Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PADA 2013, terbit komik seri Komando Rajawali dengan judul Rajawali Rajawali, Lawan!, dan Surabaya Membara berturut-turut. Ketiganya berhasil mengundang perbincangan tentang semangat patriotisme, pluralisme dalam perjuangan, dan makna kepahlawanan. Pertanyaan yang muncul bagi komik seri produk sebuah tim ini: apakah revolusi hanya mungkin mengejawantah dalam kekerasan? Dan bagaimanakah komik-komik ini melibatkan pelaku sejarah, baik yang dikenal maupun tak dikenal, serta karakter-karakter fiksi dengan latar peristiwa historis? Ketiga komik itu telah bersambung dengan Jebakan Maut (2014), The Final Battle (2015), dan Solo Bravo (2016), yang mengembangkan wacana dalam genre “komik perjuangan”.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo