Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah Rojali dalam Aksi Bela Nabi: Niatnya Ziarah Nyatanya Demo

Demonstrasi yang menamakan diri Aksi Bela Nabi di Kota Bogor pada Jumat siang, 13 Desember 2019, mengungkap kisah tentang Rojali.

15 Desember 2019 | 11.49 WIB

Massa berunjuk rasa menamakan diri Aksi Bela Nabi di Tugu Kujang, Kota Bogor, Jumat 13 Desember 2019. TEMPO/M.A MURTADHO
Perbesar
Massa berunjuk rasa menamakan diri Aksi Bela Nabi di Tugu Kujang, Kota Bogor, Jumat 13 Desember 2019. TEMPO/M.A MURTADHO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor - Demonstrasi yang menamakan diri Aksi Bela Nabi di Kota Bogor pada Jumat siang, 13 Desember 2019, mengungkap kisah tentang Rojali. Ini adalah akronim yang diberikan warga setempat untuk para santri peserta demo, yakni Rombongan Jamaah Liar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demonstrasi selepas Salat Jumat itu dilakukan di kawasan Tugu Kujang. Ratusan orang terdiri dari pria dan perempuan, anak dan dewasa, berkumpul mendengarkan orator mengecam orang-orang yang dituduhnya telah menghina Nabi Muhammad. Putri mantan Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, dan penceramah Gus Muwafiq termasuk yang dikecam.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seorang bocah peserta aksi, Ikhsan 13 tahun, mengaku datang dari pondok pesantren di Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Ikhsan mengatakan bersama beberapa kawan lainnya awalnya diajak ziarah ke makam kramat Empang. Namun saat sampai di Kota Bogor dia mengaku diajak bersalawat dulu di Tugu Kujang.

"Ini ge saya bingung pulang kamana, Empang dimana mang," ucap Ikhsan dengan logas Sundanya saat ditemui di lokasi unjuk rasa, Jumat 13 Desember 2019.

Saat itu Ikhsan kebingungan, entah harus pulang ke mana atau bareng siapa. Dia menyebut setelah 'Aksi Bela Nabi' selesai, para peserta membubarkan diri masing-masing. Dia dan teman-temannya pun terpaksa berjalan kaki, lalu sesekali mencoba memberhentikan mobil bak terbuka untuk dimintai tumpangan. "Ya milu (ikut) yang penting sampe lagi di rumah," ucapnya.  Ikhsan menceritakan.

Seorang warga setempat, Herdi 37 tahun, memberi akromim Rojali untuk orang-orang seperti Ikhsan dan rombongannya. Menurutnya, terutama di malam Jumat dan malam Sabtu banyak anak mengaku santri berkeliaran dan ikut menumpang mobil.

Herdi menyebut alasan mereka datang untuk ziarah atau hadiri tablig akbar, namun faktanya mereka hanya nongkrong-nongkrong dan sering kali melakukan hal yang membahayakan bagi dirinya atau pengendara. "Mereka itu Rojali alias rombongan jamaah liar. Mereka menyeberang dan menyetop kendaraan ngedadak tanpa lihat kiri kanan, kan bahaya," ucap Herdi.

Kapolres Bogor Kota Komisaris Besar Hendrik Fiuser menerangkan, demo massa tersebut terkait isu penghinaan terhadap Nabi. Saat itu dia menyampaikan harapannya agar demo tertib dan menghargai kepentingan warga lainnya. Bersamaan dengan awan mendung yang mulai menggantung, menjelang pukul 16, massa Aksi Bela Nabi demo membubarkan diri. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus