Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Konflik Meraih Janji Anies di Kampung Susun Bayam

Warga yang menghuni paksa secara sepihak Kampung Susun Bayam adalah satu dari tiga kubu warga eks Kampung Bayam.

16 Desember 2023 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tampak luar Kampung Susun Bayam di area Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang dihuni paksa oleh sebagian eks warga Kampung Bayam , Rabu 13 Desember 2023. Tempo/Mutia Yuantisya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Furqon, 45 tahun, membeberkan alasan memimpin sekelompok warga menghuni paksa Kampung Susun Bayam di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dua pekan terakhir. Furqon mengklaim ada 64 kepala keluarga dalam kelompoknya ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka semula bertahan di selasar atau lantai dasar kampung susun yang telah diresmikan Gubernur Anies Baswedan pada Oktober lalu namun belum kunjung dihuni tersebut. Mereka tinggal di sana sembari menuntut dan menunggu janji pemberian unit seperti yang pernah disampaikan era Gubernur Anies.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terhimpun sebagai Kelompok Tani Madani Kampung Bayam, Furqon juga mengungkap janji kelompok tani itu akan diberdayakan kembali. Itu sebabnya, rencana mereka berikutnya setelah memaksa masuk unit hunian adalah kembali bercocok tanam. 

Tapi Furqon mengungkap ada perbedaan dari praktik bertani sebelum penggusuran di mana mereka bertani kangkung dan bayam. "Sekarang kacang tanah karena airnya tidak ada," kata dia saat ditemui pada Kamis, 14 Desember 2023. 

Sebanyak 64 KK itu seperti diketahui masuk dan meninggali unit hunian di lantai dua kampung susun itu dengan cara membuat kunci sendiri. Mereka telah melakukannya sejak 29 November 2023 lalu, meski tanpa suplai listrik dan air, karena tanpa izin pemilik dan pengelola Kampung Susun Bayam, PT Jakarta Propertindo.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bermain bola bersama sejumlah anak saat meninjau unit hunian di Kampung Susun Bayam, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Furqon menyatakan tak gentar karenanya. Termasuk atas upaya Jakpro menggandeng kepolisian. “Ada prasasti yang ditanda tangani Gubernur Anies Baswedan saat peresmian,” ucapnya. Menurutnya, itu bukti bahwa bangunan Kampung Susun Bayam memang resmi dibangun untuk mereka.

Perpecahan di Balik Tuntutan 

Furqon dan Kelompok Tani Madani Kampung Bayam adalah sebagian dari warga eks Kampung Bayam yang selama ini menuntut janji yang pernah disampaikan Gubernur Anies untuk bisa masuk Kampung Susun Bayam. Mereka sebelumnya telah menerima ganti untung untuk relokasi yang harus dijalani karena pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) atau dulu pernah dikenal sebagai Stadion BMW tersebut.

Sebagian dari mereka kini telah menghuni unit-unit di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, sebagai bagian dari kesepakatan dengan Jakpro. Mereka direlokasi dari tenda-tenda yang didirikan di pinggir jalan dekat JIS menjelang gelaran Piala Dunia U-17 pada awal November lalu.

Janji yang diberikan saat itu, relokasi hanya sementara sebelum bisa menghuni Kampung Susun Bayam dengan, antara lain, menyepakati soal tarif sewa bulanan.

Menurut Furqon, warga eks Kampung Bayam pecah di tengah proses negosiasi itu. Disebutkannya, Jakpro terakhir meminta warga membayar Rp 750 ribu untuk penempatan hunian namun ditawar menjadi Rp 600 ribu. Biaya itu di luar biaya listrik, air, dan perawatan.

Belum sempat sepakat, kata Furqon, ada kubu warga yang mendirikan tenda di samping JIS sebagai bentuk penolakan. Saat itu tepatnya 21 April 2023.

“Kami tunggu saat rapat bersama, juga kami tanyakan pada semua warga, sepakat. Tiba-tiba ada yang buat demo di sana, siapa yang mengacau gak tahu di tenda itu,” ucapnya.

Baca halaman berikutnya: apa katai warga eks Kampung Bayam di Rusun Nagrak?

Furqon menunjuk kubu warga itu adalah yang juga sempat menggugat Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta ke Pengadilan Tata Usaha Negara, didampingi advokasi Jaringan Rakyat Miskin Kota, namun telah mencabutnya kembali. “Mereka warga Kampung Bayam yang tidak mengikuti program pembinaan atau pelatihan pertanian,” kata Furqon untuk membedakan dengan kubunya. 

Pandangan dari Nagrak

Agus Rianto, 42 tahun, adalah satu di antara warga eks Kampung Bayam di kelompok yang kedua tersebut. Saat dihubungi hari ini, Jumat 15 Desember 2023, Agus menepis aksi pendirian tenda telah membuyarkan negosiasi tarif sewa di Kampung Susun Bayam seperti yang disebutkan Furqon.

“Kalau menurut saya enggak lah. Karena waktu itu kami tidak setuju, tidak ada titik temu. maka itu kami dirikan tenda,” kata Agus dari Rusun Nagrak. 

Dia menambahkan, bahkan dengan sebagian warga yang membawa keluarganya tinggal di bawah tenda di pinggir jalan tak juga membuat Jakpro dan Pemrpov DKI berubah sikap. “Mungkin kalau tidak ada Piala Dunia kami masih di tenda,” ujarnya. 

Agus menolak mengomentari apa yang saat ini dilakukan oleh kubu Furqon dengan membobol masuk hunian Kampung Susun Bayam. Dia hanya menyatakan bisa saja melakukan hal yang sama jauh sebelum memutuskan mendirikan tenda di pinggir jalan. "Cuma kami ikuti aturan saja,” ujarnya.

Lebih jauh, Agus juga mengatakan bahwa apapun caranya, baik kubunya maupun mereka yang memaksa masuk tersebut memiliki tujuan yang sama: bisa tinggal di Kampung Susun Bayam.  

Menurut Agus, ada seluruhnya tiga kelompok warga eks Kampung Bayam dengan tiga prinsip berbeda. Pertama adalah kubu yang tinggal paksa di Kampung Susun Bayam atau kelompok tani binaan. Dari semula 64 KK, menurut Agus, jumlah warga di kelompok ini telah berkurang 25 KK untuk bergabung dengan Agus dkk.

Petugas membantu warga kampung bayam mengemasi barangnya saat relokasi jelang Piada dunia U-17, Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 26 September 2023. Puluhan warga yang menempati tenda didepan JIS akan dipindahkan sementara ke Rumah Susun Nagrak Cilincing, Jakarta Utara, sebelumnya warga dan Lurah Papanggo telah membuat perjanjian secara tertulis relokasi ini hanya sementara sampai warga bisa menempati hunian di Kampung Susun Bayam. TEMPO/ Febri Angga Palguna

“Ada tambahan 25. Kami jadi 75 KK,” kata Agus. Sedangkan kelompok yang ketiga disebutnya yang menjadi binaan Jakpro, sebanyak 35 KK. Mereka adalah yang bergabung menjadi pekerja dalam proyek JIS dan mendapat hunian di Kampung Susun Bayam. 

Meski ada perbedaan cara pandang, menurut Agus, setiap pertemuan dengan Jakpro atau Pemprov DKI, ketiga kubu dikumpulkan dalam waktu yang sama. Perbedaan prinsip, kata dia lagi, sudah terbentuk sebelum adanya negosiasi harga bayar tinggal di Kampung Susun Bayam.

“Tetap tujuannya sama menempati Kampung Susun Bayam cuma beda prinsip. Kami kan harusnya bersatu biar kompak,” katanya.

Dari Kampung Bayam ke Kampung Susun Bayam

Tercatat sebanyak 604 Kepala Keluarga (KK) atau 1.612 jiwa warga asal tiga blok permukimanan di Kampung Bayam, Papanggo, Jakarta Utara. Mereka yang diam di atas tanah negara sepanjang 700 meter, berdampingan dengan rel kereta api, ini terdampak proyek pembangunan Stadion BMW atau kini bernama Jakarta International Stadium (JIS).

Jakpro membutuhkan lahan tempat berdirinya Kampung Bayam sebagai lokasi penempatan alat-alat berat ketika pembangunan JIS berjalan. Karena itulah, pendirian Kampung Susun Bayam baru dimulai setelah JIS rampung dibangun. Berikut ini tonggak waktu pembangunan rusun yang dijanjikan Anies tersebut, hingga kini saat polemik bobol unit hunian terjadi. 

Baca halaman berikutnya: tonggak waktu selengkapnya hingga lahirnya polemik saat ini

18 Agustus 2021
Jakpro telah menuntaskan program ganti untung atau “Resettlement Action Plan” terhadap 642 kepala keluarga Kampung Bayam. Mereka terdiri dari para pemilik rumah tinggal maupun pengontrak. 


27 Maret 2022
Gubernur Anies Baswedan menyatakan menjanjikan rumah susun bagi warga eks Kampung Bayam. Disiapkan juga lahan urban farming untuk mereka yang semula bertani bayam dan kangkung di sana. "Dari awal dirancang, mereka yang tinggal sekitar JIS nantinya akan bisa tetap tinggal di kawasan itu," kata Anies dalam siaran video lewat akun YouTube DariPendopo. 


7 Mei 2022
Pembangunan Kampung Susun Bayam dimulai.

Suasana Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo Tanjung Priok, Jakarta Utara yang direlokasi oleh Pemerintah DKI terkait pembangunan Stadium BMW, Kamis 21 Maret 2019.TEMPO/Taufiq Siddiq


12 Oktober 2022
Anies meresmikan Kampung Susun Bayam terdiri dari tiga tower rumah susun berlantai empat. Dari total 138 unit hunian, tiga di antaranya diperuntukkan warga lansia dan difabel. Ada juga fasilitas pendukung, seperti lahan siap tanam seluas 1.914 meter persegi dan lapangan bola mini.


20 Oktober 2022

Anies lengser sebagai Gubernur Jakarta.


23 November 2022

Dalam pertemuan di Kantor Kelurahan Papanggo, harga sewa unit hunian di Kampung Susun Bayam yang ditetapkan Jakpro sesuai nilai keekonomian perusahaan mencapai Rp 1,5 juta per bulan. Jakpro merevisi nilai itu dengan mengacu Pergub 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan, menjadi 700 ribu rupiah. 


1 Januari 2023
Warga eks Kampung Bayam dijanjikan sudah akan tinggal di unit itu. Mereka sebelumnya tinggal di bangunan sementara di sebuah gudang yang disediakan Gubernur Anies Baswedan di Jalan Tongkol. 


13 Maret 2023 
Warga meminta pertemuan dengan pihak PT Jakarta Propertindo namun tak mendapat kejelasan. 


18 Maret 2023
Warga mulai tinggal di selasar di lantai 1 Kampung Susun Bayam.  


21 April 2023
Kesepakatan untuk mendapatkan harga sewa yang lebih rendah tak tercapai, sebagian warga ke luar dan mendirikan tenda di pinggir jalan sebagai bentuk unjuk rasa.


26 September 2023
Warga eks Kampung Bayam yang bertahan di tenda di depan Jakarta Internasional Stadion (JIS) tersebut sepakat dengan tawaran Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk relokasi ke Rusunawa Nagrak.


10 November - 2 Desember 2023
Piala Dunia U-17 yang antara lain digelar di JIS


29 November 2023
Warga di selasar Kampung Susun mulai membuka paksa unit masing-masing untuk ditinggali secara serentak. Mereka masuk tanpa izin sehingga tak mendapat fasilitas listrik dan air.
 

10 Desember 2023
Warga di Kampung Susun Bayam mengaku didatangi pemuda tak dikenal yang bertanya-tanya lalu menjanjikan dalam kurun 2 hari bakal memberikan akses listrik dan air.


12 Desember 2023
- Petugas kepolisian datang menanyakan bagaimana warga membuka pintu dan soal kabel genset yang digunakan. 
- Pada hari yang sama, Dirut Jakpro Iwan Takwin, mengungkap akan menggandeng kepolisian untuk membantu berkomunikasi dengan warga yang disebutnya menghuni secara sepihak itu. 

KETERANGAN TAMBAHAN:
- TEMPO sudah mencoba menghubungi Polres Metro Jakarta Utara namun hingga berita ini ditulis belum memberikan informasi soal pelaporan PT Jakarta Propertindo terhadap warga eks Kampung Bayam ataupun soal kehadiran di Kampung Susun Bayam.

- Koordinator Umum Aksi Jaringan Rakyat Miskin Kota Gugun Muhammad enggan mengomentari warga yang memaksa masuk tanpa izin tersebut. "Di luar komunitas yang kami dampingi,” kata Gugun melalui pesan singkat.

Baca berita seputar Kampung Susun Bayam dan polemik yang menyertainya di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus