Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha: Perempuan dan Anak-anak Jadi Korban Genosida oleh Israel

10 ribu perempuan di Gaza akan melahirkan di jalan-jalan dan tenda-tenda tanpa alat medis. Israel didesak segera menghentikan aksi genosida.

13 Januari 2024 | 18.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masyarakat yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam dan Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis mengelar aksi stop the war on gaza untuk peringatan 100 hari genosida gaza pada Sabtu, 13 Januari 2024 di Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat. Menurut pantauan Tempo mereka telah berkumpul sejak pukul 06.00. Tempo/Aisyah Amira Wakang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA) Nurjanah Hulwani ikut menyorot krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina terutama terhadap anak dan perempuan. Hal itu disampaikannya dalam aksi Stop The War on Gaza pada Sabtu, 13 Januari 2024, di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena kita lihat sudah masuk 100 hari pembantaian. Dan sekali lagi yang paling banyak merasakan penderitaan adalah anak-anak," ujar Nurjanah usai orasi pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurjanah mencatat pada Jumat kemarin, 12 Januari 2024 sudah ada 23 ribu penduduk yang meninggal. Lalu, 62 ribu mengalami luka parah, yang 70 persennya adalah perempuan.

Belum lagi fasilitas vital seperti rumah sakit yang hancur. Sementara itu, Nurjanah mencatat akan ada 10 ribu perempuan di Gaza yang akan melahirkan secara sesar. Mereka melahirkan di jalan-jalan dan tenda-tenda tanpa alat medis. "Sekali lagi, mereka melahirkan tanpa obat bius dan lahir di tenda-tenda," ucapnya. 

Oleh karena itu, menurutnya fasilitas yang sangat diperlukan saat ini adalah kebutuhan dasar seperti rumah sakit, tempat tinggal, makanan, air, bahkan pembalut untuk wanita. 

"Perempuan-perempuan yang baligh, rata-rata mereka minum pil anti haid. Karena tidak ada pembalut, tidak ada air, listrik mati," kata Nurjanah. 

Nurjanah mengatakan, ada 11 ormas perempuan nasional yang tergabung dalam KPIPA untuk memberikan bantuan bantuan ke Palestina. Mereka mengaku sudah mengirimkan bantuan sebanyak 44 kali. Serta beberapa upaya seperti menyadarkan setiap anggota tentang kepedulian, mengedukasi anggotanya, menginformasikan penyaluran donasi atau bantuan ke masyarakat luas.

Nurjanah berharap aksi ini dapat menghentikan genosida oleh Israel yang terjadi di Palestina. Salah satunya menghentikan gencatan senjata secara permanen. "Mudah-mudahan aksi kita bersama ini bisa memberikan kekuatan, kesabaran, dan bisa segera Gaza bangkit kembali," ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus