyak orang. Bruce Wayne dikisahkan baru dua tahun mengenakan topeng untuk diam-diam memerangi kejahatan pada malam hari. Ia mewakili mereka yang terpinggirkan dan tak punya kuasa buat melawan. Dalam sejumlah adegan, banyak orang bahkan menatapnya dengan pandangan mencemooh. Lain halnya bila alter ego Batman yang muncul, si “orang kaya lama Gotham” ini langsung dikenali. 

Andy Serkis (kiri) yang berperan sebagai Alfred dalam film The Batman. IMDB

Batman muda ini juga digambarkan belum lihai berkelahi. Beberapa kali ia jatuh dan bisa dilumpuhkan oleh lawan yang tak kuat-kuat amat. Dia juga pernah salah mengambil langkah. Namun karakter Batman yang masih agak cupu dan belum berpengalaman ini justru menjadi kekuatan The Batman. Dengan Robert Pattinson berada di balik topeng hitam itu, Batman adalah vigilante yang sedang membangun kekuatannya di atas masa lalu yang rapuh. Dia menjadi pahlawan di Gotham yang muram dan kotor—baik secara harfiah maupun tidak—karena meyakini itulah warisan mendiang ayah-ibunya. 

The Batman, yang dirilis pada 4 Maret 2022, hingga pertengahan bulan ini sudah membukukan pendapatan US$ 505,8 juta. Angka itu lebih dari dua kali lipat ongkos produksinya yang sekitar US$ 200 juta. Sebelum akhirnya dirilis, pra-produksi film ini melewati jalan panjang. Semula Ben Affleck-lah yang bakal kembali menjadi Batman, sekaligus menjadi sutradaranya. Namun belakangan ia mengundurkan diri karena ada persoalan keluarga. Kursi sutradara akhirnya diduduki Matt Reeves (Cloverfield, Dawn of the Planet of the Apes) yang lalu mendapuk Robert Pattinson menjadi pemeran Bruce Wayne alias Batman. Reeves mengaku kepincut setelah melihat penampilan Pattinson dalam Good Time (2017). 

Robert Pattinson (kiri) sebagai Batman dan Zoe Kravitz sebagai Selina Kyle atau Catwoman di film The Batman. IMDB

Terpilihnya Pattinson diselimuti pendapat pro dan kontra. Tak sedikit yang sangsi Pattinson bisa menyaru sebagai Batman yang dingin dan tangguh. Di kalangan warganet, penolakan dilatari sejarah peran Pattinson dalam sejumlah film saga, seperti Harry Potter and the Goblet of Fire dan Twilight. Dalam Harry Potter, Pattinson memerankan karakter cowok baik-baik yang menjadi idola di sekolah. Sementara itu, dalam Twilight ia adalah vampir berkulit pucat yang amat bucin kepada pacarnya. Dengan rentetan peran itu, mampukah ia menghidupkan karakter Bruce Wayne yang kompleks? 

Dalam wawancara dengan majalah Esquire, sutradara Matt Reeves menyebutkan pentolan band grunge Nirvana, Kurt Cobain, mengilhaminya dalam penciptaan karakter Bruce Wayne alias Batman. Reeves mengungkapkan, saat menulis naskah The Batman, ia memutar lagu “Something in the Way” dari Nirvana dan teringat mendiang Cobain. Ia pun membayangkan Wayne sebagai sosok yang hidup menyendiri karena pernah mengalami tragedi besar, alih-alih mengemasnya dengan citra playboy seperti Batman versi sebelumnya. Wayne juga digambarkan sebagai karakter yang menyimpan kerentanan, di balik kekuatannya. 

Melodi gitar akustik “Something in the Way” menjadi pengantar kenangan Batman pada masa kecilnya. Saat itu ia menyaksikan seorang anak lelaki yang kehilangan bapaknya. Si anak adalah putra Wali Kota Gotham Don Mitchell Jr. yang tewas di tangan algojo misterius: seorang lelaki dengan topeng tentara yang melumpuhkan targetnya dengan brutal. Dalam penyelidikan, si Wali Kota diketahui mati karena pukulan benda tumpul. Semua bagian kepalanya diplester dengan lakban. Satu jempol tangannya hilang. Di dekat jasad itu, sang algojo meninggalkan sepucuk surat untuk Batman. 

Robert Pattinson yang berapan sebagai Bruce Wayne atau Batman dalam film The Batman. IMDB

Suara vokalis Nirvana, Kurt Cobain, tak lama kemudian terdengar melatari adegan. Dengan sepeda motor, Batman membelah jalanan licin Gotham yang masih dirundung hujan, melewati kerumunan warga kota yang baru saja mendengar kabar duka tentang pemimpin mereka yang dibunuh dalam kegelapan. 

Something in the way, something in the way….

Setelah diputar di bagian awal, lagu ciptaan Cobain ini kembali terdengar di pengujung film. Lagu itu terdengar pas mengiringi sosok Bruce Wayne muda dengan pemulas mata hitam pekat, juga rambut tipis berminyak layaknya Cobain. Wayne yang secara fisik seperti bintang rock—apalagi saat ia memakai kacamata hitamnya—yang penyendiri, dingin, mengalami krisis eksistensial, jauh dari kesan flamboyan. 

Jeffrey Wright (kiri) yang berperan sebagai James Gordon dalam film The Batman. IMDB

Trek kedua belas dalam album Nevermind itu konon membungkus sejarah masa lalu Cobain yang gelap. Ayat awalnya, Underneath the bridge/Tarp has sprung the leak, menuturkan fragmen hidup Cobain yang pernah terusir dari rumahnya. Frasa “something in the way” yang didengungkan berulang kali dalam lagu pun seolah-olah menekankan situasi emosional yang dialami Cobain ketika itu. Saat ia mencoba melanjutkan hidup tapi ada satu dan lain hal yang merintangi jalannya.

•••

TERBUNUHNYA Wali Kota Gotham menjadi pembuka film yang menggedor. Adegan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang didatangi Batman bersama rekan polisinya, James Gordon (Jeffrey Wright), memberi sinyal ini adalah thriller yang disampaikan dengan narasi ala film detektif. Di TKP itu, Riddler si pembunuh berantai meninggalkan enigma yang menjadi petunjuk kasus berikutnya. 

Target Riddler adalah para penggede Gotham. Yang menarik, ada Bruce Wayne dan Batman di daftar sasarannya. Di sela misi mencegah misi Riddler, Batman dan Gordon bersirobok dengan nama-nama lain yang mencurigakan. Di antaranya Penguin alias Oswald Cobblepot alias Oz (susah mengenalinya sebagai Colin Farrell dalam film ini) dan Carmine Falcone (John Turturro), yang punya benang merah dengan masa lalu Bruce Wayne ataupun Selina Kyle atau Catwoman. 

Robert Pattinson (kiri) dan sutradara Matt Reeves saat proses syuting film The Batman. IMDB

Alur ini disampaikan dengan visual yang gurih, dengan musik yang menggetarkan dari Michael Giacchino. Musik menjadi hal yang tak terpisahkan dari identitas tokoh The Batman. Sementara Bruce Wayne dilekatkan dengan lagu “Something in the Way”, tokoh Riddler dekat dengan “Ave Maria” dari Schubert. Lagu itu setidaknya diputar tiga kali sepanjang film, yakni saat Riddler tengah mengawasi keluarga Wali Kota dari bangunan seberang, tatkala dia menjadi bagian dari paduan suara di panti asuhan yang dikelola ayah Bruce Wayne—Thomas Wayne—dan ketika ia dikurung di Arkham. 

Saat membongkar kasus, Batman dan Gordon adalah duet sempurna. Yang satu punya segudang teknologi kekinian, otak brilian, dan kemampuan fisik seperti beton. Yang lain adalah polisi berintegritas yang bisa berkelindan ke setiap TKP, dan selalu dapat diandalkan untuk memecahkan persoalan. Sebagai mitra, Batman dan Gordon menunjukkan karisma yang penting dalam misi detektif film ini. Tentunya kita juga tak melupakan bagaimana Zoe Kravitz adalah kekuatan yang brilian sebagai Catwoman.

Colin Farrell berperan sebagai Penguin di The Batman. IMDB

Teka-teki Riddle (Paul Dano) memberi gambaran lebih detail kepada kita tentang borok politik Gotham yang basah kuyup oleh kejahatan. Ia menyandera para pejabat korup, yang berarti nama-nama besar di institusi kepolisian dan kejaksaan selain Wali Kota yang menjadi korban pertama. Dalam setiap kasus, Riddle juga membuat warga Gotham mengingat kembali konsep keadilan, yang memang sudah jauh dari kota ini. Hukum hanya membela yang berduit. Kebohongan dan skandal sudah lama menjadi fondasi kota. Pejabat negara yang korup saling menutupi kebobrokan. Dengan situasi itu, jangan-jangan, apa yang dilakukan Riddler tak sepenuhnya salah?

•••

TEKA-TEKI yang berceceran di sepanjang film menunjukkan The Batman berusaha berbeda dengan versi lain. Matt Reeves membawa Batman pada khitahnya sebagai detektif. Karakter yang melekat pada Batman dalam komik sebagai “The World Greatest Detective” belum gamblang dalam film sebelumnya, dari Batman (1989) dan Batman Returns (1992) yang diperankan Michael Keaton, Batman Forever (Val Kilmer, 1995), Batman and Robin (George Clooney, 1997), trilogi The Dark Knight (Christian Bale, 2005, 2008, dan 2012), serta Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017) yang dibintangi Ben Affleck. 

Walau kemasannya lebih segar, di sisi lain tema kelas yang diusung dalam The Batman bakal mengecewakan penggemar yang menanti adegan laga ataupun set tragedi epik seperti yang kita dapatkan dari trilogi The Dark Knight besutan Christopher Nolan. Banyak hal pada Batman versi Christian Bale itu—termasuk karakter tokohnya—yang mencengkeram adrenalin. Misalnya fragmen gelut di pesawat jet dan kekacauan di stadion yang masih dikenang penggemarnya hingga kini. 

IMDB

Bagian semacam itu bisa dibilang hanya terwakilkan dalam dua adegan The Batman. Pertama, saat Batmobile—mobil Batman yang tampak seperti monster sangar di sini—menderu dan siap ikut bertarung melawan Penguin. Kedua, ketika banjir melumat Gotham, yang didahului adegan simbolik Riddle menyanyikan “Ave Maria” dari Schubert. Sebuah interpretasi Reeves akan konsep “pembersihan diri”, saat Gotham yang penuh cela disucikan dari dosa-dosa masa lalunya. 

Pendiri komunitas pencinta Batman, Gotham Citizen Club, Galih Aristo, menilai The Batman tak bisa dibandingkan dengan trilogi The Dark Knight. “Pendekatan Nolan dan Reeves berbeda. Kalau The Dark Knight adalah versi aksi Batman, The Batman versi thriller-nya,” kata Galih melalui telepon, Jumat, 18 Maret lalu. 

Galih mengungkapkan, ia dan anggota komunitasnya sepakat The Batman segar karena menyuguhkan perspektif Batman sebagai detektif andal. Sisi itu selama ini belum banyak dieksplorasi karena sineas memilih menyajikan versi origin yang kaya aksi, dan mengisahkan sejarah Bruce Wayne sejak kecil; Bruce Wayne yang sudah matang, tak kaku kepada perempuan, dan bersenang-senang dengan kekayaannya demi menutupi jati dirinya sebagai Batman

Lain halnya dengan The Batman, yang melahirkan Bruce Wayne dengan karakter creepy dan penyendiri, meraba kebenaran dari masa lalu orang tuanya. Tak ada perbedaan dengan karakternya saat sudah menjadi Batman. Galih menilai inilah yang menjadi nilai minus The Batman. Menurut Galih, karakter Bruce Wayne seharusnya dibuat berbeda. “Karena karakter Bruce Wayne itu kan alter ego Batman, yang dibuat berbeda untuk menutupi identitasnya,” ujarnya. Namun, terlepas dari itu, Galih menganggap Robert Pattinson pas memerankan sosok Batman yang masih hijau. 

Sutradara Matt Reeves (kiri) dan Paul Dano saat proses syuting film The Batman. IMDB

Kurangnya chemistry antara Bruce Wayne dan Alfred Pennyworth juga dianggap Galih sebagai faktor yang membuat The Batman belum bisa dinilai sempurna. Bila dibandingkan dengan ikatan keduanya dalam trilogi The Dark Knight yang menguras emosi, hubungan istimewa mereka dalam The Batman tak begitu kentara. “Memang, banyak karakter Alfred yang ditampilkan di komik,” ucap Galih. Di antaranya sebagai sosok mantan agen intelijen, penjaga, dan lelaki tua yang mengisi figur bapak untuk Wayne yang yatim-piatu. “Tapi itu kurang tersampaikan di The Batman.”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus