Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ku klux klan bangkit kembali

Lu klux klan bangkit kembali dengan mulai melebarkan sayap dikalangan militer & politik serta penuh kekacauan dan kekerasan. kerajaan bayangan merupakan paling maju dari gerakan ku lux klan.

31 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKI terlihat santai, Bill Wilkinson menerbangkan pesawat Piper Cherokee seharga US$ 10 ribu itu dengan penuh kesungguhan. Lanit berwarna Perak. Di bawah terbentang Kot Louisiana. Bertubuh gempal dengan kebiasaan mengunyah cerutu, Bill merupakan gabungan sifat keras dan jenaka seorang yang penuh sukses dari Selatan. Usia-nya 38 tahun. Dan "tahun ini saya melampaui 200 jam terban " katanya sembari mendaratkan pesawat itu di Ryan Field, lapangan udara pribadi di Baton Rouge. Kecuali Bill dan seorang penumpang, pesawat dengan empat tempat duduk itu membawa beberapa lembar The Klansman, surat kabar yang "Diterbitkan oleh Kerajaan Bayangan Para Kesatria Ku Klux Klan." Halaman depannya dihiasi potret tokoh bertopeng mengacungkan salib terbakar, dengan bercak-bercak merah melambangkan tetesan darah. "Saya sendiri tidak menghela salib ke sana ke mari," ujar Bill Wilkinson sembari tertawa kecil. Jabatannya ialah 'Andalan Kerajaan Bayangan' kelompok paling maju dari gerakan Ku Klux Klan yang terkenal itu. Bill dan para pengikutnya yang bertopeng belakangan ini memang agak mendapat angin. Di North Carolina enam orang anggota Klan dan 'Partai Nazi' baru saja dibebaskan. Padahal merekalah yang tahun lalu mencoba membunuh lima anggota Partai Pekerja Komunis di Greensboro. "Apa yang diperkirakan lima tahun lampau, kini merupakan fakta yang tak terbantah tulis Wayne King, koresponden The New York Times yang bermarkas di San Francisco. 'Kerajaan Bayangan' benar-benar sedang mengalami kelahiran kembali. Jumlah anggotanya bertambah. Kegiatannya meningkat. Demikian pula kekerasannya. Salib berapi yang menyala garang satu dasawarsa silam, kini marak kembali melintasi langit Selatan, dari Carolina sampai Texas. Dalam percikan sporadis, nyalanya mulai merambat ke San Bernardino, California, Denver, Colorado, Middleton, Ohio dan Barnegat, New Jersey. Menurut perkiraan, jumlah anggota Klan ini berkisar sekitar 10 ribu orang. Di luar itu terdapat simpatisan--sekitar 100 ribu--yang siap menghadiri rapat-rapat Klan, membaca siaran-siarannya dan menyumbang. Meski jumlah itu sudah sangat merosot ketimbang tiga-empat juta anggota pada zaman keemasan Klan di tahun 1920-an, ia memperlihatkan kenaikan 100% dibanding 1978. Sebuah studi Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyimpulkan, agenagen Federal harus lebih kuat memonitor Klan. 'Kerajaan Bayangan' Wilkinson dinilai efektif mengumbar kekerasan, terutama di negara-negara bagian Selatan. Memang agak aneh menyaksikan kebangkitan kembali sebuah mesin rasialisme yang haus darah di Amerika-justru saat sekarang ini. Setelah perjuangan pahit hampir tiga puluh tahun, sekolah-sekolah di Selatan dewasa ini merupakan yang paling terintegrasi di seluruh negeri. Tokoh-tokoh hitam memerintah di New Orleans dan Atlanta. Tapi sementara itu, orang-orang seperti Wilkinson menyebarkan kebencian ke seluruh tanah air. Dalam 'daftar fakta' yang disiarkan sebuah liga yang memonitor kelompok-kelompok ekstrim, Klan disebutkan punya kegiatan di 24 negara bagian. Terutama di Selatan, memang. September lalu, serombongan piket berjubah berbaris di depan stasiun Union 76 di Southington, Connecticut. Tak lama kemudian, hampir 800 orang berkumpul dalam sebuah rapat umum Klan yang berlangsung dua malam berturut-turut. Rapat yang disemarakkan dengan pembakaran salib itu merupakan penghormatan atas ditunjuknya Gary Piscottano sebagai 'Naga Raksasa' (gelar jabatan dalam organisasi Klan) yang pertama untuk negara bagian tersebut. Tokoh 26 tahun asal New Britan ini segera memaklumkan: latihan para militer bagi "pasukan keamanan" sedang dipersiapkan di wilayah itu. Dalam pada itu Bill Wilkinson ditangkap polisi. Di dalam mobilnya kedapatan sepucuk pistol otomatis kaliber 45. Tapi, entah bagaimana juntrungannya, tokoh itu kemudian dilepaskan kembali. Di California, Biro Federal yang mematai-matai aktivitas kriminal dan kejahatan terorganisasi juga menyiarkan laporan yang tak begitu sedap. Organisasi Klan ternyata memelopori tumbuhnya sejumlah kelompok para militer. Mereka mengumpulkan senjata, menghimpun dana, dan membeli perlengkapan. Buat apa? "Mempersiapkan diri untuk sebuah perang rasial yang menurut mereka segera akan meletus," kata George Deukmejian, jaksa penuntut umum Negara Bagian California. Dalam kampanye perluasan anggota bahkan beberapa organissi Klan sekarang membuka pintu untuk para wanita dan penganut Katolik. Hal ini agak bertentangan dengan keadaan di masa lampau. Sementara perubahan taktik ini memperlihatkan hasil di luar wilayah Selatan, beberapa lokasi mencatat kemajuan yang tidak stabil. Misalnya New York. Beberapa tahun lalu keanggotaan Klan di kota ini mencapai sekitar 400 orang. Kini tinggal seperempatnya. Begitu pula di New Jersey. Perselisihan antarklik dan penangkapan yang berulang-ular lantaran perkara senjata, memerosotkan jumlah anggota. Meski begitu, kegiatan Klan ala kadarnya tetap saja mengusik masyarakat. Sampai saat terakhir Ku Klux Klan terdiri dari tiga kelompok utama-yang saling terpisah bahkan bersaingan keras. Bill Wilkinson tetap mengepalai 'Kerajaan Bayangan, Para Kesatria Ku Klux Klan'. Robert M. Shelton memimpin 'Perserikatan Klan-Klan Amerika'. Sedang bulan Juli, David Ernest Duke dikukuhkan sebagai Andalan Agung 'Para Kesatria Ku Klux Klan' yang bermarkas di New Orleans. Jabatan itu sudah dipegangnya sejak 1974. Ketiga gembong ini saling mengintai dan mengakali, terutama dalam memperebutkan anggota- dan rezeki. Sejarah mutakhir kebangkitan kembali Ku Klux Klan penuh kekacauan dan kekerasan. DI Negara Bagian Maryland, tiga orang dinyatakan bersalah dalam percobaan mengebom sebuah sinagog di Kota Lochearn--Juli 1977. Menurut polisi orang-orang ini juga merencanakan mendinamit rumah Parren J. Mitchell, tokoh kulit hitam anggota Kongres. Di Negara Bagian Michigan, polisi menangkap lima orang yang didakwa melancarkan serangkaian penembakan di Detroit dan Romulus. Tiga di antaranya anggota Klan. Mereka dilaporkan menembak seorang kulit hitam yang sedang memasuki sebuah bar di Detroit, kemudian menembaki rumah orang tersebut dengan senjata semitomatii. Juga menyerang penjaga setel memberi peringatan untuk tidak meladeni orang kulit hitam. Di Negara Bagian Alabama, sembilan orang Klan dinyatakan bersalah membuat huru-hara. Mereka membangkitkan teror rasial di Talladega Country yang terpencil, dengan cara yang agak unik juga. Mula-mula seorang Klan yang berlagak sebagai agen FBI memukul seorang kulit putih--yang menerima tamu kulit hitam di rumahnya. Bahkan agen FBI gadungan ini sesumbar akan melakukan penangkapan. Sementara itu, konco-konconya menembaki rumah tokoh-tokoh kulit hitam, juga rumah-rumah pasangan campuran. Pemerintah Negara Bagian Alabama juga memperkarakan tiga teroris bertopeng lainnya, lantaran menganiaya seorang wanita kulit putih yang banyak bergaul dengan pria hitam. Februari 1979, Dewan Kota Decatur, Alabama, mengeluarkan larangan membawa senjata api ke dekat-dekat demonstrasi umum. Tapi larangan ini ternyata membangkitkan amarah orang-orang Klan. Sembari mengacung-acungkan bedil, mereka mendatangi rumah Bill Dukes, Walikota Decatur. Dengan tulisan besar-besar mereka mengibarkan spanduk yang berbunyi: "Walikota, kalau mau senjata, kemari! " Sudah tentu sang walikota tidak gegabah. Di kalangan militer konon Klan juga mulai melebarkan sayap. Ada pertanda ketiga kelompok Klan yang disebut tadi berusaha membangun jaringan KKK di basis tentara maupun di kapal-kapal. Mereka berusaha menjalin hubungan yang didasarkan pada pandangan rasial dan persiapan kekerasan sewaktu-waktu, Demikian pula apangan politik. Memboncengi reaksi rasial dan ekonomis terhadap merembesnya pendatang asing di California Selatan, bekas 'Naga Raksasa' Tom Metzger mempersalahkan golongan Demokrat. Tom sendirimenyebut dirinya "orang Klan abad ke-21". Ia membawahkan sepasukan "garda keamanan" berseragam hitam, dengan sistem pengawasan perbatasan untuk membendung masuknya pendatang asing. Ia sendiri mempersenjatai dirinya dengan Colt-45. Namun keterlibatan politis Klan sebenarnya masih sangat terbatas. Apalagi bila dibanding periode 1920-an, tatkala KKK merembes sampai ke Senat. Perlu diingat ucapan salah seorang tokoh Klan, James Venable, bahwa tak kurang dari Presiden AS Warren G. Harding merupakan satu di antara "pengikut rahasia" mereka. Pada 1923, sekelompok Klan memang menyelenggarakan acara peringatan di makam Harding. KENDATI tak dilengkapi bukti, ada pula kelompok Klan yang mengakui Presiden Woodrow Wilson memihak mereka. Anggapan ini dikait-kaitkan dengan pertunjukan Birth of Nation yang diselenggarakan di Gedung Putih di masa kekuasaannya. Pertunjukan itu memang bernada pro-Klan. Nada yang sama juga menyangkut Presiden Harry S. Truman, yang kerap mengutip bagian Kitab Suci dengan tafsiran yang merendahkan kaum kulit berwarna. Di segi lain, hingga matinya Truman selalu menggunakan istilah nigger untuk kaum hitam. Nada ejek ucapan ini barangkali sama dengan yang terasa pada ucapan inlander-yang digunakan penjajah Belanda dulu untuk penduduk pribumi kita. Masih banyak pejabat tinggi Amerika yang didesas-desuskan punya hubungan dengan Klan, meski--tentu saja--dibantah berulang kali. Menoleh kepada sejarah, Ku Klux Klan dimulai dari pertemuan enam orang veteran tentara Konfederasi-yakni pihak Selatan dalam perang saudara pembebasan budak di zaman Abraham Lincoln. Tempatnya di sebuah kantor pengacara di Pulaski, Tennessee--sehari menjelang Natal 1865. Mereka menamakan diri Ku Klux Klan --diilhami oleh perkataan Yunani kuklos, yang kurang lebih berarti kelompok. Kata Klan sendiri diambil dari bahasa Scot, asal-usul anggota kelompok ini. Mereka mengambil salib menyala sebagai lambang, menetapkan sejumlah gelar dan tata hirarki, serta bergerak menuju senjata dan kekerasan. Bahkan menciptakan sandi untuk menyebut secara rahasia nama hari dan bulan. Jenderal Nathan Bedford Forrest merupakan pemimpin besar Klan yang pertama. Dalam empat tahun, anggotanya mencapai jumlah setengah juta. Mulanya--konon--organisasi ini sekedar menjalin tali persaudaraan, dan melakukan beberapa "kenakalan" tak lebih dari "maksud melucu". Tapi lama kelamaan "lelucon" itu makin tak senonoh. Mereka mulai memelihara kelompok-kelompok teror yang gentayangan di malam hari. Membakar, menganiaya, bahkan membunuhi budak-budak negro yang baru dibebaskan. Pada 1869 Wizard Forrest secara resmi membubarkan Klan. Tapi, seperti yang diungkapkan tokoh Klan Venable seabad kemudian, "mereka terus bergerak di bawah tanah". Pada 1915, Ku Klux Klan muncul kembali di Stone Mountain, Georgia. Lebih bersifat 'jawaban' terhadap emigrasi besar-besaran penduduk Yahudi, Katolik, dan sosialis dari Eropa Timur dan Selatan ke Amerika Serikat. Tapi meski cepat tersebar, jumlah keanggotaannya tak begitu mengejutkan. Apalagi disusul oleh masa depresi yang melanda Amerika. Hingga 1930, kumpulan itu mempunyai tak lebih dari 30 ribu orang. Baru pada 1961 klik yang terpecahbelah membentuk Perserikatan Klan Amerika. Sebagai pimpinan tertingginya dipilih Robert M. Shelton, buruh pabrik karet dengan wajah rajawali. Ia memiliki pasukan keamanan yang kuat, dan ribuan pengikut di Alabama. Merasa 'ditampar' oleh beberapa kemenangan kalangan negro--di lapangan hak-hak sipil--sekitar 1960-an itu, kaum rasialis putih berbondong-bondong mengikuti Shelton. Mereka menyumbangkan uang, mobil-mobil Continental dan Cadillac, bahkan sebuah pesawat terbang bermotor kembar. Teror besar pun mulai. Di Neshoba County, Missouri, tiga orang pejuang hak-hak sipil dibunuh. Di Birmingham mereka bahkan mengebom gereja. Hingga sekitar 1967 jumlah anggota Klan diperkirakan 17 ribu orang. Tapi pada 1974, FBI memperkirakan anggota aktifnya tinggal tak lebih dari 1.500. SEJAK medio 1970-an itu tampak gejala baru. Gerombolan bertopeng tersebut rupanya membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya pintar pidato dan jago berkelahi. Melainkan juga mampu menguasai teknik abad elektronika sembari tetap dalam fanatisme kuno yang berkobar-kobar. Dan salah seorang tokoh Klan yang menonjol sejak 1975 adalah David Ernest Duke. Lulusan Louisiana State University ini hanya kadang-kadang mengenakan jubah Klan. Bahkan tak pernah memakai topeng ia dilukiskan "bijak, tampan, dan sexy. " Ia malah tidak menyebut diri anti-hitam. Melainkan "pro-putih". Ia merekrut anggota ke seluruh negeri, bahkan menerima pendaftaran melalui surat. Dan bepergian sampai ke Kanada. Ia membentuk "patroli perbatasan" yang mencegah masuknya pendatang gelap dari Meksiko. Juga menggalakkan usaha penerbitan. Buku-buku di sekitar kebesaran Hitler dan Partai Nazi, merupakan favoritnya nomor satu. Didukung oleh personalitasnya yang luar biasa, Duke membangun Klan hingga mencapai sekitar 3.000 anggota. Hal ini membuat iri gembong Klan yang lain. Pada 1975 itu juga Wilkinson memisahkan diri dari Duke-dan menegakkan 'Kerajaan Bayangan'. Banyak belajar dari kepemimpinan Duke, Wilkinson malahan tumbuh menjadi pemimpin kelompok Klan yang paling berbahaya saat ini. Ia bekas kontraktor listrik, dan pernah bekerja sebagai pembaca sandi di sebuah kapal selam nuklir. Namanya mulai terkenal sejak 1976, ketika ia bersama dua Klan lainnya muncul di Gereja Baptis Kota Plains. Di kota kelahiran Jimmy Carter itu mereka memprotes dukungan si calon presiden terhadap orang kulit berwarna. pengan bantuan 'orang dalam', Wilkinson bisa masuk ke dalam gereja, dan duduk hanya beberapa kursi dari tokoh yang tak lama kemudian dilantik jadi presiden AS itu. Keluar dari gereja, mereka mengenakan iubah Klan, kemudian berarak di pekarangan disaksikan para wartawan dan juru potret yang terbodoh-bodoh. Pada 26 Mei 1979, giliran serombongan orang hitam--sekitar 50 sampai 75 orang--berbaris di jalan utama Kota Decatur, Alabama. Mereka memprotes tuduhan pemerkosaan yang dijatuhkan kepada salah seorang negro. Nah. Di ujung jalan itu sudah menunggu 100 lelaki berjubah. Membawa kapak, pentung dan pipa-pipa besi. Perkelahian segera berkobar. Senjata berletusan. Seorang Klan patah kaki, dua orang negro cidera. Sungguh ajaib, tak ada korban Jiwa. Wilkinson sedikit pun tak berusaha menyembunyikan fakta, bahwa ia sedang mempersiapkan diri untuk sebuah "perang rasial". Berlindung di perbukitan sekitar Alabama Utara, kaumnya berlatih perang gerilya. Sebagian mereka membawa istri. September lalu, tiga orang wartawan berhasil mencapai salah satu kamp latihan itu--yang dinamakan My Lai, nama sebuah desa di Vietnam yang penduduknya pernah dibantai serdadu Amerika. Mereka bertiga diterima Wilkinson--yang melantamkan juga berbagai senjata otomatis kepunyaan mereka. "Kami mempersiapkan rakyat membela dan mempertahankan diri," ujar Roger Handley, 35 tahun, orang kedua 'Kerajaan Bayangan'. "Kami sedang mempersiapkan revolusi di negeri ini," sambungnya. "Bukan kami yang memulai. Melainkan orang-orang komunis--melalui negro-negro itu." Tapi sementara bersiap melancarkan perang, tokoh-tokoh Klan sesumbar membela perdamaian. "Kami tidak galak," ujar seorang gadis Klan bernama Linda, 19 tahun. "Tapi kalau kami diserang, apakah kami tak "berhak melawan?" tanyanya sendiri. Bau amis darah, Api, teror. Sebatang salib terbakar dan sosok-sosok memakai jubah dan topeng bergentayangan mencari korban. Setan-setan putih Amerika abad ke-20. Iblis-iblis dari jenis yang asli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus