Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Maudy Ayunda Bicara Privilege dan Pengalaman Kuliah di Stanford University

Maudy Ayunda menganggap privilege membuat orang memiliki pilihan, mau memaksimalkan potensi atau santai menikmatinya.

14 Agustus 2021 | 21.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Selebriti cantik Maudy Ayunda telah menyelesaikan kuliah S2 di Stanford University pada bulan Juni 2021. Pemeran dalam film Perahu Kertas meraih dua gelar magister sekaligus, yakni Master of Business Administration (MBA) dan pendidikan Master of Arts (MA). Instagram/@maudyayunda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Maudy Ayunda baru menamatkan studi pascasarjananya di salah satu universitas paling bergengsi di dunia, Stanford University, Amerika Serikat. Dia mengambil Joint Degree Programme yang memberinya dua gelar sekaligus, di bidang administrasi bisnis dan pendidikan. 

Kesuksesan Maudy memberi inspirasi bagi banyak orang. Banyak warganet yang penasaran alasan perempuan berusia 26 tahun itu tetap mengutamakan pendidikan, padahal dia sudah sukses dengan kariernya sebagai penyanyi, model, dan aktris. 

Tapi di sisi lain, banyak juga yang mengatakan bahwa dia memiliki privilege atau hak istimewa untuk bersekolah tinggi karena dari keluarga mampu. 

Bintang film Habibie dan Ainun 3 itu mengakui bahwa dia memiliki privilese. “Aku ngerasa mau itu tempat situasi dimana aku lahir, resources yang aku dapatkan, memiliki orang tua yang suportif akademis aja, itu privilege,” kata dia menjawab pertanyaan warganet di video dengan judul “Maudy Ayunda Ngobrolin PRIVILEGE! (Q&A Part 2)” yang di unggah melalui akun YouTube-nya Kamis, 12 Agustus 2021.

Tapi privilese saja tak cukup. Bagi dia, privilese itu membuat seseorang memiliki pilihan, mau melakukan sesuatu dengan hak istimewa itu untuk memaksimalkan potensinya atau tidak melakukan apa pun dan santai-santai saja. "Dan aku mudah-mudahan sih memilih jalur yang pertama,” kata alumnus program sarjana Universitas Oxford, Inggris, itu. 

Ketika memilih berkuliah lagi di Amerika Serikat dua tahun lalu, Maudy sedang berada di puncak karier. Dia juga merasa apa yang dia lakukan saat itu sangat baik. Namun, di dalam hati dia merasa ada yang kurang tentang sesuatu yang ingin dia lakukan dalam hidupnya. 

"Aku ingin tumbuh lebih lagi, itu yang aku butuhkan saat itu," kata dia. 

Maudy juga menceritakan bagaimana dia melewati masa perkuliahan di tengah pandemi. Dari kehidupan kampus yang ramai dan seru, tiba-tiba seperti mati begitu saja. Banyak mahasiswa pulang kampung, tapi mahasiswa internasional memilih tidak pulang ke negara masing-masing karena aturan perjalanan yang masih belum jelas. Itu masa-masa yang amat membingungkan. Kontras sekali dengan bulan-bulan pertama dia masuk sekolah di sini. Di sisi lain, dia juga bisa dekat dengan teman-temannya karena menghadapi tantangan yang sama. 

"Jadi meskipun sangat mengecewakan dan sangat menyedihkan secara personal, aku tetap merasa bahwa ini salah satu kesempatan make the best out of the worst. Walaupun dengan pandemi pun it definetely is, i think, the best two years of my life so far," kata dia. 

Di luar ilmu akademik yang dia dapat selama berkuliah, Maudy mengatakan ada hal lebih penting yang dia peroleh selama menjalani pendidikan MBA. 

"Itu benar-bener memberikan kepercayaan diri untuk melakukan apa yang kamu inginkan untuk kewirausahaan dan mengambil risiko. Dan aku sangat membutuhkan dorongan itu pada saat itu," kata Maudy Ayunda. 

Baca juga: Maudy Ayunda Bagi 4 Pelajaran Hidup yang Diperoleh Usai Lulus S2 Stanford

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


SITI HAJAR SUWARDI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus