Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lomba slalom dorong

Radio suzana di surabaya mengadakan lomba slalon dorong, lomba mendorong mobil. tiap grup terdiri dari 4 orang. ada farida juara ibu gemuk dan panco wanita yang menggondol juara kedua.

20 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERSATUAN pembalap memang banyak. Organisasi penyetir lincah juga ada. Yang agaknya belum ada adalah kelompok pendorong mobil. Inilah yang direkayasa penyelenggara Radio Suzana. Radio swasta di Surabaya yang pernah bikin lomba ibu gemuk dan pertandingan panco perempuan itu memperkenalkan lomba Slalom Dorong (slador) di ruang parkir Surabaya Plaza akhir Juni lalu. Ini, kata panitia, pertama kali di Indonesia. Peserta diadu mendorong mobil di sirkuit berbentuk tapal kuda sejauh cuma 20 meter. Mereka tak boleh menabrak tanda pembatas (kum), juga tak boleh keluar jalur. Dan patut dicamkan, mobil harus berhenti tepat di garis finish. Selain itu, pengemudi dilarang menginjak rem. Artinya, ketika akan mendekati finish, mereka harus menahan laju mobil. Tak mengherankan bila 46 grup peserta yang memperebutkan hadiah uang dan tropi itu -- seluruhnya bernilai Rp 2 juta -- umumnya berotot. Tiap grup terdiri dari empat pendorong yang tubuhnya kekar, kecuali pengemudinya. Ada kelompok body building, ada orang bengkel. Dan, ini yang paling menarik: berat kaum ibu yang jadi peserta itu rata-rata di atas 80 kilogram, bahkan ada yang hampir 150 kilogram. Meskipun hanya empat grup, merekalah yang membuat 3.000 penonton berjingkrak-jingkrak. Namun, karena terlampau bahenol, kaus seragam yang disediakan pihak sponsor tidak bisa mereka pakai. "Mestinya kaus ukuran mbahnya gede yang kami sediakan," kata panitia pelaksana yang bernama Kaisar Victoria kepada Kelik M. Nugroho dari TEMPO. Sorak-sorai kian seru ketika lima ibu, rata-rata 40-an tahun, beraksi. Di situ ada Farida, 42 tahun, yang hampir 150 kilogram tadi. Dialah juara ibu gemuk versi Radio Suzana Surabaya tiga tahun berturut-turut (1987, 1988,1989), dan pemegang juara lomba Panco Wanita 1988. Celetukan terhadap Ida, yang memang ekstra gede, tak bisa dihindari. "Halo-halo, itu dia perempuan yang pernah ditolak sopir taksi, karena takut pernya patah," teriak Kaisar, pemandu acara, lewat pengeras suara. Mendengar celetukan yang disambut gerrr itu, Farida tak peduli. Ia dan grupnya berhasil menggondol juara kedua. Juara pertama untuk wanita diraih kelompok ibu berusia sekitar 35 tahun, dan tidak sekelas berat Farida. Apa komentar Farida? "Saya ingin mencari hiburan dan menghilangkan stres di rumah," kata ibu empat anak itu. Iya, deh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus