Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno tak seagresif kubu inkumben dalam mengkampanyekan gerakan anti-golongan putih atau golput-sebutan bagi pemilik suara yang memutuskan tidak memilih. Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menilai potensi golput belum menyentuh angka yang mengkhawatirkan. Banyaknya peristiwa yang memicu golput dari kalangan pendukung Jokowi-Ma’ruf malah dianggap menguntungkan penantang. Berikut ini petikan wawancaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah golput berpotensi menguntungkan kubu 02?
Kami enggak bicara menguntungkan atau enggak menguntungkan. Justru PR (pekerjaan rumah) kami untuk memastikan mereka mau milih. Jadi meningkatkan kualitas kampanye, rekam jejak, dan sebagainya.
Fenomena potensi golput saat ini diprediksi menggerus suara pemilih kubu inkumben. Penantang merasa diuntungkan?
Iya, secara elektoral benar begitu. Tapi kan PR kami itu bukan sekadar tentang elektoral, tapi memastikan kualitas demokrasi kita itu semakin tinggi. Itulah sebabnya kami punya kepentingan besar untuk merayu teman-teman yang golput ini untuk ikut memilih.
Berkaca pada pemilu Amerika Serikat, Trump menang gara-gara banyak yang golput…
Iya, makanya sekarang PR kami memastikan kualitas kampanye kami lebih baik. Itu saja yang akan kami lakukan.
Menurut Anda, apakah potensi golput saat ini mengkhawatirkan?
Belum, belum mengkhawatirkan. Cuma 1 persen.
Tapi undecided voters kan berpotensi golput juga?
Undecided voters masih tinggi sekali, 20-30 persen. Dan mereka bisa juga golput. Nah, untuk menghindari itu, perlu pendekatan rasionalitas.
Apa langkah BPN untuk mengantisipasi potensi tingginya angka golput?
Rata-rata yang berencana golput itu adalah kelompok rasional. Maka pendekatannya harus pendekatan rasional.
BPN ada pembicaraan khusus soal capres-cawapres fiktif Nurhadi-Aldo?
Kami melihat itu sebagai kritik dan satire demokrasi. Demokrasi itu butuh satire dan harus dinikmati.
MAYA AYU PUSPITASARI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo