Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Matine show a kim dan jimmy

Di tanjung pinang cuma mempunyai meja bilyard dan bioskop sebagai tempat hiburan. akibatnya pemilik bioskop berupaya mengadakan pertunjukan siang hari (matine show) film dewasa untuk anak-anak.

22 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUAT kota yang tak punya tempat-tempat rekreasi yang baik, seperti Tg. Pinang, memang cuma ada 2 sasaran tempat berleha-leha. Meja bilyard dan bioskop. Tak heran kalau wabah bilyard yang melanda kota kabupaten ini demikian rancak. Puluhan buah rumah bilyard muncul. Baik resmi punya izin usaha dari Pemda Kepulauan Riau, maupun cuma mengantongi izin polisi. Tapi yang dirisaukan belakangan ini adalah perkara bioskop. Di kota yang berpenduduk lebih 50 ribu jiwa ini punya 2 buah bioskop dengan kapasitas sekitar 500 penonton. Bioskop Gembira dan Mutiara. Tak begitu bagus. Malahan, para penonton sering melontarkan sumpah serapah karena digerayangi kutu busuk. Tapi mau diapakan, cuma 2 biji ini sajalah yang ada. Itupun tampaknya semakin susah bernafas. Selain akibat melimpah ruahnya TV, pun kemampuan umum untuk nonton dengan harga karcis yang seenak para pemiliknya, membuat animo semakin susut. Akibatnya, para pemilik Bioskop, seperti A Kim yang punya Mutiara dan immy Seah yang punya Gembira mulai mencari jalan lain. Di antaranya berusaha menjaring anak anak dengan mengadakan pertunjukan siang hari setiap hari Minggu. "Matine Show" begitu terpampang di papan reklame mereka. Jadwal pertunjukan, sampai 3 kali sehari Minggu itu. Hasilnya lumayan. Dengan karcis rata-rata Rp 150 berjubellah anak-anak, yang tak tahu ke mana akan pergi hari Minggu, memenuhi loket-loket. Akan tambah semarak kalau ada film Indonesia yang diputar. Atau film silat karate Hongkong. Tapi yang tua-tua pun ikut 'erbondong. Maklum, kalau malam harga karcis bisa 2-3 kali lipat. Tahu bahwa itu mulai jadi tambang rezeki, A Kim dan Jimmy pun menggencarkan upayanya. Selain menyebarkan poster-poster liwat mobil keliling pun reklamenya dibikin menyala dengan kata-kata yang aduhai merangsangnya. Celakanya, sekalipun tahu bahwa yang nonton umumnya anak-anak belasan tahun, para pemilik bioskop ini tak mau mencantumkan batasan umur. Film yang penuh gambaran paha dan adegan yang sebenarnya hanya untuk konsumsi orang-orang dewasa, biasa saja disantap oleh anak-anak. Tak cuma itu, film yang penuh kekerasan, adegan-adegan perkosaan pun bukan problem untuk dihidangkan. Keluhan bukan tak pernah terdengar. Bahkan Bupati Firman Eddy SH yang mendengar perkara itu sempat menggeram, "bioskop-bioskop itu memang sudah keterlaluan" ujarnya kepada TEMPO. Sementara Mohd. Sadar, Ketua DPRD Kepulauan Riau mengangguk membenarkan. Sayang, pejabat-pejabat kabupaten itu belum kelihatan turun tangan menegor pihak pemilik bioskop. Buktinya, sampai 7, hari ini bioskop-bioskop itu tetap dengan cara mereka. Akan halnya pihak Kakandep Penerangan Kabupaten, cukup santai juga menanggapi perkara ini. "Kami sudah kirim semua peraturan kepada mereka" ujar Suhardi BA, sang Kakandep Penerangan Kepulauan Riau. "Kan ada Polisi ditugaskan di sana" jawab Suhardi lagi. Pokoknya pihak kantor penerangan kabupaten itu cukup memeriksa adakah film yang akan diputar itu sudah ada izin dan lulus sensor. Perkara posterposter serem tadi tampaknya, sedang diusut siapa sebenarnya yang musti mengatur. "Mungkin sekarang perlu Laksusyang turun" begitu sampai seoran pemuka agama menumpah kesal. Bahkan seorang anggota DPRD bikin janji, kalau nanti sidang-sidang DPRD yang baru sudah mulai, ia akan bawa ke forum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus