Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Negara – negara anggota Liga Muslim (OKI) pada Minggu, 16 Mei 2021, kompak mengutuk Israel setelah serangan – serangan yang dilakukan Negara Bintang Daud itu menewaskan ratusan warga sipil Palestina. Kecaman juga dilancarkan di tengah memburuknya pertempuran antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertempuran antara Israel dengan kelompok Hamas di Palestina, langsung menuai protes dari negara-negara Islam. Sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh ke-57 negara anggota OKI menyatakan dukungan terwujudnya Palestina sebagai sebuah negara merdeka dengan ibu kota di Yerusalem Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan itu sebenarnya sudah lama digaungkan. Apakah efektif ? mengingat belum lama ini, ada sejumlah negara Islam yang malah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Beberapa negara Islam juga ada yang waswas dengan Kelompok Hamas, yang mengendalikan Gaza. Beberapa diplomat pada tahap ini sudah ada yang saling mengkritisi.
“Pembantaian anak-anak Palestina hari ini mengikuti normalisasi (hubungan dengan Israel). Rezim kriminal dan genosida ini membuktikan bahwa sikap ramah hanya memperburuk kekejaman,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
Kendati sudah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada tahun lalu, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko, sebenarnya sudah secara terbuka mengkritik kebijakan – kebijakan Negeri Bintang Daud tersebut. Mereka pun menyerukan dukungan bagi Palestina dan pertahanan Yerusalem.
Meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza, Palestina, telah memberikan lebih banyak tekanan pada negara-negara yang sudah normalisasi hubungan dengan Israel. Sebab kedekatan hubungan itu dirasa bisa membantu agar Israel menahan diri pada tindakannya di Tepi Barat dan Gaza, Palestina.
“Saya belum melihat satu negara Arab pun yang belum memperlihatkan dukungan ke Palestina pada tingkat retorika,” kata H.A Hellyer, akademisi bidang politik Timur Tengah dari Carnegie Endowment di Washington, Amerika Serikat.
Warga melakukan Aksi Bela Palestina di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 17 Mei 2021. Dalam aksinya, mereka mengecam tindakan agresi militer Israel ke Palestina. ANTARA/Didik Suhartono
OKI menyerukan agar Israel menghormati akses umat Muslim ke Masjid Al-Aqsa dan menghentikan pembangunan pemukiman, yang secara paksa mengusir keluarga-keluarga Palestina dari tempat tinggal mereka.
“Penderitaan masyarakat Palestina adalah luka mendalam bagi dunia Islam saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Afganistan Mohammad Haneef Atmar.
Jika beberapa negara secara terbuka mengecam Israel, Mesir tetap waspada dengan sentimen publik. Sebab kelompok Hamas yang memegang kendali di Gaza, diyakini cabang dari kelompok Ikhwanul Muslimin dan dianggap berbahaya di kawasan.
Khutbah Jumat di Masjid Agung Al Azhar di Ibu Kota Kairo pada 14 Mei 2021, secara tidak biasa mengkritik kepengecutan negara-negara Arab dalam mempertahankan Yerusalem. Ofir Winter, ahli dari Institute for National Security Studies di Universitas Tel Aviv, mengatakan khutbah itu pasti sudah mendapat persetujuan dari Pemerintah (Mesir).
Kelompok Hamas yang menerima sedikit cinta dari negara-negara Islam Sunni di Arab, menyatakan bahwa pihaknya menembaki Israel karena berupaya mempertahankan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Gaza adalah hal lain, namun Yerusalem adalah wilayah penting bagi OKI dan pemangku kepentingan lainnya seperti Yordania dan Arab Saudi, yang merupakan penjaga tempat-tempat suci umat Islam.
Sampai Senin, 17 Mei 2021, Israel dan Hamas masih saling serang. Korban tewas diperkirakan sudah menembus lebih dari 200 orang.
Sumber: apnews.com | nytimes.com