Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Teh kombucha adalah teh fermentasi larutan teh dengan gula. Lalu ditambahkan ragi dan bakteri. Berupa mikroba pemula yaitu bakteri Acetobacter xylinum dan Saccharomyces cerevisiae, Zygosaccharomyces bailii, dan Candida sp.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teh ini datang dari China, Jepang, Rusia atau Eropa Timur. Teh kombucha di Tiongkok kuno, dikenal sebagai 'Teh keabadian'. Sedangkan di Jepang, Rusia, dan Eropa teh jenis ini dipercaya kaya khasiat obat dan telah dikonsumsi sejak ribuan tahun silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poses fermentasi menghasilkan zat asam asesat, asam amino esensial, vitamin B dan C, folat juga alkohol. Perlu waktu sekitar delapan hingga dua belas jam untuk fermentasi. Bakteri dan jamur mengubah gula jadi etanol dan asam asetat saat proses fermentasi. Hal inilah yang menjadikan teh ini punya rasa bersoda dan sedikit asam dari asam asetat
Fermentasi bisa lebih cepat jika suhu lebih dingin. Selain itu lamanya proses fermentasi mempengaruhi kandungan, kualitas juga rasanya. Untuk 400 ml teh ini mengandung 60 kalori. Teh kombucha kaya akan antioksidan, sama seperti teh pada umumnya. Begitupun probiotik yang baik bagi tubuh.
Efek penting lainnya ialah membantu pemulihan kerusakan oksidatif pada garis sel fibroblast terhadap stres oksidatif. Selain itu bermanfaat bunuh bakteri, memperlancar sistem pencernaan.mengurangi risiko penyakit jantung, melindungi dari kanker serta mengendalikan diabetes.
Selain kaya khasiat, teh ini juga dapat menimbulkan efek buruk jika dikonsumsi berlebihan. Seperti sakit perut, mual, reaksi alergi dan sakit kepala. Apalagi jika proses fermentasinya kurang tepat atau terlalu lama. Akumulasi asam organik justru jadi berbahaya jika dikonsumsi langsung. Teh kombucha juga tidak baik dikonsumsi ibu hamil dan menyusui.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION