Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suatu hari, ketika berkunjung ke Tempo, penampilan Putri Handayani terlihat feminin. Ia mengenakan gaun terusan ketat tanpa lengan, sepatu berhak tinggi, dan rambut panjang tergerai. Melihat penampilannya, mungkin tak ada yang menyangka bahwa ia gemar mendaki gunung dan sudah pernah menapakkan kaki di puncak-puncak terkenal di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putri sudah pernah ke Kilimanjaro di Afrika, Jayawijaya di Papua, dan Elbrus di Rusia. Selanjutnya ia menargetkan Aconcagua di Amerika Selatan dan Gunung Everest. Dan seperti yang sudah sering kita alami atau dengar, udara di gunung tentu berbeda dari di dataran rendah. Matahari terasa lebih terik, angin kencang dan dingin, dan udara yang tipis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan segala tantangan alam itu, Putri tentu harus menjaga kesehatan dan kecantikan, terutama kulit agar tak rusak tersengat matahari dan diterpa angin yang dingin dan kering. Baca: Putri Handayani, dari Naik Pohon sampai Gunung Tertinggi
"Yang penting selalu sunblock dan lipbalm . Misalnya di gunung 8 jam, maka setiap 2 jam harus memakai ulang sunblock dengan SPF 30-50, tergantung lokasi," jelas Putri.
Selain itu, pemilik nama lengkap Diansyah Putri Fitri Handayani itu juga rutin pijat seminggu sekali, kadang disertai luluran, untuk melemaskan otot. Buatnya, perawatan tubuh itu keharusan. Ia punya langganan spa di daerah Pejaten, Jakarta Selatan, dan kurang suka memanggil pemijat ke rumah.
"Enggak suka panggil ke rumah karena enggak bisa menemukan atmosfer untuk rileks," ungkap wanita berumur 35 tahun itu. Baca juga: Demi Fisik Prima, Putri Handayani Naik Tangga dengan Ransel 30 Kg
Satu bulan sekali, ia juga melakukan pengelupasan kulit atau peeling. Menurutnya, masalah yang paling sering menimpanya di gunung adalah kulit di sekitar kuku jari tangan yang mengelupas.