Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKHIRNYA Menteri Sekreta-ris Negara Yusril Ihza Mahendra berpamitan sambil mengulurkan tangan. Siti Hedianti Harijadi dan Siti Hutami Endang Adiningsih, dua putri mantan presiden Soeharto, menyalaminya bergantian. Mereka lalu mengiringi langkah Yusril menuju depan lift di lantai lima Rumah Sakit Pusat Pertamina.
”Sampaikan salam untuk Bapak,” kata Yusril sambil tersenyum. Siti Hedianti, yang akrab dipanggil Titiek, dan adiknya, Mamiek, mengangguk hampir berbarengan. Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut mereka. Sejenak kemudian lampu lift menyala, Yusril bergegas masuk.
Kunjungan Yusril pada Kamis siang pekan lalu itu membawa ”obat istimewa” bagi Soeharto, yang tergolek lemah di RSP Pertamina. Walau usus besarnya telah dioperasi, kondisi bekas penguasa Orde Baru itu masih kritis. Inilah yang membuat keluarganya, termasuk Titiek dan Mamiek, cemas. Tanpa polesan make up sedikit pun, wajah mereka tampak mendung. Kemeja bermotif bunga yang dikenakan Titiek pun kelihatan kusut. Sepekan sudah, mereka menginap di rumah sakit menunggui ayahnya.
Hanya, kabar yang dibawa Yusril cukup melegakan mereka. ”Saya menyampaikan keputusan pemerintah untuk menghentikan pengusut-an kasus Soeharto,” kata Yusril kepada wartawan yang menunggunya- di lantai dasar. Sehari sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang menggelar rapat konsultasi dengan pemimpin lembaga tinggi negara, membicarakan status kasus hukum Soeharto, sampai te-ngah malam.
Salah seorang cucu Soeharto, Retnosari Widowati, yang biasa dipanggil Eno, mengaku senang mende-ngar warta itu. ”Alhamdulillah kalau be-nar begitu,” kata perempuan berkaca mata ini sambil tersenyum, sesaat sebelum operasi Soeharto yang kedua, Kamis malam pekan lalu.
Yang jadi soal, sehari kemudian Pre-siden Yudhoyono membantah kabar bah-wa pemerintah sudah memutuskan penghentian kasus hukum pensiun-an jenderal berbintang li-ma itu. Berbicara di Bandara Halim Per-danakusuma, Yudhoyono me-nga-ta-kan, untuk sementara ini akan meng-endapkan dulu polemik soal status hu-kum Soeharto.
Lalu ada apa di balik kunjung-an- Yusril ke rumah sakit? Seorang yang dekat dengan keluarga Soeharto mengatakan, sang menteri sendiri yang mengatur pertemuan itu. Ajud-an Yusril menelepon staf rumah tang-ga Soeharto pada Kamis pagi, mem-beri tahu rencana kedatangan pro-fesor hukum tata negara Universitas Indonesia itu.
Yusril memang punya sejarah kedekatan dengan Soeharto. Dia bekerja di Sekretariat Negara sejak 1994 dan beberapa kali dipercaya menulis pidato presiden. Pada akhir masa kekuasaan Orde Baru, Yusril bersama Menteri Sekretaris Negara ketika itu, Saadilah Mursjid, bahkan ikut merancang skenario pengunduran diri Soeharto.
Yusril sendiri berulang kali membantah kabar soal kedekatannya de-ngan Soeharto. ”Masa, hanya karena bekerja di Setneg, saya disebut peng-ikut Soeharto?” katanya dalam se-buah wawancara dengan Tempo, de-lapan tahun lalu.
Sampai akhir pekan lalu, Yusril tidak bisa dihubungi Tempo. Sehari-an dia tidak berada di kantornya. Dia juga tidak ada dalam rombongan Presiden Yudhoyono yang membuka konferensi tingkat tinggi pemimpin D8 di Bali. Menurut adiknya, Yusron Ihza Mahendra, tidak mungkin Yusril bertindak di luar perintah Pre-siden. ”Dia tidak mungkin nyelonong begitu. Dia tidak akan gegabah,” -katanya.
Wahyu Dhyatmika
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo