Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pekerjaan konstruksi mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran HI ditargetkan mencapai 90,14 persen pada akhir 2017. Rinciannya, 85,20 persen untuk pekerjaan pembangunan jalur layang dari Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja, dan 95,13 untuk pembangunan jalur bawah tanah dari Senayan hingga Bundaran HI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah memperkirakan, seluruh pekerjaan sipil MRT Jakarta fase I mencapai 100 persen pada tahun depan. "Direncanakan pada Juli 2018," kata Hikmat saat dihubungi Tempo, Ahad, 24 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerjaan sipil tersebut meliputi pembangunan jalur layang, bawah tanah, Depo Lebak Bulus, dan 13 stasiun MRT. Saat ini, progres konstruksi MRT Jakarta per 15 Desember 2017 baru mencapai 88,56 persen, dengan rincian 82,59 persen untuk jalur layang dan 94,59 persen di bawah tanah.
Progres tersebut, kata Hikmat, belum mencapai target awal pembangunan MRT Jakarta pada awal 2017, yaitu 93 persen. Ia menyebutkan, kendalanya adalah persoalan lahan di Fatmawati beberapa waktu lalu. "Sudah beres sekarang. Yang lain tidak masalah," ujarnya.
Meski ada keterlambatan, Hikmat menilai pembangunan tersebut masih bisa dikebut, sehingga selisihnya pun tidak terlalu besar dari target awal. Selain soal lahan, cuaca menjadi salah satu faktor penghambat. Musim hujan yang belakangan sering terjadi sempat membuat Stasiun Dukuh Atas MRT tergenang. "Tapi alhamdulillah, sejauh ini bisa diatasi," katanya.
MRT Jakarta fase I direncanakan beroperasi pada Maret 2019, dengan target dapat mengangkut 200 ribu penumpang per hari. Uji cobanya baru akan dimulai pada pekan keempat Agustus 2018 di Depo Lebak Bulus, dan di jalur utamanya pada pekan ketiga September 2018.