Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KEDUA mata Mujirun menempel pada pangkal kepala sebuah mikroskop stereo berwarna putih. Di bawah lensanya, tangan Mujirun yang dihiasi cincin batu akik dengan lihai mengerikkan mata pisau pada sekeping pelat tembaga. Garis-garis yang tercipta dari sayatan itu setipis helaian rambut dan membentuk sebuah wajah yang langsung dapat dikenali: Sukarno. “Mikroskop ini terhitung baru,” ucap Mujirun saat ditemui pada Sabtu, 24 Oktober lalu. “Sebelumnya pakai kaca pembesar biasa.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo