Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan melakukan kajian komprehensif soal libur sekolah selama Asian Games 2018 setelah keputusannya dianulir Gubernur Anies. Keputusan Sandiaga untuk meliburkan sekolah selama 9 hari Asian Games itu bertujuan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas selama ajang olah raga se-Asia itu.
Rekomendasi dari Dinas Pendidikan DKI dan tim khusus yang menangani masih menampung dan memonitoring perkembangan untuk meliburkan sekolah. “Apakah diliburkan hanya di daerah yang terdampak venue dan kampung atlet,” ujar Sandiaga di Gedung Perpustakaan Nasional, Ahad, 15 April 2018.
Baca: Sekolah Libur Sembilan Hari Asian Games 2018, Guru Jakarta Bicara
“Belum ada, belum ada, belum ada, titik,” ujar Anies Baswedan di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 11 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Anies itu membantah Sandiaga Uno yang menyebut dirinya telah memutuskan untuk meliburkan semua sekolah di Jakarta selama Asian Games 2018 digelar. Keputusan itu diambilnya seusai pertemuan dengan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir. Dalam pertemuan itu, Erick Thohir minta sekolah yang berada di sekitar venue Asian Games dan wisma atlet diliburkan.
Baca: Libur Asian Games Versi Sandiaga Uno: Orangtua Murid Menolak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Libur tersebut digeser dari bulan Desember, sehingga tidak mengganggu hari dan waktu mereka dalam kegiatan belajar-mengajar," ucap Sandiaga di Balai Kota DKI, Jumat, 6 April 2018.
Namun keputusan Sandiaga Uno itu dikritik orang tua murid. Salah satunya Sriningsih, orang tua siswa kelas IX sekolah menengah pertama yang tinggal di Sunter, Jakarta Utara. "Kalau diliburkan, bagaimana (kegiatan) belajar-mengajarnya?" ujar Sriningsih saat dihubungi Tempo, Selasa, 10 April 2018.
Sriningsih berpendapat, libur selama perhelatan Asian Games 2018 yang digagas Sandiaga Uno akan mengganggu pelaksanaan kurikulum yang sudah direncanakan. Sebagai siswa, tentu anaknya, Rudi Dwi Satrio, akan sangat senang jika sekolah diliburkan. Sriningsih mengusulkan, memberi semangat para atlet bisa dilakukan siswa pada hari Sabtu atau Minggu saja.