Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Tak Bertepi Memburu Arta

Penggemar uang kuno bisa menghabiskan ratusan juta rupiah untuk menambah koleksinya. Nilai uang bertambah jika sudah disertifikasi.

31 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Kolektor uang kuno Mulyadi (kiri) dan Eka Iswan, di Cibinong, Bogor, 25 Oktober lalu.Tempo/Ratih Purnama
Perbesar
Kolektor uang kuno Mulyadi (kiri) dan Eka Iswan, di Cibinong, Bogor, 25 Oktober lalu.Tempo/Ratih Purnama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Para numismatik gemar mengikuti lelang duit lawas.

  • Ada uang kuno yang harganya terus melonjak setiap tahun meski tak langka.

  • Bisnis jual-beli uang dianggap menguntungkan.

WARTA dari Wina, Austria, diterima B. Untoro pada akhir 2008 lalu. Sahabat lamanya yang menetap di sana, Martin Burger, mengabarkan soal lelang uang kuno di negaranya. Salah satu yang ditawarkan adalah pecahan 2,5 gulden. Arta itu diedarkan Nederlandsche Handel-Maatschappijp—kini ABN Amro—pada 1861. Tertarik akan lelang itu, Untoro meminta Burger mencari tahu harga awal. Setelah itu, dia pun mengajukan penawaran sekitar Rp 36 juta.

Beberapa hari berselang, Burger menginformasikan bahwa panitia lelang menetapkan Untoro sebagai penawar tertinggi dan memenangi lelang. Beres urusan administratif, uang kertas itu dikirim ke Indonesia dalam amplop tipis. Saat uang itu tiba, Untoro merasa masygul. Paket itu dianggap sebagai dokumen biasa dan di bagian tengahnya ditancapkan staples. “Ada bekas lubang kecil,” kata Untoro kepada Tempo, Selasa, 27 Oktober lalu.

Meski demikian, dia merasa senang mendapatkan pecahan gulden itu. Uang itu menjadi salah satu favorit di antara ratusan koleksinya. Untoro, yang sejak kecil suka menyimpan arta zaman baheula, memiliki berbagai koleksi, seperti uang yang dikeluarkan pemerintah Indonesia pada masa revolusi serta kepeng berlubang. Sebagian di antaranya diperoleh melalui hasil perburuan seperti mengikuti lelang di luar negeri.

Berburu uang kuno adalah salah satu kegiatan numismatika atau penggemar duit lawas. Pencinta uang kuno, Nazym Otie Kusardi, bercerita, perjuangan mendapatkan arta jadul (jaman dulu) kuno merupakan salah satu seni numismatik. Dia mendapatkan uang kuno dari berbagai pihak, seperti pedagang, orang awam, atau mengikuti lelang secara online yang digelar di dalam dan luar negeri. “Kadang kami juga bertukar dengan kolektor lain,” kata Nazym, yang sudah menggeluti hobi ini sejak 32 tahun lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus