Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Telah Jadi Kota Api?

Di banjarmasin selama 10 bulan terakhir terjadi 36 kali kebakaran. pemegang rekor tertinggi di indonesia. akibat pembangunan perumahan yang semrawut.

22 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEKAS-bekas kebakaran di Simpang Sudimampir yang menelan kerugian sekitar Rp 2.000.000.000 itu, belum lagi rapi dibenahi, 6 Oktober lalu Banjarmasin kembali menjadi lautan api. Raung sirine dan kesibukan para korban menyelamatkan harta bendanya, pada kebakaran kali ini, secara tidak langsung sekaligus menciptakan kepanikan yang tuntas. Mata api terbagi dua, angin bertiup kencang sekali. Ratusan korban terpaksa terjun ke sungai Martapura untuk cari selamat, karena kemungkinan lewat jalan darat tertutup. Api mengepung dari dua penjuru. Untuk beberapa jam sungai Martapura berobah menjadi hitam, karena bara-bara bekas lelatu yang menjadi arang mengapung di permukaan air. "Air panas dan asin sekali," kata seorang perempuan yang lantingnya (rumah di atas air) turut hangus terbakar. Dan untuk seketika pula, kegiatan ekonomi di Sungai Martapura menjadi terhenti. Lalu berapa kerugian akibat kebakaran di siang bolong itu? "Hampir satu milyard rupiah," kata seorang pejabat di Balaikota. Pejabat ini terus memperinci bangunan yang hangus 219 rumah, 3 buah surau, 3 buah gudang, 14 lanting 4 SD Inpres. Sebegitu jauh, 1.653 jiwa atau 362 Kepala Keluarga kehilangan tempat berteduh. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tapi yang cedera berat dan ringan tercatat 6 orang dan 3 orang maling tertangkap basah. Dan kebakaran di desa Seberang Mesjid ini, setengah kilometer dari kantor Gubernur atau sebelah kiri Jembatan 10 Nopember, terjadi tepat pada pukul 13.00 wit, sesaat setelah Menteri Kehakiman membuka resmi simposium UUPA di Universitas Lambung Mangkurat. Nah, ingin tahu berapa kali jumlah kebakaran yang terjadi selama 10 buian terakhir ini di Banjarmasin? "36 kali atau 78 kali terhitung dari Januari 1976," sahut seorang anggota Baisan Pemadam Kebakaran Kodya Banjarmasin kepada TEMPO. Dan ini, 'barangkali pemecah rekor kebakaran tertinggi di Indonesia yang terjadi di ibukota Propinsi," kata anggota BPK tadi menduga. Khusus Di Sungai Dan memang, rata-rata saban bulan terjadi 3 kali kebakaran lebih. Kalau mau mencari biang keladinya, mudah saja menuding sumber api dari rumah orang yang lalai. Tapi apakah dengan begitu permasalahannya jadi beres? "Tidak," sahut seorang anggota DPRD yang baru beberapa bulan dilantik. Menurut wakil rakyat yang tidak mau disebut namanya ini, masalah tatakota perlu ditinjau dari berbagai sudut. "Lihatlah pembangunan perumahan penduduk di kota ini semberaut," ujarnya. Lalu anggota DPRD ini menuding aparat kotamadya yang menurut dia begitu mudah memberi izin bangunan tanpa mau peduli terhadap kemungkinan bahaya kebakaran. Tak cuma soal tata-kota, ihwal sarana pemadam kebakaran pun tak luput dari sorotan. Dan ini diakui oleh seorang pejabat di balaikota yang mengatakan bahwa sarana itu memang kurang. "Kota api" ini cuma mempunyai 4 unit mobil pemadam kebakaran yang dua buah di antaranya sudah terbatuk-batuk alias tak berfungsi. Kebutuhan minimal, kata pejabat tadi, Banjarmasin setidaknya harus memiliki 8 unit ditambah minimal satu unit khusus di sungai. Perkara yang di sungai ini dinilai amat penting (dulu ada, tapi entah di mana sekarang pemadam kebakaran yang curna klotok itu!) sebab perumahan dan juga pertokoan banyak yang berjuntai di bibir sungai Martapura. Itulah kehendak. Tapi apabila sudah sampai pada ihwal pembelian semua menjadi termangu. "Duit atau anggarannya untuk membeli mobil atau kapal pemadam itu yang tidak ada." Oo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus