Mereka yang Pulih dari Skizofrenia

Selama ini, orang dengan gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, terstigma sebagai orang sakit sepanjang hayatnya. Padahal, dengan pengobatan rutin dan disiplin serta kemauan untuk pulih, mereka bisa menjalani kehidupan seperti orang kebanyakan. Sejumlah orang dengan skizofrenia membuktikan hal itu.

10 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Perbesar

Rizky Rahmawati (kiri) saat mengikuti kegiatan bersama Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

Orang-orang dengan skizofrenia distigma tidak bisa sembuh. Padahal, dengan pengobatan, mereka bisa pulih.
Sejumlah penyandang skizofrenia membuktikan bahwa mereka bisa kembali beraktivitas normal, bahkan bekerja.
Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia diperkirakan terus bertambah setiap tahun.

BERHASIL merampungkan skripsi dan menempuh proses sidang akhir seharusnya menjadi momen melegakan bagi kebanyakan mahasiswa. Tapi hal itu tidak dirasakan Rizky Rahmawati. Selepas menjalani sidang skripsi di kampusnya pada Oktober 2018, Rizky justru terpuruk. Kondisi mental perempuan yang kini berusia 23 tahun itu menurun.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

skizofrenia

kesehatan-mental

kondisi-kejiwaan

kesehatan-jiwa

gangguan-jiwa

Praga Utama

Lulusan Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran pada 2011. Bergabung dengan Tempo di tahun yang sama sebagai periset foto. Pada 2013 beralih menjadi reporter dan saat ini bertugas di desk Wawancara dan Investigasi.

Edisi 30 Maret 2025