Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Maling jadi dukun

Letkol polisi (pur) sudhono kecurian. tv, video, tape dan uang lenyap. sudhono minta bantuan dukun. ternyata malingnya dukun itu sendiri yang berpura-pura ingin membantu, untuk mendapatkan uang jasa. (ina)

31 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM setahun menjalani pensiun, Letkol (polisi purnawirawan) Sudhono mesti berurusan lagi dengan penjahat. Kali ini, posisinya bukan sebagai "pemburu", melainkan sebagai korban. Saat rumahnya di Karang Panjang, Surakarta, ditinggal berlibur ke Bali Lebaran lalu, ada yang membobol. Pesawat televisi, video, tape recorder, dan uang tunai Rp 200 ribu dibawa pergi. Sudhono menduga, semua itu tentu perbuatan maling yang ingin membalas dendam. Sebagai polisi, terutama saat ia bertugas di Boyolali, ia memang dikenal keras dalam menumpas kejahatan. Tanpa menunggu lama-lama, Sudhono mengontak rekan dan bekas anak buahnya yang masih aktif. Sayang, jejak maling tak mudah dicari. Yang kemudian bisa menangkap si pencuri justru Sudhono sendiri. Begini. Suatu hari ia kedatangan tamu yang mengaku dukun sakti bernama Gajah Warsino. Si dukun sanggup menemukan kembali barang yang hilang. Sudhono segera kasih umpan: ia akan memberi upah Rp 100 ribu bila barang-barangnya bisa ditemukan kembali. Si dukun meminta disediakan gula brem dan sejenis minuman keras. Ia duduk bersila, makan brem serta menenggak minuman. Lalu dia mulai 'ngoceh. "Pencuri-pencuri itu aku kenal .... Saya 'kan juga ikut masuk rumah ini. Barang kami sembunyikan di semak pinggir kali . . ., tapi duitnya sudah ludes ...." Rupanya, ia mabuk. Betul saja. Di tepi sungai yang disebutkan sang dukun, Sudhono menemukan pesawat televisi dan tape miliknya. Dukun palsu itu mengaku kesulitan menyimpannya. Kebetulan, di daerahnya sedang ada razia televisi. Dia pikir, lebih baik dikembalikan saja kepada yang punya agar ia mendapat uang jasa. "Kalau saya tidak mabuk, saya pasti untung," ujarnya saat diserahkan ke polisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus