Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pala, yang merupakan komoditas utama dari Kepulauan Banda Naira ,sempat berjaya pada abad ke-16.
Belanda melalui VOC bahkan memboyong 37 perkenier dari Negeri Kincir Angin itu ke Banda untuk mengelola perkebunan demi memenuhi monopoli pasokan pala di Pasar Eropa.
Tersisa satu keturunan perkenier terbesar abad ke-16 di Banda Naira, Pongky van den Broeke, yang kini hanya mengelola 12,5 hektare lahan.
JELAGA menyelimuti seluruh permukaan dinding lantai dua bangunan tua dengan alas kayu dan bambu yang mulai rapuh. Beberapa di antaranya bolong. Jika diinjak, kayu-kayu itu retak. Di bawahnya terdapat dua tungku menyala. Di kala siang, tungku itu digunakan untuk memasak. Saat petang tiba, tungku kembali menyala untuk mengasapi biji pala. “Ini tempat pengeringan pala, dibangun tahun 1729,” kata Pongky Erwandi van den Broeke, pertengahan November lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo