Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Klaten - Meski tak kunjung diluncurkan setelah melalui perjalanan yang berliku dan memakan waktu bertahun-tahun lamanya, mobil Esemka bagi Sukiyat---inisiator mobil Esemka---bukanlah produk gagal.
Kata Sukiyat, mobil Esemka yang dulu dia kerjakan dengan melibatkan sejumlah siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) dari Kabupaten Klaten dan Kota Surakarta itu adalah embrio dari Kiat Mahesa Wintor (KMW).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KMW adalah alat mekanisasi multiguna pedesaan (AMMDes) yang diproduksi PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI), perusahaan patungan dari dua produsen kendaraan pedesaan yaitu PT Kiat Inovasi Indonesia (KII) dan PT Velasto Indonesia (anak usaha PT Astra Otoparts Tbk).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sukiyat menjabat sebagai Presiden Komisaris PT KMWI yang berkantor di bengkel Kiat Motor miliknya di Jalan Solo - Jogja wilayah Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. “Mobil Kiat Esemka yang dulu itu adalah generasi pertama yang sekarang telah melahirkan KMW,” kata Sukiyat saat dihubungi Tempo pada Selasa, 9 Oktober 2018.
Baca:
- Pemerintah Beri Lampu Hijau untuk Produksi Mobil Esemka
- Mobil Esemka Akan Meluncur, Begini Situasi Pabriknya di Boyolali
Perlu diketahui, Kiat Esemka adalah nama awal dari mobil Esemka yang belum lama ini kembali hangat diperbincangkan setelah calon Wakil Presiden pendamping Joko Widodo, Ma’ruf Amin, menyatakan mobil tersebut akan diluncurkan pada bulan ini.
Kiat adalah kependekan dari nama Sukiyat. Diberitakan sebelumnya di Tempo.co, Nama Kiat Esemka masih melekat pada mobil jenis SUV (sport utility vehicle) buatan anak bangsa itu saat pertama kali digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta, Joko Widodo dan Hadi Rudyatmo, pada Januari 2012.
Kendaraan AMMDes dengan alat penjernih air untuk korban gempa Palu dan Lombok selesai diproduksi. Kendaraan ini segera dikirim ke lokasi gempa. 9 Oktober 2018. (Foto: Kiat Mahesa Wintor)
Tidak lama kemudian, nama Kiat dihilangkan sehingga menjadi Esemka saja, termasuk saat mobil itu menjalani uji emisi di Balai Termodinamika, Motor, dan Sistem Propulsi pada 27 Februari 2012. Sejak itulah rencana produksi massal mobil Esemka menempuh jalan yang berliku dan berujung pada pendirian pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) di Kabupaten Boyolali pada 2016.
Baca:
- Kendaraan AMMDes Penjernih Air Diuji ke Palu dan Lombok
- Sejumlah Mobil Esemka Jenis Pikap Terparkir di Pabrik Boyolali
Sementara menunggu kepastian rencana produksi massal mobil Esemka yang digadang-gadang sebagai mobil nasional, Sukiyat terus memutar otak demi mewujudkan mimpinya menciptakan kendaraan yang dapat dibanggakan sebagai produk dalam negeri. Pada 2017, lahirlah tiga prototype Moda Angkutan Hemat Pedesaan atau Mahesa Nusantara yang digagas Sukiyat sejak 2014.
Kendaraan pedesaan yang dilengkapi alat untuk mengoperasikan mesin-mesin pertanian itu hampir sama nasibnya dengan mobil Esemka lantaran tidak kunjung diproduksi secara massal. Namun, Sukiyat tidak patah arang.
Prototype Mahesa Nusantara terus dia kembangkan hingga kini menjadi alat mekanisasi multiguna pedesaan (AMMDes) Kiat Mahesa Wintor (KMW). AMMDes KMW pertama kali dipamerkan di kantor Kementerian Perindustrian pada Maret 2018.
“Jadi Kiat Esemka itu generasi pertamanya. Sedangkan Mahesa Nusantara itu generasi yang kedua. Dan AMMDes KMW ini yang terakhir, generasi ketiga,” kata Sukiyat. Berkat kerjasamanya dengan anak perusahaan PT Astra Otoparts Tbk, Sukiyat optimistis AMMDes KMW bisa memenuhi target rencana produksi massal mulai Januari 2019.