Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Sholikhul Huda, ikut menyoroti bentrokan yang terjadi antara anggota GP Ansor dan jemaah pengajian Syafiq Riza Basalamah beberapa waktu lalu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sholikhul menyarankan adanya pertemuan antara ormas Islam dan kelompok-kelompok pengajian yang dituduh berpaham salafi untuk saling bertukar pikiran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Perlu ada ruang-ruang perjumpaan terutama pada kelompok NU, salafi, Muhammadiyah untuk kemudian saling berbagi, dan membangun relasi sosial guna meminimalisir kecurigaan dan pertengkaran,” kata dia melalui pesan suara yang diterima Tempo pada Kamis, 29 Februari 2024.
Solikhul sepakat jika ceramah atau pengajian adalah gerakan kebaikan untuk menebar ilmu. Sehingga, berbagai kelompok islam di Indonesia seyogyanya saling memahami adanya perbedaan interpretasi yang muncul.
Ia memahami jika kelompok NU merasa tersinggung atas pemikiran dari kelompok salafi. Ia pun berharap paham-paham salafi tidak langsung menuding kelompok lain sesat apalai mengkafirkan.
“Karena memang praktik di lapangan kelompok salafi ini terlalu eksklusif dalam relasi sosial keagamaan termasuk juga dalam hal pemikiran-pemikirannya yang banyak mengundang ketersinggungan terutama di kalangan teman-teman nahdliyin,” kata dia.
Solikhul berharap kedua kelompok dapat mengubah cara berpikir mereka dengan terbuka, serta melakukan moderasi, yakni menemukan satu garis yang sama di antara keduanya.
Sikap saling menghormati seperti itu sudah tertera dalam peraturan Undang-Undang 1945. Namun, masalahnya terdapat pada implementasi dari teks aturan tersebut. “Jadi menurut saya problemnya bukan di UU, tapi problemnya adalah tingkat kepemahaman kita terhadap UU di tengah masyarakat yang plural seperti ini,” ucapnya.
Pengajian Ustad Syafiq Riza Basalamah Berakhir Ricuh
Pengajian Syafiq di Masjid Assalam Purimas, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya pada Kamis, 22 Februari 2024 batal digelar. Anggota GP Ansor dan Banser membubarkan pengajian ini dengan dalih pengurus masjid melanggar kesepakatan untuk tidak mengundang Syafiq Riza Basalamah.
GP Ansor telah menyurati pengurus masjid dan menyampaikan alasan mereka menolak pengajian tersebut. Alasan pertama adalah karena ceramah Ustaz Syafiq Riza dianggap bersifat provokatif dan adu domba. Kemudian alasan kedua karena ceramahnya dianggap cenderung menimbulkan ujaran kebencian dan dapat memecah belah kerukunan umat islam khususnya di wilayah kecamatan Gunung Anyar.
Bentrokan antara kader GP Ansor dan jemaah pengajian pun terjadi. Pihak GP Ansor mengklaim empat orang anggotanya menjadi korban kekerasan dalam kericuhan yang terjadi. Mereka pun melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya.
ABDUL